"Teman-teman, aku ingin mengumumkan sesuatu." Erza berdiri di depan kelas saat kelas usai. "Aku pamit pulang," ucapnya sambil menunduk.
Tentu saja semuanya bingung. Kenapa Erza harus pamit segala? Biasanya juga tidak pamit saat akan pulang. Namun Akemi menangkap maksud sebenarnya dari Erza. Ia segera bertanya dengan nada khawatir.
"Pulang ke mana? Kamu mau balik ke Indonesia?"
Erza hanya tersenyum kecil. "Tidak, kok. Aku tetap di sini. Aku cuma mau pulang. Kamu terus semangat, ya!"
Pernyataan Erza yang seperti sebuah perpisahan membuat Akemi semakin khawatir. Erza bilang dia cuma ingin pulang, tapi maksudnya apa?
Akemi hanya tersenyum dan membalas perkataannya. "Iya, hati-hati!"
Erza lantas mendekati bangku Perotti dan bersalaman dengannya.
"Pherotti, akhu phamit phulang. Therima khasih shudah bhanyak membanthuku."
Murid asal Italia itu tersenyum. "Shama-shama. Jagha keshehatan, yha!"