Aliando Pov
"Om, bisa coba denganku. Ya ... walaupun gue belum pernah merasakan apa itu hubungan. Tapi tak ada salahnya coba, bisa saja om bisa berubah dan merasakan dengan lawan jenis," ucap Prilly mengharap bahwa pria yang di depannya mengabulkan permintaan itu.
Aku tahu maksudnya cuma, cewek ini benar-benar memiliki nyali sangat besar. Apa dia tidak akan menyesal apabila aku melakukan dengannya.
"Tidak, kamu masih belia, kamu tidak perlu memaksa diri, aku tidak ingin merusak masa depanmu," kataku mungkin dengan kata-kata ini cewek di hadapanku mengerti.
"Gue sudah bilang sama om, coba saja dulu. Untuk masa depanku om tidak perlu memikirkannya, bukannya ini permintaanku bukan permintaanmu?" ucap lagi cewek itu. Aku tidak mengerti dengan cara pikiran cewek ini, apa dia benar-benar akan melakukan hubungan terlarang ini. Aku tidak mengenal dirinya tapi ...
"Sudahlah, aku tidak ingin memaksa dirimu, aku masih waras apa yang aku inginkan. Bukankah besok kamu akan bekerja? Kamu boleh pulang dan ini kunci mobilku," ucapku dan memberikan kepadanya sebuah kunci mobil yang pernah memintanya untuk mengantar diriku ke hotel ini.
Sangat lama tidak ada tanggapan dari cewek itu, aku pun menoreh pada dirinya dan dengan wajah yang merenggut. Sepertinya dia akan membenci bahwa aku sudah lancang dan tega menolak permintaannya. Biarlah itu akan lebih baik daripada dirinya menyesal berhubungan denganku.
"Apa om yakin tidak ingin melakukannya denganku?" dia bertanya sekali lagi. Dan cewek itu meletakkan kunci mobilnya, kemudian ia mencoba membuka kancing baju kerjanya di hadapanku.
"Apa yang kamu lakukan? Jangan memaksa diri, aku tidak memintamu untuk melakukan hal ... glek ..." sialan kenapa di saat seperti aku sulit mengendalikan hasrat pada sosok tubuh yang seksi di depanku.
*****
Prilly Pov
Sekarang gue berada di posisi tengah menindihnya si om ini, dan dia menahan gejolak yang gue miliki. Gue tahu dia masih belum menerima dari tindakanku. Tapi gue akan mencoba agar dia bisa menerimaku walaupun bukan pasangan suami istri. Dengan begini gue bisa memberi alasan kepada keluarga gue bahwa gue sudah menikah dan menemukan seseorang yang pantas untukku. Meskipun pria itu seorang gay.
Sekarang tinggal bra dan CD yang gue pakai. Sedangkan dia. Alamak ... mataku ternoda kembali dengan tubuhnya atletis penuh dengan kotak - kotak enam. Kenapa gue sangat suka dengan tubuhnya. Seksi. Huh ... otak gue terlalu kotor.
Mudah-mudahan ini tidak sakit. Hari pertama gue berhubungan dengan Om pilot. Tapi posisi gue berpindah terbalik, gue berada di bawah dan dia di atas gue. Dapat gue lihat wajahnya saat membungkuk untuk menindihku, ia mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Dan ciuman hangat itu pun datang, gue memang tidak pernah merasakan ciuman sehangat ini. Gue masih dalam keadaan diam tanpa merespons saat dia melumat bibirku dengan lembut. Merasakan sesuatu yang sangat perih dengan tanpa ragu gue membuka mulut dengan sigap lidah dia masuk mencari lidahku lalu di mainkan sesukanya.
Masih melumat bibirku penuh nafsu, gue merasa kehabisan napas. Setelah itu dia mengerti dengan sentuhan dan dia pun melepaskan ciuman panas yang dilakukan denganku. Gue dapat menghirup kembali oksigen saat ciuman itu berakhir. Sorot kedua matanya sangat membakar dan membuatku tidak bisa menghindar dengan tatapannya. Dia kembali menurunkan wajahnya di bawah wajahku.
Gue bisa merasakan hembusan napas dan kecupan hangat dari bibirnya setelah menyentuh leherku. Gue tidak bisa menahan sentuhan darinya, gue hanya bisa meraba tubuhnya dan mencengkeram erat pada pundak yang lebar itu.
"Hhhaahh ..." hanya itu yang bisa gue keluarkan dari tenggorokanku.
Sekarang dia berpindah dan menurunkan wajahnya ke bagian dua kembarku, gue merunduk menatap setiap dia mengecup kulit-kulitku. Gue merasa sangat menikmati serangan yang membara ini.
Gue menahan desahan dari mulutku, tapi itu akan sangat sulit kuhindari. Pria itu mengisap puting susuku dengan gemas dan buas. Sesekali dia menggigit dan melilit seperti permen. Gue merasakan sangat geli dan ...
"Hmm ... ahh ..." hanya itu yang bisa gue keluarkan.
****
Aliando puas dengan semua yang dia sentuh dan cicipi kini ia mulai melepaskan CD milik Prilly. Dengan cepat Aliando mulai memainkan liang kemaluan Prilly.
"Akkhh ... Om ... gue mau pipis!" pekik Prilly tiba-tiba.
"Pipis saja di sini. Nanti aku minum," ucap Aliando.
"Jangan Om.. Bau ... Ahhh ... Om.. jangan di tek—aan,"
Sshuuuutttt!!!!
Sesuatu keluar dari kemaluan Prilly, ia tidak bisa menahan lagi setelah apa yang dilakukan oleh Aliando kepadanya. Prilly hanya bisa menggigit punggung tangannya dan merasakan kenikmatan bagian kemaluan tersebut.
Setelah puas dengan permainan dan pemanasan saatnya Aliando mulai memasukan miliknya di kemaluan Prilly. Pada dasarnya Prilly tidak merasakan sesuatu akan menerobos masuk pada perawanannya.
Tetapi Prilly mulai mengerut dua alisnya ia merasakan sesuatu sangat menonjol masuk pada kemaluan ia pun mencoba menggenggam lengan yang berotot dan kekar itu. Aliando kesulitan memasukan miliknya. Dengan dorongan kuat beberapa detik kemudian...
"Akh!" lengking Prilly saat bagian miliknya sesuatu terkoyak sangat besar. Kesakitan amat luar biasa dapat dirasakan oleh cewek 20 tahun itu.
Aliando pun mendorong masuk perlahan-lahan dan mendiamkan sebentar kemudian ia melirik wajah cewek itu tengah terdiam memejamkan kedua matanya rapat. Aliando dapat mengerti pasti cewek itu akan menyesal telah memaksa dirinya melakukan yang tidak seharusnya untuk dilakukan. Sekarang ia harus tanggung jawab semuanya yang telah merusaki masa depan cewek di depannya.
****
Prilly bangun, hari sudah pagi. Dia harus masuk kerja. Jadwalnya masuk pagi. Saat akan turun dari tempat tidur. Dia merasakan bagian bawahnya sakit dan perih. Seperti terkoyak kertas.
"Aww!" pekik Prilly. Aliando yang tidur di sofa terbangun melirik arah suara rintihan.
Prilly terduduk di tutupi selimut tebal. Aliando mendekatinya..
"Ada apa?" tanya Aliando merasa khawatir.
"Sakit, Om... hiks..." jawab Prilly terisak.
"Maaf ya. Buat kamu merasa sakit begini," ucap Aliando mengusap rambut kepala Prilly. Prilly terisak perlahan mulai berhenti.
"Om... gimana gue bisa kerja. Kalau ini gue masih sakit," rengek Prilly menunjukkan bagian sensitifnya.
Aliando melirik arah jari telunjuk milik Prilly di tutupi selimut tebal. Aliando menelan salivanya. "Jangan di paksakan, kalau masih sakit. Izin tidak masuk saja dulu," kata Aliando merasa iba lihat wajah sayu Prilly.
"Tapi... gue... baru masuk. Masa izin libur sehari. Nanti teman gue kira, gue gak becus kerjam" ngeyel Prilly.
"Daripada kamu jalan ngakang, lebih di curigain nanti sama yang lain. Kenapa jalanmu mengangkang begini," nyindir Aliando
"Kok, Om ngomongnya gitu sih?!" cibir Prilly.
Di cubitnya hidung Prilly oleh Aliando. Prilly merasa sakit di cubitnya.
"Sakit, Om!" sengak Prilly. Aliando melepasnya, lalu di cium bibir sebentar.
Entah kenapa, Aliando jadi semakin candu dengan bibir mungil milik Prilly. Prilly terdiam saat Aliando menciumnya tanpa hitungan detik.
Merasa tubuh Prilly melayang, Aliando sudah menggendong tubuhnya masuk ke dalam bathroom. Di duduki di atas kloset. Tanpa ada balutan sedikit pun. Prillya masih diam terpaku, apa yang di lakukan oleh Aliando padanya.
Serasa terhipnotis oleh ciuman dari Aliando. Aliando masuk kembali membawa beberapa baju untuk Prilly di pakai nanti setelah mandi. Aliando tutup pintu menguncinya. Prilly masih belum mengedip matanya. Aliando kembali membungkuk badannya menatap wajah Prilly dalam tatapan gemes.
"Fuuh!" di tiup nya mata Prilly. Prilly mengedip-ngedip beberapa kali.
"Om... kok masuk ke da–" Belum selesai bicara, Aliando sudah main langsung cium bibir Prilly.
Pertama Prilly tidak bereaksi, di lepas sedikit oleh Aliando.
"Buka," pintanya. "hah?" Di lumatnya langsung saat Prilly membuka sedikit. Prilly melebar kedua matanya. Melirik Aliando menciumnya begitu panas.
Semakin di cium, Aliando memasukan lidahnya ke mulut Prilly mencari penghuni nya. Setelah mendapatkan lidah penghuninya. Aliando memainkan lidahnya. Prilly mulai terhanyut dengan ciuman dari Aliando.
"Eung..." Prilly mulai mengerang. Prilly meremas baju Aliando begitu erat.
Prilly akhirnya bisa bernapas kembali saat Aliando menciumnya penuh nafsu.
"Om ..." Panggil Prilly.
Aliando menggendong tubuh Prilly masuk ke dalam bathtub. Yang sudah terisi air setengah.
"Rendam dulu di sini. Biar tidak merasa sakit bagian bawah mu." ucap Aliando. Prilly hanya diam. Menuruti ucapannya.
Sedangkan Aliando membuka semua pakaiannya. Prilly tersipu malu melihat tubuh kelar berotot dan bagian menonjol keluar, buah pisang. Aliando membuka shower. Membasahi tubuhnya. Prilly meliriknya, menggigit bibir bawahnya dia mulai sedikit terangsang hanya melihat tubuh Aliando yang sexy itu. Aliando menatapnya melihat Prilly menggigit bibirnya. Di matikan shower itu. Kemudian masuk ke dalam bathtub. Prilly menatapnya geming.
"Jangan di gigit bibir mu. Nanti berdarah," ucapnya pelan dan lembut. Di angkat kedua kaki Prilly
"Ke sini." Di suruh mendekati duduk di pangkuannya. Awal Prilly enggan. tapi lama kelamaan dia mulai mau.
Sekarang, Prilly sudah duduk di pangkuan perutnya. jarak mereka sangat dekat sekali.
"Kamu cantik, kamu sudah membuatku kembali normal. Tidak ada wanita bisa memikat hatiku saat hanya bersentuh sekali. Aku mulai tercandu dengan wajahmu dan tubuhmu." ucapnya pada Prilly. Prilly menunduk. Di angkat satu jari di dekat dagunya.
"Aku akan menikah denganmu," ucapnya lagi. Prilly mendelik bulat matanya.
"O-om yakin," jawab Prilly gagap
"Iya," ucapnya.
Kembali mencium bibir mungil manis dan kenyal itu. Prilly melingkari kedua tangannya di leher Aliando. Aliando senyum. Sekarang Prilly mulai kemajuan.
Prilly membalas ciuman Aliando. Ciuman semakin memanas. Sedangkan batang juniornya sudah mulai tegang dan berdiri.
"Angkat sedikit," titah Aliando.
"Tapi, Om. itu ku masih sakit." Prilly ragu jika Aliando ingin memasukan lagi.
"Tidak akan. Kita di dalam air," ucapnya
Prilly menuruti, dan Aliando mulai memasukan lubang vagina nya. Prilly memeluk leher Aliando menahan rasa nyeri di bagian bawahnya. Prilly menahannya.
Masuk sempurna. Prilly bisa merasakan kejantanannya milik Aliando sudah masuk semua bagian bawahnya. Prilly melonggarkan pelukan lehernya.
"Bergeraklah. Kamu akan merasakan menopang genjotan itu." Ucapnya pada Prilly.
Prilly mulai menaik turun genjotan nya. dua toket milik Prilly ikut naik turun.
Aliando mulai mendesah. Merasakan begitu nikmat memopangnya Prilly. Prilly mendesah merasakan sensasi di dalamnya. Semakin digenjotnya. Membuat Aliando memejam matanya. Sekarang Aliando membaringkan tubuh Prilly. Namun kejantannya masih di dalam vaginanya. Giliran Aliando menopang genjotannya. .
Prilly memegang tepi bathtub. Suara air pun berombak akan genjotan dasyat milik Aliando menghentakan milik Prilly. Desah Prilly merasa ke puncak klimaksnya.
Aliando lemas, Prilly mengatur napasnya. Di kecupan bibir Prilly. Sekarang Aliando kembali membersihkan diri nya. Prilly kelelahan. Dia ingin tidur sebentar.
Tak lama kemudian, Prilly keluar dari bathroom. Mengenakan pakaian milik Aliando. Kaos merah kedodoran. di lapisi celana dalamnya. Tanpa kutang. Aliando yang duduk di sofa menenteng kacamata meliriknya sebentar. Menelan salivanya. Membuat Aliando tidak fokus pada dunia nyatanya. Prilly duduk di sebelah Aliando. Aliando telah keringat dingin.
"Sial, terlalu menggoda," umpat Aliando dalam hati.