An Xiaowan tampak tercengang dengan mulut yang sedikit terbuka.
Bagaimana bisa ia memukul mantan kekasih gelapnya sendiri? Ia bahkan menyebutnya dengan sebutan lelaki arogan.
Huo Shen kemudian melihat ke arah perempuan yang sedang duduk terbengong tersebut. Lalu ia mengerutkan dahinya, dan meletakkan koran yang ada di tangannya. Setelah itu ia berkata dengan nada dingin, "Kenapa tidak cepat dimakan?"
"Makan! Iya, akan aku makan."
An Xiaowan akhirnya kembali sadar, ia mengaitkan bibirnya kemudian tersenyum. Lalu ia mengambil cakwe dan mulai memakannya.
Tapi sebenarnya ia masih merasa sedikit gugup.
Bagaimana bisa tidak ada reaksi sama sekali dari Huo Shen? Apakah lelaki itu menunggunya kenyang dulu baru membuat perhitungan?
An Xiaowan mengernyitkan dahinya, atau mungkin lebih baik kalau ia pura-pura lupa.