Selama seminggu ini, Aliando merasa mampus kualat sekarat empat lima enam oleh Prilly. Prilly yang cewek labil lebih ganas daripada cewek sedang hamil. Hanya menstruasi saja, larangan banyak untuk Aliando. Cuma hanya cium bibir saja harus puasa, dekati dia harus puasa juga. Segalanya puasa. Sengsara hidup Aliando saat di mana mereka honeymoon cobaa yang di dapatnya harus ekstra maksimal untuk mendapatkan hukuman.
Tentu untuk Aliando tidak akan menyerah, hanya seminggu memang waktu yang sangat lama. Tapi, kesempatan selanjutnya dia akan balas dendam membuat istrinya lemas sekaligus puas.
"Sayang, main yuk." rengek Aliando seperti kucing yang perlu disayang-sayangi kalian sudah di elus pakai bulu lembutnya.
"Gak!" balas Prilly ketus. Aliando merenggut. Sudah hari ketujuh, penolakan dari istri sudah habis kesabaran.
Aliando turun dari ranjang tempatnya, sedangkan prilly masih juga main Hayday yang gak bermutu itu. Aliando sudah bersiap akan keluar mencari udara dingin. Prilly mencuri pandang darinya.
"Mas, mau kemana?" tanya Prilly basa-basi.
"Mau cari wanita lain." jawabnya datar, tercenung mendengar ucapan itu Prilly langsung turun dari ranjang nya, kemudian ambil jaket tipis. Aliando bisa senyum kecil melihat sikap Prilly penuh cemburuan.
"Aku ikut," lanjut Prilly sudah berdiri di sebelahnya dengan jaket tipis setelah celana panjang.
"Untuk apa ikut. Istri sendiri tolak permintaan dari suami. Mendingan main sama wanita lain saja." ucap Aliando kembali mengerjai Prilly. Prilly sontak bungkam menatap wajah suaminya lekat-lekat.
"Mas, gak boleh pergi. Jangan coba-coba sentuh wanita lain selain aku. Aku ini istri mas. Yang SAH!" tegas Prilly menyusul menghalangi depan pintu. Aliando mengangkat satu alis, senyum miring.
"Tapi, istri aku lagi di datangi bulan, bagaimana bisa menyentuhnya. Kalau di sentuh malahan anu di potong jadi sosis." balas Aliando menyindir. Prilly yang mendengar itu, jadi salah.
"Itu aku... cuma bercanda kok, Mas. Aku... sudah di tinggalin sama bulan. Bulannya sudah pergi dua hari yang lalu." ceplos Prilly menurunkan kedua tangannya menunduk.
"Tapi, mas teta-"
Belum juga selesai lanjuti bicara, Aliando sudah duluan cium bibir manis Prilly. Di angkat tubuh mungil nya dalam gendongan. Prilly tidak diberi kesempatan untuk melanjutkan bicaranya oleh Aliando. Di atas ranjang, Aliando perlahan membaringkan tubuhnya. Lalu di lepas lah ciuman panas tadi. Wajah Prilly tersipu merah, Aliando bisa cekikikan lihatnya. Prilly melototinya.
"Begini ya, kalau gadisku ketahuan bercanda merah merona seperti ini ya." kata Aliando menggodanya.
"Iih... Mas, apa-apaan sih. Sakit tahu di tarik begini hidungku." seru Prilly.
"Kalau bulannya sudah pergi, aku boleh minta jatahnya hari ini, bisa?" ucap Aliando serius. Prilly menatapnya ragu-ragu tapi di ayunkan kepalanya naik turun mengabulkan permintaan suaminya. permintaan suami tidak boleh di tolak kata orang tua. Nanti pahala hilang semua.
Aliando kembali melumat bibir Prilly, Prilly melingkarkan dia tangannya ke leher suaminya. Prilly membalas ciumannya, sambil menukar salivanya mereka. Air liur campur aduk satu sama lain. Suara desahan Prilly mulai terdengar.
"Ahhh..." Aliando melepaskan ciuman panas itu. Wajah Prilly memerah, kedua tangannya telah longgar dari leher Aliando.
Aliando melepaskan bajunya tentu miliknya juga. Setelah Prilly mendapatkan oksigen sempurna, Aliando kembali lagi melumat bibir manis sexy nya itu. Tangannya memijat-mijat bola pingpong ukuran sedang yang kenyal itu.
"Eumm--" gerang Prilly menahan desahan. Aliando turun ke leher nya di kecupkan sekaligus beri tanda kissmark sebagai jejak oleh tuannya.
"Akh!" rintihan tertahan oleh Prilly.
Tangan kiri Aliando memasukan kemulut Prilly. Prilly mengisapnya sambil di emut seperti permen gulali. Aliando memulai memainkan puting coklat merah-merah. Tubuh Prilly terangkat sendiri akibat rangsangan dari sang suami.
Masih memainkan oleh jari-jari nya, Prilly seperti cacing kepanasan. Bergerak sana sini. Aliando tetap memainkan santai. Biarkan Prilly seperti penari ular.
"Eng--Mas--" Prilly kembali bersuara, sepertinya dia sudah mulai basah di bagian sensitif nya.
"hmm!" sahutnya dengan dehem.
Sekarang Aliando mencium perut rata sang istri. Kemudian, turun lagi dan lagi. Benar Prilly sudah basah, sampai dia ngompol di celana sendiri. Aliando menarik celana itu. Prilly mengigit bibir bawah.
"Eumm---Mas---Ahhh---" Keluar desahan Prilly, saat Aliando memasukan jari tengah ke dalam lubang v*gina nya.
Terasa oleh Aliando suara becek miliknya. Crot!
"Aahhh---ssshhhh----" Aliando main pelan-pelan. Sehingga Pinggul Prilly naik turun tanpa menyuruh.
Posisi mereka berbeda, posisi enam sembilan. Aliando menjilati inti sensitif nya sedangan Prilly menggemut batang junior suaminya. Sambil panas nafsu di dalam kamar. Membuat mereka berkeringatan. Setelah selesai pemanasan, Aliando sudah memasukan miliknya ke lubang istri tercinta. Masih sempit bagian Lubangnya.
"Enggg---" Prilly menahan rasa sakitnya.
Jleb!
Masuk semuanya ke dalam tanpa harus di paksa.
"Aahhh---" gerang Aliando berdesah. Dia menahan tangannya untuk menopang genjotan nya pertama. Prilly merasa di bawahnya dengan kedua kaki melingkar di atas pinggangnya. Sedangkan dua tangan Prilly memeluk tubuhnya.
Hentakan pertama membuat Prilly harus mendesah. Suara hentakan semakin cepatan nopangnya. Desahan Aliando terdengar di telinga Prilly. Prilly merasakan kenikmatan di dalam dirinya. Keringat bercucuran di tubuh Aliando.
Semakin banyak posisi mereka mainkan sehingga berjam-jam Prilly pun klimaks bersama-sama. Aliando mengeluarkan Sperma miliknya sedalam-dalamnya hingga Prilly bisa merasakan hangat di dalam lubangnya. Prilly terlentang tidak berdaya. Dia lelah, keringatan bercucuran. Aliando mencium bibirnya kembali. Tentu Prilly membalasnya.
Aliando menyelimuti Prilly agar tidak masuk angin. Di kecupkan lagi kening nya. Melihat Prilly tertidur lelap penuh senyuman.
"Cepatlah tumbuh ya nak. Aku cinta kalian." ucap Aliando mengharapkannya.
Paginya tiba, Prilly meraba ke samping Aliando tidak di tempat. Prilly terbangun mencoba melihat sekeliling.
"Mas..." Panggil Prilly turun segera membersihkan diri. Keluar dari bathroom. Mencari suaminya.
"Mas Lando. Mas..." masih mencari nya. Di balkon tidak ada. sekitar tidak ada.
"Mas dimana..." Prilly terus mencari, tidak ketemu. Dia takut kalau Aliando malah pergi cari wanita lain.
"Mas Lando!!!" teriak Prilly balkon.
Pintu terbuka, Prilly yang daritadi duduk memeluk kedua kakinya, turun menatap arah pintu. Berlari memeluk Aliando. Aliando terkejut lihat sikap istrinya.
"Hei! ada apa?" tanya Aliando meletakkan belanjaannya dan makanan di atas meja.
"Mas kemana saja sih?! dicari-cari gak ada. Mas jangan tinggalin aku sendirian di kamar." Omel Prilly merengek seperti anak kecil.
Aliando mencubit hidung mungil nya membuat Prilly menatapnya heran.
"Sakit loh, mas! Mas kemana saja?" di tepis tangannya dari hidung miliknya. Kembali bertanya.
"Aku keluar, cari angin. Terus jalan-jalan sekalian beli makanan. Aku tahu kamu belum biasa makan, makanan dari negara tetangga." jawab Aliando memberikan pada makanan di sederhana. Selain di luar negeri makan khas mereka. Ada juga makanan khas Indonesia. Walau sedikit jauh.
"Mas beli ini dimana? kok sampai telan beli ini segala sih. Aku pikir mas nyari wanita lain." ucap Prilly cemberut mengkhayal hal negatif tadi.
"Cemburu ya. Aku kan sudah punya kamu. Mana mau lagi nyari yang lain." goda Aliando.
"Cemburu kan karena mas juga." seru Prilly gak mau kalah juga. Aliando mencium pipinya, padahal di Prilly lagi makan.
****
Malam tibanya, Prilly dan Aliando keluar jalan-jalan. Mereka ke pantai salah satu tempat terbesar itu. Sambil keliling kota New York - Amerika Serikat. Sambil memandang keindahan alam dan gedung tinggi. Aliando mengajak Prilly ke salah satu tempat gedung studio acara ballet. Disana ada beberapa penari balet profesional.
Prilly dan Aliando duduk di salah satu kursi penonton posisi paling tengah. Lebih luas melihatnya. aluran musiknya merdu saat di dengar. Aliando terus mengenggam tangannya. Prilly menggerakan kepalanya kiri kanan sambil tersenyum melihat ballet di panggung.
Ada beberapa pertunjukan selain ballet, akrobat sampai hewan peliharaan pun ada. Cukup lama menonton pertunjukan itu, akhirnya Prilly dan Aliando keluar dari studio itu.
"Seru banget, gerakkan mereka sungguh lentur, Kira-kira anakku kelak seperti mereka gak ya?" celoteh Prilly membuat Aliando tidak bisa lepas menatapnya.
Prilly seperti memutar tubuhnya melihat gedung tinggi itu. Di negara tetangga tidak peduli dirimu seorang kampungan. Tiba suara sepeda melaju cukup kencang, membuat Aliando menarik tangan Prilly untung menghindar. Prilly tersentak kaget, Aliando memeluknya erat.
"Hampir saja, kamu tidak apa-apa kan?" ucap Aliando melihat tubuh istrinya di putar - putar balik.
"Aku gak apa-apa kok, mas. Pulang yuk! Dingin di sini." sahut Prilly menggosok lengannya padahal dia sudah memakai jaket tebal masih juga terasa.
Mereka masuk ke dalam mobil taksi menuju tempat hotel mereka. Prilly tidak tahan dengan suhu dingin membuat tubuhnya kembali panas dan flue. Setelah sampai di hotel mereka. Aliando membawa Prilly masuk ke kamar.
Kemudian, Aliando mencari obat untuk Prilly. Aliando sudah menyediakan obat khusus untuk istri tercintanya jika akan pergian jauh.
"Ini di minum, biar mendingan turun suhunya." Prilly menuruti nya dia mulai menelan obat itu kemudian meminum air putih hingga habis. Setelah itu, Prilly kembali baring tidur.
"Mas, mau kemana?" tanya Prilly memegang tangan suaminya. Aliando bisa rasakan hangat di tangan istrinya.
"Aku di balkon, kamu istirahat saja ya. Kalau ada apa-apa, panggil saja." jawabnya memasukan kembali tangan di dalam selimut tebal.
Prilly mulai memejamkan matanya yang telah menyerang efek obat itu pada rasa kantuk nya. Aliando mengecup keningnya. Di balkon, Aliando duduk sambil membuka laptopnya.
Sinar matahari menyilaukan kamar tersebut, Prilly bangun sudah merasakan suhu tubuhnya telah ringan tidak panas lagi. Ada sesuatu yang berat di tubuhnya, lengan Aliando tengah memeluk perut Prilly. Prilly merasa senyum dia mulai memainkan ujung jarinya melihat alis tebal, mata tajam, hidung mancung, bibir sexy, rahang besar dan tegas. Rambut ikal, bulu-bulu kecil di dekat rahangnya. Di elus bibir sexy milik Aliando. Tiba saja mulutnya buka langsung mengigit nya. Prilly tersentak kaget.
"Mas!" pekik Prilly.
Aliando malah memainkan jari Prilly menggunakan lidahnya. Prilly ingin menarik keluar malah di tahan oleh mulutnya.
"Mas! geli! Lepasin!" jerit Prilly sekarang bukan di mainkan tapi di emut seperti sedotan bayi.
"Akhh! Mas! Jorok!" tangan satu nya lagi di tangan kan oleh Aliando di dalam selimut.
Aliando pura-pura mengigau, dan melepaskan emutan jari Prilly.
"$&@$@@/€£℅©" Ngigau apa Prilly gak tahu. Aliando memutar tubuhnya menjadi terlentang lurus. Prilly bangun untuk turun, apalagi coba sekarang.