Keesokan paginya, Marino terbangun dengan kepala yang terasa pusing.
Ia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, lalu ia bangkit, duduk di atas kasurnya yang empuk dengan raut wajah yang masih belum sepenuhnya sadar akan apa yang telah terjadi tadi malam.
Ia merasa, semalam ia tak terlalu mabuk, tapi apa yang membuatnya tertidur sampai kelelahan seperti ini?
Seluruh tubuhnya entah mengapa terasa sakit sekali, ia sama sekali tidak mengerti mengapa pinggangnya terasa encok?
Ah, mungkin ia telah lama tidak berolah raga!
Marino berpikir di dalam hatinya sambil meregangkan tubuhnya dan menolehkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri, kemudian ia meregangkan kedua tangannya, ke arah luar sisi tubuhnya, kemudian ke arah belakang, ke arah depan dan ke atas.