Satu bulan Steffi harus beristirahat di rumah, tidak boleh kemana-mana. Hari ini dengan wajahnya yang ceria, Steffi memeluk Abimanyu dengan manja.
"Trimakasih ya Bang, sudah membolehkan aku bekerja lagi." ucap Steffi sambil memijat punggung Abimanyu setelah melepas pelukannya.
"Ingat Fi, mulai sekarang kemanapun kamu pergi minta antar Jonny, jangan pernah pergi sendirian." pesan Abimanyu seraya berdiri dan merapikan kemejanya.
"Bang Abi mau ke mana? rapi sekali?" tanya Steffi penasaran.
"Ada janji sama Tante Linda, lumayan Fi...bisa untuk menyambung hidup. Dan kamu tahu hari ini tante Linda mengajakku ke mall untuk belanja, kamu tahu itu artinya kan?" ucap Abimanyu tersenyum penuh arti sambil menatap penampilannya di depan kaca.
"Aku pergi." Abimanyu keluar pintu, naik motor kebesarannya dan melajukannya membelah kota jakarta.
Di sebuah Mall yang terkenal di jakarta, Abimanyu memarkirkan motornya di parkiran area luar.
Dengan memakai kacamata hitamnya, Abimanyu masuk memasuki area pelataran Mall. Di sudut Mall ada sebuah Cafe minuman yang cukup ramai, nampak Linda dengan senyum lebarnya melambaikan tangannya pada Abimanyu.
Sedikit berlari Linda menghampiri Abimanyu dan melayangkan ciuman kecil pada pipi Abimanyu.
Tanpa bereaksi atas ciuman Linda, Abimanyu melangkah masuk ke dalam Mall. Linda berjalan sedikit cepat mengimbangi langkah-langkah panjang Abimanyu.
"Abi, jalannya jangan cepat-cepat dong sayang. Capek nih tante." ucap linda manja sambil menggandeng lengan kokoh Abimanyu.
"Ini sudah pelan tante." sahut Abimanyu dengan wajah sedikit kesal,
"Kita cari gaun dulu ya Bi, setelah itu baru caru baju buat kamu." Linda menatap Abimanyu dengan mata yang berbinar-binar.
Sudah hampir empat pekan waktunya di habiskan bersama Abimanyu, walau Linda harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
"Waktunya di perhatikan ya Te, jangan lebih lagi seperti kemarin. Aku ada janji juga dengan yang lain." sahut Abimanyu melirik jam tangannya, sudah setengah jam berlalu. Masih kurang satu jam setengah waktu Linda akan berakhir.
"Abi, kali ini tante akan membayarmu tiga kali lipat. Tapi nanti malam kamu harus free, hanya temani tante. Kamu setuju kan Bi?" tanya Linda penuh harap.
"Terserah tante, siang ini tetap dua jam. Nanti malam aku atur waktu untuk tante. Tapi jangan lupa Te, segera uangnya di transfer ya." jelas Abimanyu.
"Tenang sayang, uangnya sudah tante bawa. Nanti tante berikan padamu." senyum licik Linda nampak di wajahnya.
"Ayo te, kapan cari bajunya kalau tante ngobrol terus." ucap Abimanyu sedikit kesal melihat sikap Linda yang kecentilan. Kalau tidak mengingat Linda aset yang besar, sudah Abimanyu tinggalkan dari kemarin-kemarin.
"Yuk sayang." ajak Linda masuk ke toko butik ternama. Selang hampir dua jam, Linda dan Abimanyu sudah mendapatkan apa yang di inginkan. Linda menenteng beberapa baju di paperbagnya dan Abimanyu pun ada tiga paperbag besar. Banyak yang di beli Abimanyu, di antaranya beberapa celana, kaos dan kemeja yang bermerek terkenal. Terutama makanan ringan untuk anak-anaknya yang tinggal di panti asuhan.
Abimanyu dan Linda keluar dari pintu Mall, tampak di luar langit mendung dengan hujan yang cukup deras.
Linda menggandeng lengan Abimanyu dengan erat.
"Kita berhujan-hujan yuk Abi? antarkan tante pulang ke apartemen tante." Linda merajuk dengan suara mendesah.
Abimanyu melihat motornya yang kehujanan di pelataran luar parkir.
"Maaf tante...aku harus segera pulang, karena sudah ada janji dengan teman." tolak Abimanyu dengan tegas.
"Tapi nanti malam jangan lupa ya? jam delapan tante tunggu di tempat biasanya." ucap Linda dengan wajah kecewa karena tiap kali Abimanyu di ajak ke apartemennya selalu menolaknya.
"Siap tante." sahut Abimanyu menoleh ke arah jalan berpikir kali ini dia harus berhujan-hujan, karena jas hujannya berada dalam jok.
"Abi!! tidak mencium tante dulu sebelum kamu pergi." tatap Linda dengan mata yang berkali-kali memohon.
"Malu tante, di lihat orang...aku pergi dulu. Daaaa Tante!" ucap Abimanyu segera berlari menerjang derasnya hujan menuju ke tempat motornya berada.
Dengan kecepatan tinggi, Abimanyu melajukan mobilnya ke arah cafe tempatnya mangkal.
Namun pada tikungan jalan, lampu perempatan menyala warna merah. Abimanyu terpaksa menghentikan motornya. Air hujan yang sangat deras sudah membasahi semua tubuhnya.
Mata Abimanyu sedikit perih dan berwarna merah. Pandangannya sedikit kabur, di lihatnya beberapa orang nampak berteduh di pinggiran toko-toko yang berada di pinggir jalan.
Tampak lampu perempatan sudah berubah warna hijau pertanda semua kendaraan sudah boleh jalan.
Abimanyu menekan pelan gas motornya. Baru berapa detik menyala, Abimanyu menghentikan motornya dengan mendadak. Abimanyu melihat siluet seorang gadis yang tak asing lagi baginya.
Satu bulan sudah Abimanyu tak pernah bertemu lagi dengan gadis itu. Gadis yang sederhana dan bekerja sebagai dokter. "Kasih" nama gadis itu, sebuah nama yang tak pernah bisa dia lupakan.
Abimanyu menepikan motornya dan segera turun dari motornya.
Bergegas Abimanyu menghampiri Kasih yang lagi berteduh di depan toko Apotik.
"Hai Kasih...kita bertemu lagi." sapa Abimanyu dengan sedikit bibir gemetar karena cukup lama berhujan-hujan.
Kasih mengangkat wajahnya menatap Abimanyu.
"Kamu." sahut Kasih dengan sedikit terkejut.
"Kok bisa kamu di sini? berhujan-hujan lagi!" tanya Kasih dengan heran.
"Aku tidak sengaja lewat sini, dan melihatmu." jawab Abimanyu jujur.
"Dan kamu kenapa berada di sini?" tanya Abimanyu balik.
"Berteduhlah! kan lagi hujan?" jawab Kasih sedikit kesal dengan pertanyaan Abimanyu.
"Maksudku kamu dari mana? sampai bisa berteduh di sini?" tanya Abimanyu lagi sedikit ragu, melihat wajah Kasih yang sedikit tidak senang dengan kehadirannya.
"Aku baru belanja beberapa obat, tempat praktekku tidak jauh dari sini. Jadi aku jalan kaki." jelas Kasih sedikit lunak, dia tahu sikapnya yang barusan membuat Abimanyu sedikit jaga jarak.
"Apa mau aku antar?" tawar Abimanyu sedikit ragu.
"Hemm, bolehlah...tidak baik menolak kebaikan orang." jawab Kasih mulai sedikit bijak.
"Tapi masih hujan, gimana?" tanya Kasih yang tidak bawa payung.
"Sebentar, kamu tunggu dulu ya? aku ambil jas hujan di jok." tahan Abimanyu berlari ke motornya mengambil jas hujan dalam jok. Segera Abimanyu berbalik sambil membawa jas hujan dan di berikannya pada Kasih.
Kasih menerima jas hujan tersebut dan segera memakainya,
"Kebesaran." ucap Kasih sedikit tertawa.
Abimanyu tersenyum sambil mengikat penutup kepala jas hujan Kasih.
Kasih sedikit terkejut dengan perhatian Abimanyu.
"Ayoo...keburu hujan deras lagi." ucap Abimanyu berjalan lebih dulu untuk menyalakan motornya.
Kasih agak kesulitan naik ke atas motor Abimanyu yang cukup tinggi, hingga harus berpegangan pada pundak Abimanyu untuk naik ke atas motor.
Tubuh Abimanyu yang sudah mulai mengering, kembali basah untuk kedua kalinya.
Abimanyu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Dengan petunjuk dari Kasih, akhirnya Abimanyu sampai di tempat praktek Kasih.
Kasih bergegas turun dan membuka pintu prakteknya.
Abimanyu yang masih di atas motor bersiap-siap untuk balik. Tapi suara Kasih mencegahnya.
"Tunggu! apakah kamu mau secangkir teh hangat?"