Qin Gu merasa sangat terluka dengan perkataan itu.
"Ma, mama pernah melihat laki-laki brengsek setampan aku?"
"Pernah."
"Siapa?"
"Kamu."
"... Ma, mama dulu saat memungutku pasti mama yang memungutku secara langsung kan?"
"Hm, benar, saat itu mama keluar rumah untuk membuang sampah lalu mama memungutmu pulang."
"..."
Qin Gu memegang matanya yang memar dan menghela napas, 'Hm… mamaku benar… aku benar-benar ditindas mereka berdua.'
...
Keesokan harinya di meja makan.
Qin Gu datang, bahkan dia datang pagi-pagi sekali.
Setelah 1 malam berlalu matanya sudah membaik tapi masih tetap dapat terlihat memarnya.
Tang Siyi yang menangis sepanjang malam itu matanya merah. Saat ia melihat Qin Gu, ia membelalakkan matanya dan terkejut.
Qin Gu berdeham lalu dia mengusap matanya dan tersenyum sangat santai, "Tidak apa-apa, kemarin malam aku tidak sengaja jatuh saat jalan."
"... Oh."