Huo Shen memeluk An Xiaowan dengan lengan lebarnya, pelukannya terasa begitu hangat, nyaman dan aman.
Hal itu membuat An Xiaowan terdiam, dan melupakan kalimat yang akan ia ucapkan.
Sepertinya ini baru pertama kalinya mereka berdua saling berhadapan dan berpelukan dengan hangat.
Huo Shen meletakkan dagunya di atas kepala An Xiaowan dan berkata dengan suara beratnya, "Marah lah jika memang marah. Jangan tersenyum jika tidak ingin tersenyum." Huo Shen kemudian mengerutkan bibirnya, lalu kembali berkata, "Tidak enak dilihat."
Perempuan yang ada di pelukannya tampak begitu tenang, tidak memberontak dan juga tidak mengatakan sepatah katapun.
An Xiaowan menggigit bibir bawahnya, tatapan matanya terlihat menyiratkan perasaan gelisah.
Sejak kejadian yang terjadi di rumahnya waktu itu, tidak ada lagi orang yang berbicara seperti itu padanya. Setiap orang selalu mengkritiknya, menilainya, atau bahkan memanfaatkannya.