(POV Lev)
Aku sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Udara dingin menghembus syal coklat yang sedang melingkar hangat di leherku. Aku menggosokan kedua tangan sambil meniupnya untuk meredakan hawa dingin. Kalau aku perkirakan, suhu udara pagi ini sekitar enam derajat celcius.
Hari ini, di penghujung musim dingin—di pertengahan bulan Februari, hari yang dinantikan semua anak remaja telah tiba.
Yap, hari kasih sayang.
Bagi lelaki yang dikutuk dengan wajah tampan sepertiku, hari kasih sayang itu seperti hari dikasih hadiah.
Setiap tahun, aku pasti mendapat banyak sekali bingkisan kado bermotif hati yang berisi kue coklat. Ada coklat buatan sendiri, ada juga coklat buatan toko. Yang manapun, aku selalu menerimanya dengan senang hati.
Sekarang, aku sudah tiba di depan loker sepatu. Aku menelan ludah, mempersiapkan diri dijatuhi belasan bingkisan coklat yang siap meluncur deras dari dalam sana.
Setelah hatiku siap, aku pun membukanya.
*ceklek
*kretek (suara hati yang retak)