Chereads / PERNAHKAH KAU MENCINTAIKU? / Chapter 33 - KEENAN JATUH CINTA

Chapter 33 - KEENAN JATUH CINTA

Bu Ema telah sampai di Garut pada waktu sore hari. Dia langsung menuju ke rumahnya, rumah mewah yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Rumah itu memiliki pelataran yang sangat luas yang ditumbuhi oleh beberapa pohon palem dan bonsai. Segera dia keluar dari mobil ketika sudah sampai.

Bu ema langsung mencari keberadaan Keenan, ternyata putranya itu sedang berbaring di tempat tidur. Dia menengok ke kanan ke kiri tapi tidak ada Arumi di sana.

" Keenan, Arumi mana? "

" Mama ini tega ya, yang sakit anaknya tetapi kenapa yang dicari Arumi? Bukannya nanyain keadaan Keenan."

" Aduh maaf Keenan, Mama sampai lupa menanyakan keadaanmu. Bagaimana keadaanmu nak? " Bu Ema segera menghampiri Keenan, lalu menggeser kursi yang digunakannya untuk duduk di sebelah Keenan.

" Sudah lebih baik mah, berkat Arumi yang selalu menjaga Keenan setiap hari. Tapi setiap malam Keenan menyuruhnya untuk pulang. Kasihan Axel dan Aqila kalau harus ditinggal lama oleh Arumi. "

"Terus gimana hubunganmu sama Arumi? Apakah kalian sudah lebih dekat?" Bu Ema sengaja menggoda Keenan.

"Baik-baik saja mah, ya dia hanya sebatas menemani Keenan saja. Sesekali juga menyuapi. Tapi dia lebih sering untuk duduk menjauh dari Keenan. Dan lebih banyak diam. "

" Ya mungkin karena dia ingin menjaga jarak denganmu, karena kalian kan memang bukan muhrim. Mungkin sebenarnya dia enggan menjagamu kalau bukan mama yang memintanya. Mama jadi merasa bersalah pada Arumi. "

" Keenan merasa nyaman di dekatnya mah. Apa Keenan memang sudah jatuh cinta pada Arumi? "

" Makanya kamu cepat-cepat halalin Arumi dong. "

" Ah mama ini, selalu aja bercanda kalau diajak bicara. "

" Siapa yang bercanda Keenan? Mama serius. Mama malah pengen kalian itu cepat-cepat nikah. Tapi mama belum tahu perasaan Arumi sebenarnya sama kamu itu seperti apa. "

" Iya makanya Ma, Keenan masih ragu kalau harus mendekati Arumi. Karena sikapnya tidak bisa ditebak. Kadang dia perhatian, kadang dia juga menjauh. Jadi bingung, Apakah Arumi mempunyai perasaan pada Keeanan atau tidak."

" Keenan Keenan, kamu ini laki-laki atau bukan sih? Perempuan memang seperti itu, jinak-jinak merpati kalau ungkapan Mama itu sih. Justru wanita seperti itu yang membuat penasaran. Dan juga menunjukkan bahwa dirinya itu tidak murahan. Justru perempuan yang agresif itu yang harus kamu hindari. Arumi sengaja melakukan itu karena dia tahu batasan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya. "

" Tapi Keenan belum yakin Arumi akan menerima Keenan mah. "

" Susah ya ngomong sama kamu. Setiap hari kamu berhadapan dengan para klien dan mempresentasikan produk kita ke mereka. Itu aja kamu bisa melakukannya. Giliran kamu berhadapan dengan Arumi, kamu malah kayak kerupuk melempem. Kalau kamu memang suka sama dia kejar dong. Ungkapkan perasaanmu ke dia, kalau perlu langsung mengungkapkan kalau kamu mau meminangnya. Itu namanya laki-laki yang gentle. Tidak hanya mengajaknya bermain main saja. Setidaknya Jika kamu berani mengungkapkan, kamu akan menjadi tahu bagaimana perasaan Arumi yang sebenarnya terhadapmu. Jadi kamu bisa melanjutkan ke tahap berikutnya. Kalau dia ternyata menerimamu. Dan kalau dia tidak menerimamu, setidaknya kamu tidak akan sakit terlalu dalam."

"Nah itu Masalahnya mah, Keenan belum siap kalau ternyata Arumi menolak cinta Keenan."

"Ya sudah kamu coba saja, bismillah saja berdoa sama Allah semoga perasaanmu dibalas oleh Arumi."

****************

Keesokan harinya Arumi sudah bersiap-siap pergi kerja setelah memandikan Axel dan Aqila. Dia memandangi putranya yang begitu lucu dan menggemaskan. Sedangkan Aqila tampak cantik dengan rok tutu dan bando warna pink dengan bunga-bunga kecil yang menambah kelucuannya. Bagi Arumi Axel dan Aqila adalah penyemangat hidupnya. Pelan-pelan dia sudah bisa melupakan masa lalunya bersama Rayyan. Bersikap sabar dan ikhlas menerima takdir adalah cara terampuh untuk melupakan sakit hati. Saat ini dia lebih banyak bersyukur ketimbang memikirkan rasa sakit hati di masa lalu. Dia harus kuat demi kedua buah hatinya. Dan dia juga bersyukur karena dikelilingi oleh orang-orang yang baik di tempat yang baru ini. Ada Bu Fatma dan teh Ida yang setiap hari mau menjaga Axel dan Aqila sehingga dia bisa tenang untuk bekerja.

Ada Bu Ema dan Keenan lalu Intan dan Mita yang begitu baik terhadapnya di tempat ia bekerja. Nikmat Allah mana yang kau dustakan? biarlah Rayyan menjadi masa lalunya yang tidak akan pernah dia ingat lagi. Dia hanya berharap selamanya dia tidak akan pernah bertemu dengan Rayyan lagi.

"Bu Fatma, Teh Ida Saya berangkat dulu ya, saya titip Axel dan Aqila. "

" Iya Teh Arumi, serahkan Axel dan Aqila kepada kami. Teteh tenang saja tidak usah khawatir dengan Axel dan Aqila. "

Kali ini Arumi berangkat sendiri ke tempat kerjanya, hari ini Lilis sedang sakit. Jadi dia berangkat sendiri, Seperti biasa dia naik angkot untuk menuju ke tempat kerjanya. Pagi itu angkot penuh sesak dengan orang-orang yang ingin cepat-cepat sampai di tujuannya. Ada yang berdagang, ada pegawai kantoran, ada juga anak-anak sekolah. Seperti inilah kesibukan di pagi hari warga kota Garut. Kota yang membuatnya mengerti akan kehangatan, persaudaraan dan rasa tenang. Ditambah dengan alamnya yang begitu indah, udaranya yang begitu sejuk meskipun setiap pagi Arumi harus mengenakan sweaternya karena udaranya yang terlalu dingin menurutnya.

Arumi telah sampai di toko, dia melihat toko sudah terbuka padahal belum ada Intan dan Mita yang datang. Arumi menoleh ke kanan dan ke kiri namun tidak ada Intan ataupun Mita.

Arumi santai saja, masuk ke dalam toko dan meletakkan tasnya. Dia menyalakan laptopnya menunggunya sebentar lalu membuka pesanan yang masuk hari ini.

"Assalamualaikum Arumi. "

" Waalaikumsalam, eh Bu Ema." Arumi segera menghampiri Bu Ema lalu mencium punggung tangannya.

"Arumi terima kasih ya, selama Ibu di Jakarta kamu sudah merawat Keenan dengan baik. Sekarang Keenan sudah sehat kembali berkat kamu yang menjaganya. Ibu juga minta maaf, karena telah membiarkanmu merasa tidak nyaman berada di dekat Keenan selama menunggui Keenan di rumah sakit."

"Sama-sama Bu Ema. Sebenarnya saya memang tidak nyaman jika berdua dengan mas Keenan. Oleh sebab itu mungkin saya lebih banyak diam dan menjaga jarak ketika menunggui Mas Keenan di rumah sakit. Semoga Bu Ema tidak marah sama saya. "

" Tidak tentu saja tidak. Justru saya yang minta maaf sama kamu. "

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam ." balas Bu Ema dan Arumi bersamaan. Ternyata yang datang adalah Keenan.

" Oh mama di sini juga ya. Kebetulan ada mama, Arumi insyaAllah nanti malam aku akan datang ke rumahmu bersama mama."

" Ada perlu apa ya Mas? "

"Nanti saja aku jelasin waktu datang ke rumahmu." Bu Ema yang berada di sebelahnya Arumi hanya senyum-senyum mendengar perkataan Keenan. Ternyata putranya ini memang benar-benar serius dan bergerak cepat.

'Nah itu baru Gentle Keenan.' Batin Bu Ema.