"Sayang jangan ganggu kak Vio."
"Kak Vio kalau tidur cantik sekali ya Daddy hihi."
"Daddy, kak Vio bisa jadi mommy Zeze?"
"Nanti kalau kak Vio sudah bangun kita tanya ya."
"Asyik."
Masih dibawah alam sadarnya Viona sayup-sayup mendengar suara percakapan antara Zeze dan Fernando, perlahan ia membuka matanya dan benar saja pemandangan yang pertama ia lihat adalah wajah tampan Fernando yang sedang bercanda dengan Zeze putri semata wayangnya.
"Kakak sudah bangun?"tanya Zeze riang.
"Iya anak cantik,"jawab Viona pelan, ia berusaha menahan rasa mualnya yang datang kembali.
"Lebih baik kau istirahat saja, wajahmu sangat pucat," titah Fernando dengan dingin.
Viona mencoba mengabaikan ucapan Fernando, ia bangkit dari tidurnya lalu berusaha duduk dan melangkahkan kakinya turun saat mencoba melangkah ia terjatuh.
"Aaww,"teriak Viona spontan saat merasakan perih di kakinya karena tergores lantai
"Bisakah kau sekali saja patuh padaku,"hardik Fernando kesal.
Uuekk
Viona mengeluarkan isi perutnya di baju Fernando yang sedang ada didepannya karena berusaha membantunya berdiri.
Fernando diam saja ketika Viona muntah ia justru memerintahkan Viona mengeluarkan semua isi perutnya, Zeze kecil hanya duduk terdiam diranjang melihat kakak pengasuhnya tengah dipijit tengkuknya oleh sang ayah.
"Aku belum menyentuhmu sama sekali Vio, bagaimana kau bisa muntah-muntah seperti ini?"tanya Fernando pelan menggoda Viona.
"Maaf Tuan, saya mengotori pakaian anda,"jawab Viona pelan mengalihkan pembicaraan Fernando.
Fernando tersenyum tipis mendengar perkataan Viona, dengan cepat ia membantu Viona pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.
"Kalau anda masih pusing lebih baik anda istirahat nona jangan terlalu banyak aktivitas,"pesan seorang dokter pada Viona.
"Terima kasih dok,"jawab Viona lirih. Ia kemudian meminum obat yang telah diberikan oleh dokter dari rumah sakit.
Dokter itu kemudian pamit pulang dan saat dalam perjalanan menuju pintu depan Fernando mengajaknya berbicara masalah Viona, Fernando terlihat serius mendengarkan perkataan sang dokter. Kemungkinan Viona harus istirahat selama tiga hari kedepan karena kondisinya belum stabil akibat peristiwa di bianglala itu, penderita acrophobia masih suka membayangkan hal-hal buruk ketika sedang banyak pikiran oleh karena itu ia masih harus bed rest.
Fernando memerintahkan para pelayannya untuk menjaga Viona sementara ia pergi bekerja, ia juga harus mengantar Zeze berangkat sekolah terlebih dahulu.
Di dalam rumah besar Fernando terjadi keributan, ketika menyebar gosip bahwa Viona tengah hamil anak Fernando. Kabar ini tersebar diantara para pelayan yang iri dengan Viona.
"Pintar sekali gadis cilik itu."
"Yak kusangka Viona yang polos itu ternyata adalah seorang penggoda."
"Kalian tak tahu kan kalau tiap malam ia tidur dikamar Tuan."
Para pelayan yang usianya tak jauh dari Viona sedang membicarakan keburukan Viona dibelakang, ketika melihat Viona muntah-muntah dikamar tuan Fernando beberapa pelayan kemudian mengasumsikan bahwa Viona tengah hamil karena itu dokter datang untuk memeriksanya.
Viona yang tak tau apa-apa terlihat kebingungan ketika bertemu dengan teman-temannya di rumah itu, mereka tampak tak bersahabat padanya. Beberapa orang bahkan dengan sengaja menyenggol Viona dengan kasar sehingga membuatnya hampir terjatuh. Karena lapar Viona harus membuat makanannya sendiri karena tak ada satupun orang yang menyisakan makanan untuknya.
Dengan menahan rasa pusingnya Viona akhirnya hanya memakan roti tawar dan segelas jus tomat untuk mengganjal perutnya yang sejak tadi minta diisi. Viona berjalan dengan tertatih sambil memegang perutnya yang terasa perih karena sejak semalam tak terisi makanan, pelayan lainnya hanya tersenyum sinis melihat Viona yang kesakitan.
Viona berjalan dengan bersandar perlahan di dinding ia tak memperhatikan jalannya sampai akhirnya ia tersesat disebuah ruangan yang belum pernah ia liat sebelumnya, rupanya Viona berjalan tanpa melihat jalan sampai akhirnya tersesat disebuah kamar diujung lorong yang nampaknya tak ada penghuninya. Karena rasa penasaran yang besar Viona memberanikan dirinya masuk keruangan yang tak terkunci itu, matanya membelalak seketika ketika melihat tumpukan barang-barang pribadi nya ada disana dengan cepat Viona mencari berkas pribadinya dan buku tabungannya. Setelah mencari cukup lama akhirnya kedua barang yang sangat Viona cari itu akhirnya dia temukan secara tak sengaja.
"Baik dengan ini aku bisa keluar dari rumah ini,"ucap Viona dalam hati.
Karena sudah hampir sore Viona dengan cepat merapikan barang-barang di gudang itu seperti semula supaya tak membuat curiga Fernando, Viona kini tahu tempat dimana barangnya disimpan oleh Fernando. Viona menyembunyikan berkasnya dibalik pakaiannya lalu dengan cepat ia meninggalkan gudang itu ketika tak ada orang yang melihatnya. Viona masuk menuju kamarnya yang ada dilantai dua, letak kamarnya memang terpisah dari kamar pelayan lainnya dan hal itu juga yang membuat pelayan lain iri padanya.
"Ibu tolong lindungi Anjie, Anjie harus keluar dari rumah ini,"ucap Viona lirih saat berhasil sampai dikamarnya.
Ia kemudian menyimpan berkas itu dibawah lantai yang terbuka yang tak sengaja ia temukan sewaktu membersihkan kamarnya, Viona takut kalau menyimpan berkasnya di lemari akan diketahui oleh Fernando atau pelayan lainnya. Karena sudah sore Viona memutuskan untuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
"Kak Vio,kak Vio,"suara Zevanya kecil terdengar diseluruh rumah memanggil Viona.
Fernando dibelakang hanya tersenyum melihat anaknya berlarian sambil memanggil Viona.
"Daddy, kak Vio dimana kenapa tidak datang ketika Zeze panggil?"rengek Zevanya panik.
"Pelayan, cari Viona,"teriak Fernando yang ikut kesal karena tak berhasil menemukan Viona.
Zevanya menangis dipelukan Fernando ia merengek minta bertemu Viona, Fernando dengan sabar menenangkan putri nya. Karena hampir sepuluh menit pelayannya tak ada yang berhasil menemukan Viona akhirnya Fernando ikut mencari Viona.
"Kau tak mungkin kabur kan kelinci putihku," desis Fernando kesal, ia berlari kearah gudang dan kaget ketika membuka pintu yang ternyata tak dikunci. Fernando memarahi pelayannya yang ceroboh karena tak mengunci pintu gudang itu, para pelayan nya kelihatan ketakutan melihat Fernando marah.
"Sepertinya dia belum mengetahui gudang ini, seharusnya dia masih ada dirumah ini," gumam Fernando kesal, ia baru menyadari bahwa rumahnya terlalu besar sehingga mencari satu orang saja terlalu sulit baginya.
Fernando lari kekamar Viona yang terletak di sebelah kamar putrinya, didalam kamar itu tanda-tanda keberadaan Viona tak terlihat. Fernando masuk ke dalam kamar mandi juga tak mendapati sosok yang ia cari dan ketika ia akan melangkah keluar matanya menangkap ada yang janggal dengan closet lemari milik Viona dan ketika ia buka pintu kamar pakaian itu sontak ia terkaget ketika melihat Viona yang sudah tergeletak di lantai diantara tumpukan baju yang berserakan dengan cepat Fernando mengangkat tubuh Viona.
"Panggil dokter," teriak Fernando dari kamarnya, ia berusaha meletakkan tubuh Viona pelan di ranjangnya.
Zeze dan para pelayan langsung berlarian ke arah kamar Fernando, mereka kaget ketika melihat Viona tengah tak sadarkan diri. Fernando terlihat berusaha memberikan pertolongan pertama dengan memberikan aroma essentials untuk membuat Viona terbangun.
Zeze terlihat sedih ketika melihat Viona lagi-lagi tak sadarkan diri, beberapa lama kemudian dokter datang dan langsung menangani Viona. Dokter itu langsung memberikan infus pada Viona dan memasangkan oksigen pada Viona.
"Saya tadi kan sudah pesan tuan muda, gadis ini harus istirahat di tempat tidur selama tiga hari. Efek trauma nya belum hilang, kemungkinan ketika ia berjalan pun ia akan merasa masih terbayang-bayang dengan tempat tinggi," ucap salah satu dokter pribadi Fernando dengan serius.
"Aku sudah meminta dia istirahat," jawab Fernando membela diri.
"Dia tidak istirahat, lihat ini," ucap dokter itu kembali sambil menunjukkan jari Viona yang terluka karena terkena oven yang panas.
Mata Fernando seketika membelalak melihat bekas luka Viona yang tadi pagi tak ada luka apapun, dalam kondisi emosi Fernando meminta kepala pelayan untuk membuka rekaman CCTV dirumah itu dan emosinya makin memuncak ketika melihat Viona tengah di bully oleh pelayan lainnya.
Setelah dokter pulang Fernando meminta kepala pelayannya mengumpulkan semua pelayannya diruang pribadi nya Fernando langsung memecat ke lima belas pelayan dirumahnya karena dianggap tak pantas bekerja dengannya.
"Aku minta kalian menjaganya bukan malah membiarkannya membuat makanan sendiri, keluar kalian dari rumahku," teriak Fernando dengan emosi tinggi.
"Justin carikan pelayan lainnya untuk bekerja disini besok pagi," titah Fernando pada asisten pribadinya.
"Baik Tuan." Justin menjawab ucapan Fernando dengan cepat.
Bersambung