"Arghh… Kurang ajar kamu Zou Xiaomi!" Teriak Tang Linyan.
Setelah Zou Xiaomi menampar wajah Tang Linyan dan lari terbirit-birit, dia dapat mendengar jeritan kakak tirinya menggemuruh di seluruh lorong asrama. Meskipun demikian, dia tidak merasa takut, melainkan merasa puas karena dapat membalas perbuatan kakak tirinya. Hanya saja… ada rasa sesak di dalam dadanya yang tidak dapat diungkapkan. Rasa sesak yang dirasakannya bukan karena berlari kencang, tapi berhasil membuatnya meneteskan air mata.
"Xiaomi?" Saat Zou Xiaomi tertatih-tatih berjalan keluar sekolah, tiba-tiba seseorang dari seberang jalan memanggil namanya. Mendengar seseorang memanggilnya namanya, dia bergidik, bahkan dadanya terasa perih seolah panah tajam baru saja menghujam jantungnya. Namun, dia tetap mencoba bersikap biasa dan memberikan senyuman ke arah orang tersebut.
"Oh, kamu rupanya Changping. Kebetulan sekali, apakah kamu datang mencari Nona Tang?"
Tang Linyan memang tidak pernah mengijinkan Zou Xiaomi memanggilnya dengan sebutan 'kakak' di hadapan siapa saja di luar keluarganya. Bahkan lebih dari itu, meskipun tidak ada orang lain, memanggilnya dengan sebutan 'kakak' juga tidak diperbolehkan, maka dari itu dia selalu memanggilnya 'Nona Tang'.
Mendengar kalimat yang barusan dilontarkan Zou Xiaomi, Lu Changping menatap gadis kecil itu dengan tatapan haru, wajahnya berubah kecut dan memancarkan kesedihan. Dia mengangguk kecil dan sesaat kemudian tersadar, lalu dengan cepat-cepat menggelengkan kepalanya.
Melihat wajah Lu Changping, Zou Xiaomi ikut merasa sedih, entah kenapa, tetapi dirinya seolah-olah dapat merasakan apa pun yang kekasih kakaknya itu rasakan. Lalu, dia teringat kembali perkataan Tang Linyan di asrama tadi bahwa ayahnya telah mengenalkannya dengan laki-laki lain. Jangan-jangan dia benar-benar akan mencampakan Lu Changping, pikirnya yang diselimuti kepanikan.
"Changping…" Zou Xiaomi memanggil lirih nama pria itu. Dia tidak tahu harus berkata apa untuk menghibur Lu Chanping.
Lu Changping mengerti betul makna dari tatapan Zou Xiaomi. Dengan suara tercekat, dia mencoba untuk berkata-kata, "Zou Xiaomi, kamu sudah tahu, kan? Apalagi kamu memiliki hubungan baik dengan Tang Linyan. Dia pasti telah memberitahumu… Xiaomi, aku… aku tidak ingin kehilangan Tang Linyan."
Lu Changping lalu melanjutkan dengan suara yang terdengar lirih, ada kesedihan begitu dalam di balik suaranya, "Aku mencintainya, dan aku tahu dia juga mencintaiku, tetapi ayahnya memintanya bertemu dengan putra ketiga keluarga Gu. Apakah itu karena keluargaku lebih rendah dari pria itu? Xiaomi… aku tidak bisa, aku tidak mau berpisah dengan Tang Linyan!" Tanpa disadarinya, dia mengatakan semua itu dengan air mata mengalir di wajahnya.
Melihat semua itu, hati Zou Xiaomi sungguh tersayat, tapi dia juga mendadak mual ketika mendengar kalimat, 'kamu dan Tang Linyan memiliki hubungan baik'. Dia berani bersumpah, dirinya dan kakak tirinya itu tidak memiliki hubungan baik sama sekali. Kakaknya itu hanya bersikap ramah dan baik terhadapnya di hadapan Lu Changping, agar pria itu berpikir bahwa kakaknya memiliki hati bagai malaikat.
"Changping, jangan seperti ini. Dia telah setuju untuk dipertemukan dengan putra ketiga Gu lewat kencan buta. Ini artinya dia tidak benar-benar mencintaimu. Dia tidak mencintaimu lagi, kamu pun tidak perlu lagi berharap banyak hal darinya. Lupakanlah Tang Linyan!" Ujar Zou Xiaomi perlahan, takut kalau-kalau kalimatnya justru menambah kesedihan di hati Lu Changping.
Mengatakan hal ini padamu juga membuat hatiku hancur. Jangan mencintainya! Jangan mencintainya lagi! Cintailah aku! Aku dapat mencintaimu lebih dari dia! Jerit Zou Xiaomi dalam hati. Sayangnya, Lu Changping tidak dapat mendengar semua itu. Pria itu hanya dapat mendengar gumaman yang samar-samar keluar dari mulutnya.
Lu Changping yang merasa marah tiba-tiba meledak dan berkata-kata "Mengapa kamu melakukan hal ini Zou Xiaomi? Linyan memperlakukanmu seperti seorang sahabat, dia menjagamu dan memperlakukanmu dengan sangat baik. Bagaimana kamu bisa tega mengatakan dia tidak mencintaiku lagi?" Dia mengeluarkan amarahnya tanpa memedulikan orang yang menatapnya dengan aneh, dia lalu mendengus pergi meninggalkan Zou Xiaomi.
Sementara itu, Zou Xiaomi yang masih berdiri sendiri di sana hanya menatap kepergian Lu Changping dan juga mengabaikan gunjingan orang yang lalu lalang karena melihat dirinya yang begitu kumal dengan rambut terurai berantakan dan tertiup angin.
Zou Xiaomi mengenal Lu Changping kurang lebih tiga tahun yang lalu. Saat itu, dia belum bekerja sebagai pengantar barang, namun karena Tang Linyan sering memintanya membelikan makanan untuknya, suatu hari tanpa sengaja dia bertemu dengan Lu Changping di restoran. Pria itu bukan tidak terlalu tampan, tetapi dia begitu anggun dan menawan. Dia melihatnya sebagai pria berhati hangat dan tulus.
Kadang Zou Xiaomi berpikir, kalau saja jika dirinya tidak terlalu memberikan banyak perhatian kepada Lu Changping, Tang Linyan pun tidak akan memilihnya sebagai kekasih karena sesungguhnya kakak tirinya itu sendiri sebenarnya disukai oleh banyak pria yang lebih tampan dan lebih kaya. Namun, pada akhirnya, kakak tirinya tetap memperhatikan pria itu sehingga dia pun terjun ke lingkaran cintanya. Dia tak mampu melepaskan diri dan akibatnya, tidak ada orang lain lagi di matanya selain Tang Linyan.
Sungguh sangat disayangkan, batin Zou Xiaomi sambil menghela napas panjang. Tiba-tiba dia teringat akan judul majalah yang pernah dibacanya dulu, dikatakan di sana, 'Mencintai seseorang artinya membuatnya bahagia'.
Aku mencintai Lu Changping, lalu apakah ini artinya aku harus merusak kencan buta Tang Linyan agar membuat pria itu bahagia? Batinnya lagi.