Chereads / Malam Hantu / Chapter 3 - Keluar Dari Kuburan

Chapter 3 - Keluar Dari Kuburan

"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan, lepaskan aku!" Ning Mojian dengan sekuat tenaga menahan rasa takutnya dan memohon, "Tolonglah lepaskan aku, aku mohon kepadamu…" Akan tetapi, orang itu tidak ada niat sedikitpun untuk melepaskan Ning Mojian.

Ketika Ning Mojian berusaha menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba bibir yang tipis dan dingin milik orang itu menempel tepat di bibirnya yang hangat. Orang itu seakan tidak peduli bagaimanapun Ning Mojian melawan untuk bisa lepas darinya, tapi tetap saja orang itu tidak melepaskannya, ciuman itu malah semakin panas dan membara.

Cahaya bulan dari balik awan mendung itu, sinarnya semakin lama semakin terlihat. Pandangan Ning Mojian yang tadinya sedikit buram, semakin lama dapat melihat wajah yang sebenarnya dari laki-laki itu. Namun, belum sempat melihatnya dengan jelas, tiba-tiba kedua tangan dingin laki-laki itu menutup matanya. 

Saat itu juga Ning Mojian seakan sedang merasakan hawa seorang raja dunia yang berkuasa. Mata merahnya yang seperti siluman dan iblis membuat bulu kuduk Ning Mojian berdiri, namun hal itu juga yang membuat orang lain semakin penasaran.

Malam semakin lama semakin gelap, di luar rumah angin terdengar berhembus kencang dan semakin liar menggoyang-goyangkan ranting-ranting pohon. Ranting-ranting yang sudah kering satu persatu beterbangan mengikuti arah angin dan mengetuk-ngetuk jendela. Suasana yang aneh itu akan membuat orang ketakutan.

Cahaya bulan yang dingin menembus jendela dan masuk menyinari ruangan, menyinari kedua tubuh yang saat ini sedang saling tindih-menindih. Ning Mojian hanya tahu, kalau tubuh orang itu sangat dingin. Suhu tubuh yang dingin itu bagaikan bukan manusia, walaupun sudah sampai puncak kehangatan dari laki-laki itu, tapi Ning Mojian tidak merasakan sedikitpun napas manusia ada padanya.

Ketika Ning Mojian terbangun, laki-laki itu sudah pergi. Saat dia mencoba menggerakan tubuhnya, rasanya sangat sakit dan membuatnya lemah. Ning Mojian benar-benar tidak memiliki tenaga sedikitpun, seperti habis tertabrak mobil. Dia sudah berbaring cukup lama, menunggu tubuhnya beradaptasi dengan rasa sakit itu agar bisa bangkit. Namun, ketika Ning Mojian akan duduk, tiba-tiba kepalanya membentur benda yang sangat keras, itu semua terasa menyakitkan.

Ning Mojian mengulurkan tangannya untuk menyentuh benda keras itu, ternyata sebuah kayu. Kemudian, dia mencoba menyentuh ke setiap sudut tempat itu, yang sepertinya ini adalah sebuah kotak. Kemudian, dia langsung terkejut dan membatin, Apakah dari tadi aku tidur di dalam peti mati? Kejadian yang barusan, apakah semuanya hanya sebuah mimpi?

Ning Mojian mengerutkan dahinya dan berpikir tidak peduli bagaimana caranya, dia harus bisa keluar dulu dari sini. Kedua tangannya mendorong tutup peti mati itu agar terbuka, namun sampai bagaimanapun Ning Mojian berusaha mendorongnya, tutup peti mati itu tidak bergerak sedikitpun, seperti ada sesuatu di atas yang menahannya.

Dengan sekuat tenaga Ning Mojian memukul-mukul peti mati itu, sambil berteriak meminta pertolongan. Namun, dengan situasi seperti ini, siapa juga yang bisa mendengarnya di sini? Seandainya saja ada orang yang mendengarpun, siapa juga yang berani menyelamatkan orang yang ada di dalam peti mati?

Ning Mojian sudah mulai kekurangan udara, terperangkap di tempat yang tertutup rapat bisa membuatnya terbunuh. Kemudian, dia membatin mengingat kekejaman ayahnya, Ning Pengfei benar-benar sangat kejam, mengancamku dan memaksaku melakukan pernikahan hantu, aku takut keadaan ibu semakin memburuk. Apakah dendam ini seumur hidup tidak bisa dibalas? 

Kedua mata Ning Mojian terlihat putus asa semakin lama emosinya semakin memuncak dan membara. Dia tidak boleh kalah dengan cara seperti ini, walaupun sampai tenaga terakhir tubuhnya, dia tetap harus bisa pergi dari sini. Meskipun harus berubah menjadi hantu sekalipun, dia juga tetap harus bisa keluar dari tempat ini.

Kedua tangan kecilnya sekali lagi berusaha mendorong tutup peti mati itu, awalnya Ning Mojian mengira hasilnya akan sama seperti sebelumnya. Lalu, setelah mendengar suara 'beng', tiba-tiba tutup peti mati itu bergeser setengah. Terlihat, langit malam terpampang bulan yang baru, belum sempat Ning Mojian bergerak tiba-tiba tanah yang ada di sekitarnya mulai berjatuhan mengubur tubuhnya.

"Ayo kita gunakan jalan lain untuk pulang! Dengar-dengar di dalam hutan ini ada hantunya lho!" kata pemuda berbaju biru muda lengan panjang itu, dengan suara yang kecil dan berat kemudian melanjutkan perkataannya, "Ada juga yang bilang, kalau sudah ada orang yang pernah melihat hantu itu."

"Jangan takut begitu... jalan yang ini tuh lebih cepat, kalau kamu tidak mau datang terlambat dan dimarahi oleh ayah, paling cepat ya lewat sini!" kata pemuda berbaju biru kehijauan menyipitkan matanya, kemudian melanjutkan, "Kamu pilih sajalah, mau lewat jalan yang biasanya atau lewat jalan pintas?" 

Pemuda berbaju biru muda lengan panjang dengan tatapan kesal berkata dalam hati, Orang ini kalau waktu yang seperti ini saja, langsung menggunakan alasan ayah untuk menakut-nakutiku. Dibandingkan menghadapi kemarahan ayah, lebih baik aku bertemu saja dengan hantu sajalah... 

"Iya iya iya, aku dengerin kamu lah!" kata pemuda berbaju biru muda lengan panjang.

Pemuda berbaju biru kehijauan tersenyum penuh makna di sudut bibirnya, kemudian ia berkata. "Ini kamu loh ya, yang memilih jalannya. Setelah ini jangan ketakutan sampai nangis loh!"

"Aku... Aku tidak mungkin ketakutan sampai menangis!" Pemuda berbaju biru muda lengan panjang mengambil napas dalam-dalam. Demi membuktikan bahwa nyalinya tidak kecil, dia memberanikan masuk terlebih dahulu ke dalam hutan. Padahal dalam hati dia merasa sangat sangat takut....