Rong Yan langsung menarik Luo Anning ke dalam pelukannya seakan ingin melindunginya.
Dia memeluk Luo Anning dan menutupi matanya, menghalangi pandangannya. "Kau tidak boleh menangis. Kau harus menahannya!"
Rong Yan tidak suka melihat wanita yang sedang menangis, terutama Luo Anning. Setiap kali melihat air mata Luo Anning, dia merasa sangat gelisah.
"Siapa yang menangis? Asal bicara saja!" Luo Anning mendengus sambil memiringkan kepalanya.
"Orang yang menjawab pertanyaanku."
"Rong Yan, brengsek!"
"Aku tahu," kata Rong Yan sambil tersenyum tipis.
Tiba-tiba Luo Anning mengangkat kepalanya dari dada Rong Yan. Karena Rong Yan sangat tinggi, Luo Anning harus mundur 3 langkah agar bisa melakukan kontak mata yang jelas dengan Rong Yan.
Luo Anning menunjuk Rong Yan dengan jari telunjuknya yang ramping, lalu ia berteriak dengan keras, "Rong Yan, jangan bangga menjadi orang yang tak tahu malu!"
