Sudah satu jam aku berdiri di stasiun Sakuramichi, dan Akeno masih belum sampai juga. Aku mulai curiga kalau dia ternyata menipuku. Ah, sudah kuduga, seharusnya aku datang terlambat saja. Tapi, karena ini kencan pertama seumur hidup, aku merasa harus datang tepat waktu.
Sial...
"Maaf, menunggu lama." Akeno ngos-ngosan. Dia menaruh kedua tangannya pada lutut sembari menunduk ke bawah. Sepertinya, ia berlari begitu melihatku dari jauh. Tak kusangka, ternyata ia bisa merasa bersalah juga.
"Oh, ya tidak apa-apa." Aku tersenyum untuk menghibur dirinya.
"Sudah menunggu lama, ya?"
"Enggak, kok. Aku juga baru sampai."
"Oh begitu, syukurlah."
Setelah pernapasannya kembali normal, ia bertanya padaku. "Bagaimana penampilanku, Lev?"