Aku menceritakan kejadian pagi ini pada Akemi. Aku khawatir dan merasa takut. Meskipun aku punya kekuatan bola pelindung, kekuatan itu tidak akan aktif jika aku tertidur. Aku merasa nyawaku sedang terancam saat ini.
"Hmm… ayo kita beritahu pada anak-anak, semakin banyak kepala semakin cepat selesai." Akemi memberi saran sambil tersenyum.
Aku yang menangis, terkaget. "Eh? Tidak, tidak. Aku tidak mau orang lain tahu."
"Mereka bukan orang lain. Mereka temanmu," ucap Akemi.
"Ta-tapi… aku akan terlihat lemah kalau sampai mereka tahu. Aku sering menjahili mereka. Aku bertingkah sok paling tahu. Semua anak pasti tidak menyukaiku. Tidak akan ada yang mau membantuku." Aku memalingkan pandangan. Aku merasa bersalah karena selama ini telah menyombongkan kekuatan anehku pada semua orang.