Pada saat yang sama, di halaman yang sangat indah di kediaman Cheng Zhu, berjalanlah seorang gadis berbaju merah cerah yang membawa piring kayu di tangannya. Piring itu terbuat dari kayu mahoni. Tepat di piring itu terdapat makanan yang ditutup dengan tutup zamrud.
Halaman Chen Yin adalah halaman yang baru saja diperbaiki oleh Liuli Fu, dia memperbaiki halaman itu untuk dijadikan tempat menghabiskan waktu di hari tuanya. Bangunan itu tampak elegan, tepat di dalamnya terdapat pepohonan, bebatuan, jembatan kecil yang di sampingnya penuh dengan bunga, dan semuanya tampak sangat lengkap. Halaman itu adalah halaman terindah, terelegan, dan terbagus yang ada di kediaman Cheng Zhu.
Itulah alasan mengapa Liuli Tian memberikan halaman itu untuk tamu spesial yaitu Raja Huayou, pangeran kedelapan, serta pengawal-pengawal dari Raja Huayou.
Liuli Pingping yang berbaju merah cerah itu masuk dan menginjakkan kakinya di halaman tersebut. Seketika dia melihat ke kanan dan ke kiri, pandangannya tertuju pada dua bangunan kamar yang ada di halaman tersebut. Kamar di sisi kanan dan kiri pasti kamar para pengawal, sedangkan Raja Huayou dan pangeran kedelapan pasti berada di kamar tengah yang cukup besar itu, batinnya.
Dalam pikiran Liuli Pingping, pelayan sempat memberikan informasi bahwa di bagian kanan adalah tempat tinggal Raja Huayou, dan di sebelah kiri adalah tempat tinggal pangeran kedelapan. Seketika dia menyaring suara di tenggorokannya, lalu merapikan baju merah cerahnya, kemudian dia mulai berjalan seperti kucing kecil ke arah kamar di bagian kanan.
Ckleeekk…
Liuli Pingping membuka pintu kamar dengan pelannya, matanya melihat ranjang yang cukup berantakan. Selain itu, dia juga melihat ada pria yang memendamkan diri di dalam selimut tepat di atas ranjang, satu pahanya keluar dari selimut, dan satu pahanya dijepit di selimut. Seketika terangkatlah sudut bibirnya.
Uhhhh…
Liuli Pingping tidak menyangka bahwa posisi tidur Raja Huayou sangat berkarakter. Lalu dia berjalan lebih dekat lagi untuk melihatnya. Dalam batinnya dia berkata, Uh.. heem… Heh? Kaki Raja Huayou kenapa sedikit... uh… sangat berisi ya? Padahal aku pernah melihat Raja Huayou adalah sosok pemuda tampan, kurus dan tinggi. Um... Jangan-jangan?
"Paha ayam jangan kabur! Aku memerintahkanmu tidak boleh kabur! Kalau kamu kabur sekali lagi, aku akan menyuruh pengawal untuk memenggal kepalamu!" teriak Xuanyuan Poxi.
"..." Liuli Pingping merasa kebingungan. Ketika sadar bahwa dirinya masuk ke kamar yang salah, pria yang ada di atas ranjang tiba-tiba berteriak mengigau tentang makanan. Tampak dia melirik kesal dan tak bisa berkata-kata.
Ternyata Liuli Pingping memang benar-benar salah masuk kamar, sepertinya yang ada di atas ranjang adalah pangeran kedelapan. Tampaknya dia terkesan dengan pangeran kedelapan karena sampai tidur pun pangeran kedelapan masih bermimpi tentang makanan.
Xuanyuan Poxi yang ada di atas ranjang seketika menggerak-gerakan hidungnya, dia merasa di dalam kamarnya selain ada aroma yang sangat menyengat hidungnya juga ada aroma sup tulang babi yang harum. Meskipun sedikit berisik dan membuatnya memukul selimutnya, dia lalu berdiri dan melihat punggung belakang orang berbaju merah cerah.
"Siapa?" tanya Xuanyuan Poxi.
Liuli Pingping yang awalnya mau beranjak pergi dari kamar itu, tiba-tiba dipanggil oleh Xuanyuan Poxi. Seketika dia merasa panik, batinnya berkata, Bagaimana ini! bagaimana ini! Dengan segera dia membalikkan tubuhnya sambil berkata, "Hehehe, pagi pangeran kedelapan."
Xuanyuan Poxi memperhatikan Liuli Pingping, lalu pandangannya tertuju pada piring yang tertutup dengan tutup zamrud yang berada di tangan Liuli Pingping, "Apa yang ada di dalam piring yang kamu pegang itu?" tanyanya.
"..." Liuli Pingping mengerutkan keningnya, dengan ragu dia berkata, "Sup tulang babi Hong Zao."
Xuanyuan Poxi sepertinya tampak mabuk. Liuli Pingping mengira kalimat pertama yang akan ditanyakan pangeran kedelapan adalah 'Siapa dia?' Tapi, ternyata tidak. Apakah Xuanyuan Poxi tidak tergoda dan tertarik sedikitpun dengan kecantikanku? Padahal aku telah menghabiskan waktu dua jam untuk merias diri, batin Liuli Pingping.
"Sajikan sini!" perintah Xuanyuan Poxi sambil menggerakkan kakinya, lalu dia menggertakkan kaki gendutnya saat mendengar ada makanan yang enak. Tampak matanya langsung berbinar-binar.
"...." Pikiran Liuli Pingping tidak karuan, dia mengerutkan bibirnya, hal itu menandakan bahwa dirinya merasa kesal. Ini adalah sup tulang babi yang aku masak dalam waktu dua jam. Sup itu khusus aku masak untuk Xuanyuan Pofan, namun malah dimakan oleh Xuanyuan Poxi. Huwaaahh, batinnya. Walaupun hati Liuli Pingping sangat kesal dan akan berasap, tapi tetap pada akhirnya dia menyajikan sup itu ke pangeran delapan yang ada di atas ranjang.
"Cepat! berbelit-belit apa, sih?" tanya raja kecil ini sambil berbicara dengan sangat kesalnya.
"..." pikiran Liuli Pingping tidak karuan. "Hehe, baiklah." tuturnya dengan hati yang terpaksa menyajikan sup tulang babi itu kepada pangeran kedelapan yang ada di atas ranjang. "Pangeran kedelapan, silahkan menikmati makanan ini." tambahnya.