Erza dan Roman sedang menggesekan dua batang kayu. Mereka sudah melakukannya dari tadi, namun api belum juga dihasilkan. Ternyata, menggesekan dua batang kayu untuk menghasilkan api tidak semudah teorinya.
"Dasar Yurina, ngapain sih dia teleportasi kita ke tempat ini? Kalau dia mau bercanda, ini sudah keterlaluan." Roman meracau sambil menggesekan kayu-kayu dan ranting-ranting itu.
"Aku baru pertama kali melihat Yurina sesedih itu. Dia seperti..." Erza tidak melanjutkan perkataannya.
"Seperti apa?"
"Seperti sedang dikendalikan setan."
Ucapan Erza membuat keadaan menjadi hening.
Sepuluh menit berlalu, Roman dan Erza masih berkutat dengan kayu-kayu itu. Sera dan Lullin mulai terlihat gelisah. Mereka mengecek handphonenya berulang-ulang, berharap ada sinyal yang tertangkap, namun nihil.
Ota seperti ingin mengatakan sesuatu, namun tidak jadi.
"Ini benar-benar sulit." Roman menyeka keringat.