Bai Ziyuan terkejut mendengar ucapan Fang Kang kemudian membatin, Anak ini benar-benar senang membahayakan orang lain ya? Kalau mau mati sendirian sih tidak apa-apa! Kenapa malah menarikku ikut dalam bahaya? Dia lalu menyembunyikan dirinya semakin ke bawah dan semakin ke dalam rerumputan, dia tidak ingin Fang Kang menemukannya.
Fang Kang masih berusaha memanggil-manggil Bai Ziyuan, "Ziyuan…! Adik Yuan… dimana kamu?" Namun yang terdengar hanyalah suara angin, tidak ada suara apapun juga selain itu.
Lalu dia mengkerutkan kening, melihat ke sekeliling hutan dan di rerumputan, kemudian bertanya dalam hati, Bukannya Ziyuan sangat penakut, tapi kenapa tidak ada suara sedikitpun darinya? Apa mungkin dia ketakutan sampai pingsan?
Lalu, Fang Kang menoleh ke Ning Mojian sambil berkata, "Nona tunggu sebentar ya, saya mau pergi sebentar, kemudian akan segera kembali" Setelah itu, Fang dia mulai mencari Bai Ziyuan di sekitar rerumputan yang lain.
Bai Ziyuan melihat Fang Kang pergi ke arah lain, kekhawatirannya untuk sementara menghilang. Dengan kedua tangannya, dia membelah semak-semak dan menatap tajam ke arah wanita hantu yang ada di depannya itu. Selama wanita hantu itu tidak menyakiti Fang Kang, sepertinya tidak masalah, katanya dalam hati.
Ning Mojian mencari sebuah batu yang besar untuk bisa di duduki, lalu dengan kedua tangannya membersihkan lumpur yang melekat di tubuhnya. Waktu sudah berjalan cukup lama, namun pangeran itu tampaknya tidak kembali. Ning Mojian terlihat mengerutkan keningnya, awalnya dia khawatir kalau pangeran itu adalah orang jahat, tapi sekarang dia khawatir kalau pangeran itu tersesat.
Lalu, Ning Mojian berdiri dan menatap ke arah Fang Kang tadi pergi, dilihatnya di dalam hutan ada sebuah cahaya hijau yang aneh. Jam segini mana mungkin ada orang di sini? Kalaupun ada, dia juga tidak akan mungkin memancarkan cahaya berwarna hijau? tanyanya dalam hati.
"Pangeran, apakah itu kamu?" Ning Mojian berkata dengan suara pelan. Lalu melangkah ke depan, mencari-cari sosok bayangan Fang Kang. Malam semakin larut, namun tidak ada seorangpun yang menjawab panggilannya, terkadang hanya terdengar suara gagak dari dalam hutan.
Ning Mojian semakin tegang, pada dasarnya dia tidak ingin peduli dan ikut campur dengan masalah itu, sebenarnya dia berencana menunggu sampai pagi kemudian pergi dari tempat berhantu ini. Namun, tidak tahu kenapa cahaya hijau itu membuatnya penasaran, seperti ada sesuatu yang memanggilnya. Tanpa berpikir panjang, dia mengangkat roknya, kemudian pergi menuju ke arah cahaya hijau itu.
Bai Ziyuan melihat hantu wanita itu pergi menuju ke arah perginya Fang Kang, dia pun tanpa sadar semakin erat meremas rumput yang ada di sekitarnya. Hatinya sedikit bimbang lalu dia membatin, Apakah aku harus pergi untuk menyelamatkan Saudara Kang?
Dia lalu menundukkan kepalanya, melihat jimat yang dia percayai telah menjaga keselamatannya selama ini. Terlihat kilau matanya tiba-tiba bercahaya, lalu dalam hatinya berkata, Jimat ini dari ibuku, untuk bisa mendapatkannya saja, beliau harus pergi jauh-jauh ke klenteng yang ada di atas gunung. Jimat ini, pasti dapat membuat hantu wanita itu musnah bagai debu. Setelah memikirkan itu, dia memutuskan untuk pergi, dan diam-diam mengikuti Ning Mojian dari belakang.
Ning Mojian terus berjalan menuju ke arah cahaya hijau itu berada. Semakin lama berjalan, akhirnya dia melihat ada dua sosok bayangan yang terlihat dari arah cahaya hijau itu. Satunya seperti sosok pangeran yang tadi dan yang satu lainnya, tubuhnya terlihat agak pendek, mirip seperti seorang wanita. Posisi dua orang itu saat ini sedang membelakanginya.
Bila dilihat dari gerakannya, mereka berdua seperti sedang melakukan hubungan intim. Tiba-tiba, Ning Mojian teringat dengan mimpi yang barusan dia alami. Wajahnya tiba-tiba terlihat memerah.
Sebenarnya, Ning Mojian ingin mengalihkan pandangannya, lalu pergi meninggalkan kedua orang itu. Namun, dia merasa ada yang salah dengan apa yang dilihatnya saat ini. Pangeran itu terlihat sedang berbaring di tanah, dan dia tidak bergerak sama sekali, seperti orang yang sudah meninggal. Tapi, cahaya hijau itu semakin lama semakin terang berkedip-kedip tanpa henti, Ning Mojian merasa bahwa ini bukan pertanda yang baik.
"Pangeran?" Ning Mojian mencoba memanggilnya, lalu karena mendengar suara Ning Mojian, wanita yang membelakanginya itu seketika menghentikan gerakannya.
Namun, jika kedua orang itu memang sedang melakukan hubungan intim, kemudian tiba-tiba dilihat orang, pasti wanita itu akan kebingungan dan laki-lakinya pasti akan marah. Tapi, reaksi keduanya terlihat sangat aneh. Laki-laki itu masih terlihat tidak bergerak, namun wanitanya tiba-tiba berdiri.
Seketika itu, Ning Mojian dapat melihat dengan jelas bahwa wanita itu juga sedang memakai pakaian pernikahan sama seperti dirinya. Namun bedanya, pakaian pernikahan yang dipakainya sedikit compang-camping.
"Kamu beraninya mengganggu kesenanganku!" suara wanita itu terdengar sangat dingin. Setelah itu, angin gelap berhembus meniup dedaunan seperti tornado yang mengarah ke Ning Mojian seakan bersiap untuk menggulungnya...