Perempuan itu menundukkan kepalanya. Ia menyentuh rambut panjangnya lalu tersenyum pahit, "Walaupun aku memaksakannya, itu juga tidak akan menjadi milikku. Ada hal yang memang seharusnya aku terima."
"Terima?"
Laki-laki itu tertawa. Ia berjalan ke arah perempuan itu lalu menyentuh kepala perempuan itu dengan 1 tangannya dan mengusapnya dengan lembut kemudian berkata, "Tapi, dia yang salah, kan? Qin Muchen tidak mengetahui apapun. Menurutmu jika dia mengetahuinya, apa reaksinya? Akui saja, kamu juga memiliki keegoisan."
Perempuan itu mengepalkan tangannya karena perkataan itu membuatnya menjadi emosional, 'Memang aku memilikinya, tapi lalu kenapa?'
"Semua perempuan iri kepadanya karena Qin Muchen sangat mencintainya."
Perempuan itu itu dengan pahit kemudian berkata, "Walaupun aku bisa merebutnya lalu apa? Di hatinya selamanya juga tidak akan pernah ada tempat untukku."