Cia mondar mandir seperti orang gila di kamarnya. Dia sudah hampir seratus kali berpikir keras untuk menghubung Rafel atau tidak. Dia berkali-kali mengetik pesan kemudian dia menghapusnya kembali. Dia bukan takut menemui cowok itu tapi dia tidak yakin mengatakan bahwa dia minta tolong pada ada cowok itu agar bersedia mau menjadi pacar pura-puranya di depan banyak orang.
Dia menarik napas panjang kemudian ia keluarkan secara perlahan, seperti itu dia lakukan sebanyak 3 kali. Setelah itu ia membuka ponselnya dan mengetik pesan untuk Rafel. Dia mengetik pesan untuk mengajak Rafel berbicara, ada yang ingin Ia katakan. Berkali-kali bibirnya mengucap doa agar cowok itu membalas pesannya dan mau bertemu dengannya hari ini.
Satu notifikasi dari Rafel membuat dirinya menghembuskan nafas lega. Rafel mengatakan bahwa dia mau bertemu sebentar. Cia menarik secarik kertas dan mencoba belajar sebentar untuk merangkai kata-kata yang akan ia katakan pada Rafel.