Chereads / PERNAHKAH KAU MENCINTAIKU? / Chapter 37 - DIA DI SINI

Chapter 37 - DIA DI SINI

Rayyan menuju ke Halte tempat Arumi menunggu angkot. Setelah mendapatkan alamat yang dikirimkan oleh Dani. Mobil Rayyan pun akhirnya sampai di halte tempat Arumi biasa menunggu angkot.

"Aduh kalau kayak begini nggak mungkin bisa parkir mobil di daerah sini." Ucap Rayyan saat melihat rambu larangan parkir di dekat halte.

Rayyan mencari cara agar bisa memarkirkan mobilnya, lalu dia akan berjalan kaki menunggu Arumi.

"R2 LEATHER?" Rayyan melihat papan berukuran cukup besar dengan nama yang sangat dia kenal.

"Bukankah itu milik tante Ema dan Ken? mungkin ada baiknya aku kesana buat parkir mobil." Rayyan menjalankan mobilnya kembali. Tak butuh waktu lama untuk sampai di Pabrik pembuatan tas dan sepatu itu. Pabrik yang sangat besar. Terakhir kali Rayyan ke Garut waktu dia masih SMA, dan itu masih di lokasi lama. Lokasi yang baru ini, dia belum pernah ke sini sebelumnya.

Mobil Rayyan memasuki area pabrik dan sekilas dia melihat ada sebuah toko yang terletak di sebelah Pabrik. Rayyan menduga itu pasti adalah showroom tas dan sepatu milik tantenya. Toko yang lumayan besar. Tetapi Rayyan berlalu begitu saja. Sebelum memasuki area pabrik dia bertemu dengan penjaga pabrik.

"Selamat siang pak, Ada perlu apa Pak?" Tanya penjaga pabrik.

"Maaf Pak apa pabrik Ini milik ibu Ema?"

"Iya Pak benar. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin bertemu dengan tante saya Ema. Saya keponakan beliau. Beliau ada di sini? "

"Oh Anda keponakan Bu Ema? Silakan mobilnya diparkir di sebelah sana Pak. Nanti saya antarkan ke ruangan beliau." Kata penjaga pabrik sambil menunjuk ke arah area parkir di pabrik tersebut.

Setelah memarkirkan mobilnya, Rayyan pun mengikuti penjaga pabrik menuju ruangan Bu Ema. Rayyan melewati beberapa area mulai dari produksi dan pengemasan. Semuanya ada disini. 'Persis seperti milik Arumi yang ada di Bandung.' Batinnya.

Mereka tiba di depan sebuah ruangan yang cukup luas untuk ukuran sebuah kantor.

Tok tok tok (Penjaga pabrik mengetuk pintu yang terbuka)

"Permisi Bu Ema, ada seseorang yang ingin bertemu Anda."

"Siapa Pak? Eh Rayyan!" Bu Ema langsung menghampiri keponakannya itu, lalu memeluknya.

"Kenapa tidak bilang mau kesini?"

"Maaf Tante, Aku tidak bilang sebelumnya kalau mau kesini. Soalnya mendadak juga."

"Ya sudah tidak apa-apa, Ayo duduk. Ken baru aja keluar ada urusan sebentar katanya."

"Wah.. padahal aku pengen banget ketemu sama Ken, Tan. Udah lama kita nggak ketemu."

"Iya dia juga kangen sama kamu. Udah lama kan kalian nggak ketemu. Eh kok kamu langsung tahu pabrik Tante ada di sini? kan Tante nggak pernah ngasih tahu kamu."

"Kebetulan ada urusan di Garut, dan Setelah semua urusan selesai, Iyan jadi kepikiran mau ketemu tante. Lalu Aku cari aja di Google Map lokasi R2 leather. Setelah aku telusuri, sampaila disini." Rayyan tidak mau jujur kepada tantenya kalau dia sedang mencari Arumi. Dia hanya khawatir kalau tantenya itu akan memarahinya. Karena Bu Ema sangat membenci Ferdi dan keluarganya.

"Oh begitu ya, Tante mau telepon Ken dulu ya, biar dia cepat kembali dan bertemu dengan kamu."

"Halo Ken, kamu dimana sekarang? Ini ada Rayyan lho di ruangan Mama. Kamu cepat ke sini ya temuin Rayyan."

"..."

"Iya cepetan ya, sekalian kamu ajak calonmu ke sini. Biar dia bisa kenalan sama Rayyan, keluarga kita. "

" .... "

Ema dan Keenan sama-sama menutup sambungan teleponnya.

"Dasar anak nakal.. Ken ternyata ada di toko nemuin calon istrinya Yan. Bentar lagi dia ke sini bersama calon istrinya."

"Aku senang mendengarnya Tante. Pengen tahu seperti apa wanita yang bisa menggetarkan hati Ken."

"Yang pasti dia cantik dan sholehah Yan. Kamu nanti pasti iri kalau ketemu sama Ken dan calonnya."

"Enggak lah tante." Karena Rayyan tahu, hatinya hanya untuk Arumi.

***

Arumi tampak gelisah setelah mendapatkan telepon dari Bu Fatma. Dia hanya khawatir kalau Rayyan benar-benar akan datang dan mengambil anaknya. Dia tidak akan rela ketika anaknya diambil oleh mantan suaminya itu. Arumi yang telah mengandung, bekerja dengan keras demi melahirkan sang buah hati, sekarang jika Rayyan tiba-tiba ingin mengambilnya, dia tidak akan pernah rela dan tidak akan pernah mau untuk menyerahkan anak-anaknya.

"Assalamualaikum." Salam dari Keenan membuyarkan lamunan Arumi.

"Eh Mas Keenan, ngagetin aja Mas. "

"Pagi-pagi udah ngelamun Rum?"

"Iya nih Pak, teh Arumi mungkin lagi mikirin Bapak." celetuk Intan menggoda Keenan dan Arumi. Mereka semua tertawa kecuali Arumi yang terlihat sangat malu dengan ucapan Intan.

"Apaan sih kamu Tan, nanti ada yang GR lho." Sambung Arumi

"Memang siapa Teh yang GR?"

"Nggak GR Tan, tetapi malah seneng kalau dilamunin sama Arumi." Balas Keenan.

Arumi hanya bisa tersenyum ketika Keenan mengatakan seperti itu.

"Mas, tangannya gimana? masih sakit? maaf ya gara-gara kejadian kemarin tangan mas Keenan jadi sakit."

"Tidak apa apa, masih sakit sih tapi kalau lihat kamu jadi nggak sakit."

"Cie cie.. emang ya kalau orang lagi jatuh cinta bawaannya romantis terus. Jadi bikin iri." Ucap Intan terkekeh geli mendengar Keenan yang biasanya terlihat dingin mendadak menjadi suka ngegombal di depan Arumi.

Pipi Arumi memerah mendengar ucapan Keenan barusan, tak lama kemudian ponsel Keenan berdering menghentikan semua canda tawa mereka berempat.

"....."

"Halo Mah, ada apa?"

"..... "

"Aku lagi di toko mah, lagi ngobrol sama Arumi. Loh Iyan datang kok nggak bilang-bilang? Iya Mah nanti aku kesana."

Keenan menutup sambungan teleponnya.

"Rum, kamu bisa nggak, ikut aku ke ruangannya mama."

"Memangnya ada apa Mas?"

"Sepupuku dari Jakarta datang ke sini. Aku ingin mengenalkan kamu sama dia."

"Maaf Mas, bukannya saya tidak mau, tapi saya kan bukan anggota keluarganya Mas Keenan. Jadi saya sungkan"

"Kenapa harus sungkan Rum? Mama sendiri lo yang minta kamu buat ke sana." Arumi sebenarnya ingin menolak ajakan Keenan, tetapi dia juga tidak enak pada Bu Ema Yang memintanya secara langsung untuk datang ke sana. Walau bagaimanapun Bu Ema sudah dianggapnya seperti orang tuanya sendiri.

"Ya sudah kalau begitu Mas, saya akan ikut Mas Keenan."

"Intan, minta tolong di handle dulu ya pekerjaan Arumi." Titah Keenan secara langsung pada Intan dan juga Mita.

"Siap Pak Keenan. Bersenang-senanglah kalian." Keenan hanya bisa tersenyum, dia berharap Iyan memiliki opini yang sama dengannya tentang sosok Arumi nanti. Arumi Adalah wanita yang mampu menggetarkan hatinya. rencananya nanti dia akan memperkenalkan Arumi sebagai calon istrinya kepada Rayyan. Syukur-syukur Rayyan mau menemani dia melamar Arumi. Setelah kejadian kemarin yang membuatnya gagal melamar Arumi.

Keenan dan Arumi berjalan dalam diam, Arumi tidak mau menjajari Keenan. Akhirnya dia berjalan di belakang Keenan.

"Assalamualaikum ." Keenan langsung menghampiri Rayyan dan memeluknya.

"Waalaikumsalam. Arumi mana Ken?" Keenan langsung melepaskan pelukannya dari Rayyan.

"Itu dia, Ma." Setelah tubuh Keenan bergeser, dan Arumi masuk ke dalam ruangan. Rayyan mendadak jantungnya seperti berhenti berdetak.

'Dia di sini. Arumi.'