Tangan An Xiaowan mengepal erat di sisi tubuhnya. Kedua matanya menyiratkan rasa kebencian.
"Du Yunlan! Ayah masih terbaring di rumah sakit. Kamu sebagai istrinya, malah tidak peduli dengannya. Tapi hari ini, kamu malah ingin menjual rumah yang di bangun dengan tangannya sendiri. Dimana hati nurani mu?"
An Xiaowan sudah tak bisa lagi mengendalikan suasana hatinya.
Ia sekali lagi merasa bahwa Du Yunlan pasti ikut andil dalam penyebab kecelakaan yang dialami oleh Ayahnya, An Yanmo.
Du Yunlan pasti tidak memiliki perasaan sedikitpun terhadap An Yanmo.
"Xiaowan, dia tidak bisa sadar. Rumah lama ini dijual atau tidak, bagaimana dia bisa tahu?" Ucap Du Yunlan lalu menggelengkan kepala. "Dia terbaring di sana, itu semua karenamu, Xiaowan."
"Itu semua sudah jelas!"
An Xiaowan tiba-tiba merasa tak berdaya.
Kenyataan yang ada di hadapannya ini membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa.