Secara tidak sadar, Maria sudah menjadi stalker. Dia sering memotret Erza diam-diam, atau duduk lama-lama di bangku Erza sepulang sekolah. Walau banyak lelaki lain yang lebih tampan, pintar, dan atletis, Maria hanya tertarik pada Erza.
"Maria, ayo satu kelompok denganku!"
"Tidak, denganku saja!"
"Aku!"
Karena Maria pintar, banyak murid yang ingin satu kelompok dengannya. Namun, Maria sama sekali tidak senang, karena Erza bukan salah satu dari mereka. Erza bahkan tidak memandangnya sama sekali. Tahu begini, seharusnya Maria tetap menjadi pendiam saja agar Erza mau mendekati.
Namun, Maria tidak ingin tiba-tiba berubah sikap menjadi seperti dulu lagi. Maria sudah nyaman dengan kepribadiannya yang baru. Walau masih ada rasa benci pada teman-temannya, dia masih bisa menahannya selama Erza masih ada di dekatnya.