Chereads / Cinta Itu Candu / Chapter 9 - Itu Adalah Dia

Chapter 9 - Itu Adalah Dia

"Ehmm… Dia…" Tuan Tang berkeringat dan wajahnya memerah karena malu. Apakah aku harus mengakui bahwa gadis gila itu adalah putrinya? Kalau aku mengakuinya, Gu Zijun akan mengetahui keluarga Tang seperti apa. Atau aku mengakuinya saja, kemudian tinggal meminta maaf padanya? Batinnya kebingungan. Tubuhnya sedikit gemetar dan terdiam cukup lama tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia merasa bahwa Gu Zijun sudah pasti bisa menebak. 

Dengan melihat ekspresi malu Tuan Tang, melihat kemarahan Tang Linyan dan melihat tubuh Zou Xiaomi yang kekurangan gizi, Gu Zijun memang sudah bisa mengira-ngira apa yang terjadi. Sebenarnya memang tidak jarang ada orang kaya baru yang di keluarganya memiliki anak tidak sah, pikirnya. Putri tidak sah keluarga Tang hadir di waktu yang tepat, dia menganggap kehadiran gadis itu sebagai pertolongan baginya. Jika gadis tidak datang saat itu, dia pasti harus meminta maaf kepada ayahnya karena saat itu dia sudah akan mengeluarkan emosi di depan Tuan Tang dan Tang Linyan.

Jadi, roh jahat di dalam tubuh Gu Zijun tersenyum lebar. Kemudian dengan tiba-tiba, dia menarik Zou Xiaomi ke pahanya, lalu berkata sambil tersenyum genit, "Karena dia adalah putri Tuan Tang juga, saya menginginkannya. Bukannya saya tidak tertarik kepada Nona Tang, tapi sungguh, saya telah memiliki hubungan dengan gadis ini sebelumnya, jadi aku tidak bisa jika tidak bertanggung jawab padanya."

Tuan Tang dan Tang Linyan terdiam, lebih tepatnya, keduanya membatu. Gu Zijun berbicara dengan jelas dan keras sampai-sampai kepala mereka serasa meledak, seolah ada petir yang baru saja menyambar. Keduanya begitu tertegun mendengar perkataannya, mereka juga sangat bingung dan tidak mampu untuk berpikir apa-apa lagi.

Tentu saja bukan hanya Tuan Tang dan Tang Linyan yang merasa tertegun, Zou Xiaomi juga sama terkejutnya. Dia cepat-cepat menoleh dan menatap Gu Zijun dengan tatapan serius, kemudian menyipitkan matanya dan berpikir sejenak. Dia tersadar akan suatu hal, pria yang bersuara barusan, terlihat tidak asing di matanya. Ternyata, dia adalah orang yang tidur dengannya waktu itu.

Gu Zijun baru saja mengatakan jika dirinya akan bertanggung jawab, Zou Xiaomi pun berniat membicarakan kejadian hari itu lagi. "Hei, hari itu kamu sudah bilang bahwa aku tidak perlu bertanggung jawab. Kenapa kamu…" Katanya sambil menunjuk-nunjuk wajahnya. Dia menatapnya dengan penuh kemarahan.

Gu Zijun terkekeh lagi, tapi senyumnya begitu indah sehingga dia hampir membutakan Zou Xiaomi. "Aku tidak mengatakan apa pun yang menunjukkan bahwa kamu tidak perlu bertanggung jawab, aku hanya mengatakan aku memaafkan kamu. Tapi kalau soal bertanggung jawab, kamu tetap harus bertanggung jawab," katanya yang masih terdengar mengejutkan bagi Tuan Tang, Tang Linyan dan Zou Xiaomi.

Tiba-tiba…

Gu Zijun memalingkan wajahnya dan sengaja membuat bibirnya menyentuh bibir Zou Xiaomi.

Tuan Tang dan Tang Linyan seperti ditimpuk segumpal kotoran dan ditusuk pisau tajam tepat di jantung mereka secara bersamaan ketika melihat adegan itu. Melihat Gu Zijun melangkah mereka tiba-tiba tersadar, namun Tuan Tang masih tertegun, sementara putrinya menangis di dalam pelukannya.

Gu Zijun mengabaikan hal itu seolah-olah mereka adalah sepasang ayah dan anak perempuan yang saling melepas kesedihan, dia pun kemudian menarik Zou Xiaomi keluar.

Sebenarnya Zou Xiaomi tidak ingin pergi dengan Gu Zijun, namun dia tidak bisa menarik dirinya dari tubuh besarnya. Pria itu terus menariknya seolah-olah dia adalah ayam peliharaannya, bahkan dia belum sempat mengembalikan pakaian pelayan yang disewanya, kalau begini sudah bisa dipastikan deposit sebesar 300 yuan tidak akan kembali.

"Kamu… Lepaskan aku! Aku belum selesai," Zou Xiaomi akhirnya mengambil napas untuk menyingkirkan tangan Gu Zijun. Dia akhirnya terlepas dari cengkeramannya, tapi bukan karena dia cukup kuat untuk melepaskan diri, tetapi putra ketiga keluarga Gu itu memang tidak ingin menariknya lagi. Dia merasa sudah berjalan jauh dari hotel dan tidak perlu berjalan jauh lagi.

Setelah mendengar kata-kata Zou Xiaomi, Gu Zijun berdiri tegak dan menatapnya dengan kedua tangan yang diletakkan di pinggangnya sambil tersenyum. "Apalagi yang ingin kamu katakan kepada mereka? Bukankah sudah cukup membuat mereka pucat karena terkejut?" Katanya.