Chapter 269 - Mulut Jahil

Sementara Velina tertawa dengan puas sambil mengunyah sepotong sushi di dalam mulutnya, diam-diam Marino justru merasa lega karena ternyata Velina belum mengetahui yang sebenarnya dan tidak memata-matai kehidupan pribadinya.

Sebelumnya, Marino sempat berpikir jika Velina memang telah mengetahui rahasianya, namun bila dilihat dari sikap adiknya saat ini, sepertinya dia memang sedang bercanda saja untuk menggodanya.

Agar adiknya tidak semakin curiga, kali ini lebih baik ia mengalah dan membiarkan Velina mencicipi bekal makan siangnya saja.

"Makan nasi bola begini aku jadi teringat sama ibu, kak!" Ucap Velina, sambil meminum minumannya.

Marino terperangah ketika ia mendengar ucapan yang baru saja dikatakan oleh Velina.

"Kau masih ingat?!" Tanya Marino dengan cukup terkejut.

Velina baru berusia sekitar lima tahun ketika ibu mereka yang tercinta meninggal dunia. Bagaimana mungkin anak sekecil dirinya dapat mengingat hal seperti itu?!!

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS