Beberapa hari telah berlalu , dengan Naija yang sudah di kelas baru , ya , Naija dan teman seangkatannya naik kelas. Semua berjalan dengan baik , walau harus pelajaran online yang terkadang menjadi kendala di masing-masing anak. "Hah , bosan juga sih , kayak gini mulu. Kadang kangen juga sih suasana kelas ," timpal Naija dalam hati. Ia bahkan merasa kalau sekarang dia menjadi semakin "no life" alias "nolep" , saking dia menjamur di rumah. Tiba-tiba , hp nya berdering.
"Halo , Hwang Naija Akirani di sini. Minat bisnis jual tanah? Maaf , lagi tidak menerima hal itu ," sapa Naija dengan sedikit jutek. "Hahahaha! Aku tak butuh bantuan kerja sama denganmu ," sahut suara bass tersebut sehingga mengagetkan Naija. "Siapa ini?" Tanya Naija dengan sedikit waspada. "Hmm , oh , maaf , ini , bukan nomor Diavolo?" Tanya seseorang itu dari balik telepon. "Haahh? Siapa itu Diavolo? Aku Naija!" Jawab Naija dengan heran. "Oh , berarti benar. Maaf , salah sambung , dan , maaf telah mengganggumu ," jawab seseorang itu. "Tunggu , siapa namamu? Barangkali aku bisa membantumu mencari nomor ....nomor.....nomornya Diavolo itu ," kata Naija sambil sedikit membenahkan dirinya. "Oh , namaku , Barbatos ," jawab orang itu. "Ah , salam kenal ," balas Naija. "Diavolo , ah , Diavolo sudah berada di dekatku. Terimakasih sudah mau meluangkan waktu untuk berbasa-basi dengan orang asing sepertiku ," ujar Barbatos. "Ah , tidak apa-apa. Ya sudah ya ," kata Naija sambil menutup teleponnya. Ia kemudian melihat nomor Barbatos , dan kemudian menyimpannya , barangkali Barbatos telepon lagi. "Barbatos ya , hmm , aku penasaran orangnya seperti apa , hmm ," gumam Naija dengan rasa penasarannya yang sangat tinggi. "Diavolo juga siapa? Hah?"
Keesokan harinya , saat masih pagi , dimana matahari belum menampakkan dirinya kecuali sinarnya , Naija sedang berolahraga , mengitari kompleks rumahnya. Tentunya , Naija memakai masker. "Hmmmh , olahraga pagi , memang menyerukan. Udaranya masih dingin-dingin gimana gitu , hmm ," gumam Naija. "Apalagi , area ini yang dulu ramai , kini menjadi sangat sepi akibat pandemi. Terimakasih , pandemi ," saat Naija berhenti untuk merenggangkan otot-ototnya , tiba-tiba ia ditabrak seseorang yang juga sedang olahraga jogging dari arah berlawanan. Sontak , mereka berdua pun jatuh. "Duh! Aduuuhhh , siapa sih ...?" Tanya Naija sambil mengeluh kesakitan. "Oops , sorry , miss! I don't see you!" Ujar orang itu. Mereka berdua pun segera bangun. "Lho...waduh....aku , kan , gak bisa bahasa inggris...." Timpal Naija dalam hati. Sontak , muka Naija menjadi pucat karena dia tidak begitu bisa bahasa inggris. "Uhmm , it's okay , can you speak Indonesia?" Tanya Naija dengan hati-hati dan sedikit pasrah. "Oh , I just learned Indonesian ," jawab orang tersebut. "Oh ok ," ujar Naija dengan lega. "Sorry if I hurt you , miss , what's your name?" Tanya orang itu. "Hwang Naija Akirani , or , Hwang Naija Satōri. Akirani in my name is just ...uhm...fake name? Yeah yeah , fake name , for avoid myself from the enemy that kill my parent ," jawab Naija seadanya. Di batinnya , dia sudah berteriak bahwa dia tak bisa bahasa inggris. "I see. Oh , pardon me. My name is Diavolo. Nice to meet you , Miss Satōri ," ujar orang itu dengan ceria. "Wait... Diavolo? Last night I got a call from someone. His name is Barbatos and he's looking for you ," jelas Naija. "Oohh , hahahah! Yeah , because , last night , I got separated from him ," jawab Diavolo dengan ceria. "Can you speak Indonesian?" Tanya Naija lagi. "Uhm , little bit ," jawab Diavolo. "Ok , it's better than can't speak it , because , I can't speak English too much ," jelas Naija lagi. "Ok , uh , bisakah saya , see your face without a mask?" Tanya Diavolo dengan ceria. "Buset , bilingual dadakan.... Ok , I got it ," jawab Naija sambil melepas maskernya. Diavolo pun juga melepas maskernya , dan , mereka saling melihat satu sama lain. "Woow , jadi , muka orang Indonesia like this! So beautiful , hahahaha!!!!" Puji Diavolo dengan menggunakan bahasa campuran sambil tertawa senang. "Uhm , I am descended from Japanese - Indonesian. I don't think if my blood is 100% Indonesian , but , beside it , I love this country , Indonesia ," ujar Naija. "Really?! Cool!!! You have a 50% Japanese , and 50% Indonesian?! Like that?! Wow!!! But , are you love Indonesia more than Japan?" Tanya Diavolo lagi. "No , I love Indonesia and Japanese. Both. My love for this country is 100% like I love myself , same as Japanese. I love the tolerance that is here ," jawab Naija sambil memakai maskernya kembali. "Have you ever visited Japan?" Tanya Diavolo , untuk kesekian kalinya , sambil memakai maskernya.
"My grandmother said , that I and my parents had visited Japan. But I don't remember that time. Maybe because I was a baby in that time ," jawab Naija sambil mencoba sabar. "Where is the place you were born? What date , month , and year were you born?" Tanya Diavolo lagi. "Hmm , why do you ask so many questions for me?" Tanya Naija. "Because , I want to be your friend! Also , I can improve my Indonesian language from you!" Jawab Diavolo senang. "Ok ok , I got it. I was born in Japan on the 12th of Oktana in 211002 ," jawab Naija kembali. "Whoaaahhh!!! Born in Japan! But now you live in Indonesia. That's awesome!" Puji Diavolo lagi. "Can we take a selfie together?" Pinta Diavolo sambil mengeluarkan hp Simsong nya. "Sure ," jawab Naija. Mereka pun foto selfie bersama. "Ok , that's it. Thank you very much , Miss Satōri , for answering my questions , sorry if I waste your time ," ujar Diavolo. "Ok , no problem. Soon , if we meet again , I want you to call my name , Naija , and , call my name.... without call me 'miss' , or , whatever is it ," jelas Naija. "Ok , got it , miss , oops , sorry , I mean , Naija!" Ujar Diavolo. "Ok , goodbye my friend!!! See you!!" Timpal Diavolo sambil lanjut jogging kembali dengan ceria. "Wo , dasar orang itu. Tapi kulihat , dia ramah. Apa sebaiknya aku percaya padanya? Ah , jangan terlalu percaya dulu. Besok kalau sudah dekat , baru percaya saja deh ," gumam Naija dalam hati , sambil melanjutkan jalan paginya.