Saat itu aku tidak merasakan apa apa dari tubuhku, Hanya rasa dingin dan suram di sekitar tubuhku. Perlahan aku merasakan rasa hangat dan ada sedikit bercakan cahaya mulai datang ke hadapanku, mungkin saja itu adalah cahaya yang akan menjemputku.
"seketika flashback kenangan hidup di dunia".
Saat itu juga aku merasa belum ingin mengakhiri semua ini, karena masih banyak hal yang belum ku lakukan. Bahkan aku belum bisa membalaskan kebaikan orang tuaku yang telah membesarkan dan mendidikku dan itupun, aku baru saja ingin melakukan debut SMA....
AKU BELUM INGIN MENGAKHIRI HIDUP INI !
(saat itu terdengar suara yang jauh dan bergema di sekitarku)
"semangat membuatmu bertahan dari coba'an di dunia ini, itu membuktikan begitu kuat tekatmu untuk memulai hidup. Dengan itu kau akan di reingkarnasi ke dunia yang baru dan memulai hidupmu dari awal , berjuanglah untuk kehidupanmu yang baru".
Aku sama sekali kurang mengerti dari semua ucapan itu.
Saat itu, aku mendapatkan tenaga untuk bergerak... Entah kenapa tubuhku terasa lebih kecil dari biasanya, setelah ku berusaha untuk melihat dengan segenap tenaga. Tidak kusangka, aku terlahir kembali sebagai bayi manusia. Aku melihat seorang laki laki dan perempuan memangku tubuhku, dan aku yakin mereka adalah orang tuaku. dari perkataan mereka, entah kenapa aku kurang memahaminya. Tapi dengan ini, aku akan berusaha untuk hidup yang lebih baik lagi di dunia yang baru ini . . .
"5 tahun kemudian" Yah, banyak hal yang baru di dunia yang aku tinggali saat ini, seperti dunia yang aku tempati saat ini bernama Orbion. Ayah dan ibuku memberiku nama Luxh Horosha, ini seperti sebuah kebetulan? Aku tinggal di desa yang damai dan tentram. Pasokan makanan, ladang, kebun dan peternakan sangat melimpah pesat di desa. Dapat memenuhi kebutuhan dan penghasilan dari menjual ke kota, desa ini bernama Reiju Itulah tempatku tinggalku. Setiap harinya, aku selalu bermain dengan temanku... Ceiro dan Renka. Mereka adalah teman baikku, terkadang kami bermain di ladang bersama hewan, tepi sungai untuk memancing dan mendaki bukit untuk menjelajah hutan.
Dunia ini sangat berbeda dari bumi, Hampir semua di sini masih seperti pada zaman pertengahan. tetapi hebatnya, dunia ini memiliki suatu hal yang tidak di miliki oleh bumi, yaitu sihir. Walaupun begitu, aku belum bisa menggeluarkan dan mengendalikan sihir. Itu hanya bisa dilakukan saat umurmu di atas 13 tahun/ mempelajari dan giat berlatih.
Ayah dan ibuku adalah seorang petani dan peternak. Setiap akhir musim, mereka selalu mengirimkan pasokan bahan dari ladang dan ternak untuk di jual. Saat seperti itu, aku akan menginap di rumah Ceiro. Karena mereka mengirimkan pasokan mereka hampir seminggu lamanya ke kota. Aku menginap di rumah Ceiro karena kami keluarga. Ayahku adalah kakak ayah Ceiro, bisa dibilang ayah Ceiro adalah pamanku dan Ceiro adalah sepupuku.
Saat waktu luang, aku sering ikut ayah untuk berburu di hutan seperti unggas, kelinci, rusa, ikan dan banyak lagi. Walaupun di peternakan kami juga ada tapi ini untuk melatih cara berburu saat aku besar.
Ayahku juga pernah mengajarkanku cara untuk berburu dengan pedang, aku sulit untuk mengatur bergerak. Mungkin karena tubuhku masihlah seorang anak anak. Tapi saat berburu, tombak/panahlah yang efektif. Aku cukup mahir dalam hal memanah, ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi.
"5 tahun kemudian" Umurku sekarang sudah 10 tahun. Ini masih dimana hari hari yang menyenangkan bagi kami dan sekarang kami sedang bermain Petak Umpet. Di sekitar rumah Renka disitulah kami bermain. Setelah beberapa jam kami bermain, istirahatlah dulu kami sejenak. Ibu Renka memberikan kami cemilan roti untuk dimakan, bukan diminum. Itu adalah hari hari yang akan kuingat selamanya, sampai saat itu tiba. Teriakan dari beberapa warga di desa, saat aku melihat keluar. Ternyata itu adalah segerombolan Goblin yang menyerang desa kami, sekitar 100 lebih mahluk bewarna hijau pekat itu mencabik dan membunuh apa yang ada di sekitarnya. Itu adalah sebuah kejadian paling buruk dari yang pernah kulihat, saat itu aku bersembunyi di gudang rumah Renka. Tiba tiba saja ada yang mendobrak pintu gudang, langsung saja aku panik ketakutan. Untungnya itu adalah Ceiro dan Renka, bersama kami pergi ke dalam hutan dan bersembunyi ke semak semak. Hampir 1 jam kami bersembunyi di sana, kami kembali ke desa. Tidak bisa dikatakan lagi, itu semua rata dengan tanah serbuan dari Goblin.
Di saat yang bersamaan entah itu adalah keberuntungan atau memang sial, Ceiro di tikam dari belakang oleh Goblin dan mati seketika. kami histeris ketakutan, Begitu juga dengan Renka yang mati tertimpa puing puing atap rumah dan terbelah berserakan tubuhnya. Aku merasa frustasi seakan akan kematianku akan terulang kembali, dengan reflek aku mengambil gagang garpu jerami. Aku tau ini sia sia, tapi aku berusaha meskipun tidak berhasil dari pada tidak melakukan apa apa dan menyerah.
Dari situ, entah kenapa aku merasakan seperti mendapat energi yang sangat kuat luar biasa. Pikiranku seperti terarah hanya pada Goblin, menyerang mereka semua bagaikan angin lewat tanpa bekas. Itu berakhir sangat cepat hingga tubuhku kembali normal, tapi malah tambah melemas dan roboh. Segelintir cahaya datang menghampiruku, aku berfikir mungkin inilah akhir dari hidupku. Telah mengalahkan para Goblin itu, membalaskan dendam Ceiro, Renka dan warga desa Reiju. Akhirnya aku bisa menyusul mereka semua, itulah yang ku pikirkan. Tapi nyatanya tidak, cahaya itu berbicara.
"kau adalah yang terakhir dari semua bintang. Temukanlah saudara saudarimu yang terpisah denganmu, mereka yang memiliki lambang dan layak. Kau harus mengembara mengikuti angin yang akan menentukan haru esokmu, itu semua kau lakukan berawal dari mata angin dan juga akan kuberikan peta".
Apapun suara itu, aku seperti pernah mendengarnya di suatu tempat. Tidak terlalu mengerti apa maksud perkataan itu, Mataku mulai buram dan dadaku mulai panas. Saat itu juga aku pingsan tidak sadarkan diri . . .
Ikuti terus kisah Luxh di:
BC/NINZ
next : VOL 1
CHAPTER 2 mulai