(H-10 Menit Pembantaian)
Semua anak berkumpul di aula lantai tiga. Mereka baru selesai menulis surat wasiat. Raut-raut pasrah nampak pada wajah mereka. Tidak sedikit pula yang meneteskan air mata.
Ota menghela napas. "Hah... padahal di masa depan aku ingin jadi koki. Kenapa harus mati secepat ini?"
Hoshi dan Shuu merangkul pundaknya,
"Tenang saja, di surga nanti aku pasti akan mengunjungi kedaimu. Kasih diskon, ya!"
"Di surga nanti aku mungkin sudah jadi orang kaya. Aku tidak perlu jualan kacang lagi."
Mereka bertiga duduk menyender di tembok, menghabiskan sisa waktu mereka dengan bersenda gurau.
Yae nangis di pelukan Akira. Sifat anak kecilnya muncul.
Kensel mendatangi Maggiana yang sedang nangis. Kensel menepuk pundaknya hingga ia menoleh,
"Mungkin terlalu cepat, tapi tolong terimalah." Kensel memberi Maggiana sebuah cincin. "Untuk sementara pakai yang ini dulu, nanti kuberikan yang lebih bagus saat di surga." Kensel lalu memasangkan cincin itu di jari manis Maggiana.