Di ruang praktek....
Kasih duduk melamun di tempatnya setelah memeriksa pasien yang terakhir sebelum jam istirahat. Sebelumya sudah beberapa kali Kasih di pergoki asistennya saat dia tiba-tiba terdiam dan melamun.
Entah kenapa, keputusan yang sudah dia buat pada akhirnya juga menyakiti hatinya sendiri. Kasih menggigit bibir bawahnya merasa sedih dengan apa yang telah terjadi.
"Aku pikir dengan berpisah sementara, aku bisa menahan semua rasa ini Abi, tapi pada kenyataannya aku tetap tidak bisa jauh darimu. Aku tidak bisa melupakanmu walau hanya sedetik saja." ucap Kasih dalam hati dengan menengadahkan wajahnya agar air matanya tidak tumpah di pipinya.
"Dokter Kasih, sudah tiga hari ini aku melihat anda tidak fokus dalam bekerja. Apa ada terjadi sesuatu yang anda pikirkan hingga anda terlihat sedih seperti ini?" tanya Vita asisten pribadi Kasih kembali membuyarkan lamunan Kasih.
Kasih menegakkan punggungnya kemudian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pada Vita.