Chereads / You Are Mine, Viona : The Revenge / Chapter 69 - Garis darah terbaik

Chapter 69 - Garis darah terbaik

Setelah mengetahui identitas Viona yang sebenarnya langsung membuat Fernando bahagia karena ia tau kalau orang tua kandung Viona bukanlah orang sembarangan bahkan sangat terpandang untuk beberapa generasi sebelumnya , hanya saja satu pertanyaan besar bersarang dikepalanya kenapa Viona harus berakhir di pinggir jalan sampai akhirnya di adopsi oleh Maria Jessica Horrison . Memikirkan pertanyaan itu semalaman membuat kepala Fernando pusing , sungguh tak masuk diakal keluarga terpandang sampai harus membuang keturunan mereka . Karena tak benar-benar tidur semalam akhirnya pagi hari justru membuat kepala Fernando ketika bangun dipagi hari , ia kemudian kembali sibuk dengan laptop yang ada dimeja kerjanya . Fernando mencocokan wajah Viona dengan seorang wanita dari anggota keluarga bangsawan itu dan hasilnya benar-benar mirip walau Viona tanpa menggunakan riasan tebal .

Hal ini semakin menyakinkan Fernando kalau Viona benar-benar keturunan bangsawan perancis yang pertama kali menginjakkan kaki di Canada terutama di Quebec . Kota ini juga menjadi tempat lahir budaya dan sejarah Perancis di Amerika Utara. Sebagian besar dari sekitar 7,5 juta orang yang tinggal di daerah metropolitan besar Quebec City berbahasa Prancis. Mengetahui hal ini justru membuat Fernando dilema antara harus memberitahu Viona atau tidak karena jika Viona tau kebenarannya pun ia pasti akan kesulitan menerimannya apalagi keluarga itu sangat terpandang di kota .

" kau tak perlu tau keluarga kandungmu sweety karena kau cukup menjadi istriku saja tanpa harus menjadi anak dari orang-orang itu " ucap Fernndo tersenyum memandang foto Viona yang tengah tersenyum bersama Zevanya yang diambil beberapa tahun lalu .

Fernando kemudian menyimpan rapat hasil tes DNA milik Viona yang cocok 99,9 % dengan nyonya Ariela Elise Archambault sang nyonya dari keluarga bangsawan Archambault , ia masih bertanya-tanya bagaimana ibu Maria Jessica berhasil melakukan tes DNA seperti ini waktu itu . Apakah karena ibu Maria adalah seorang perawat maka ia mudah mendapatkan sampel dari seorang nyonya dari keluarga besar itu atau karena ada yang membantunya , memikirkan hal ini benar-benar membuat seorang Fernando yang jenius merasa kewalahan . Oleh karena itu ia memutuskan menutup rapat rahasia Viona untuk diriinya sendiri .

Drtttt

Tiba-tiba ponsel mahal milik Fernando bergetar , dengan malas pria kaya itu meraih ponselnya yang ia letakkan diatas nakas yang ada disamping ranjangnya .

XXX :

" Bonjour Monsieur "

Deg

Jantung Fernando langsung  berpacu dengan cepat membaca pesan itu , selama ini tak ada orang yang mengirim pesan padanya dalam bahasa Perancis terlebih dahulu , walaupun Fernando fasih menggunkan bahasa Perancis tapi semua rekan bisnis dan orang-orang yang mengenalnya pasti akan mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris . Senyum tipis mengembang diwajah tampan Fernando ia yakin hanya ada satu orang yang mampu melakukan hal seberani ini padanya .

Fernando  :

" ada yang bisa saya bantu nona Amber ? "

XXX :

" wahhh bagaimana anda bisa tau kalau ini saya ? "

Fernando :

" sudahlah nona apa maumu hari ini aku banyak kesibukan . "

XXX :

" aku mengingkan dirimu tuan , aku ingin merasakan kehangatan tubuhmu malam ini "

Mata fernando langsung memerah ketika membaca pesan terakhir yang dikirim oleh Amber dengan penuh emosi ia melempar ponselnya ke lantai hingga kaca ponselnya hancur seketika , dengan penuh emosi Fernando berjalan menuju telfon yang ada dikamarnya ia lalu menghubungi anak buahnya dan berbicara serius tanpa jeda .

Tak lama kemudian pintu kamarnya diketuk oleh seseorang dari arah luar , Fernando langsung meraih remote yang ada didekat lampu tidurnya untuk membuka pintu kamarnya . Setelah pintu terbuka masuklah Justin sang sekretaris pribadi dengan wajah tegang bersama beberapa orang anak buah Fernando yang berpakaian serba hitam  .

" singkirkan wanita yang bernama Amber secepatnya waktu kalian hanya 1x24 jam untuk menjalankan perintahku " ucap Fernando dengan mata memerah .

" baik tuan " jawab delapan orang pengawal pribadinya secara bersamaan , tak lama kemudian mereka langsung pergi keluar meninggalkan Justin dan sang Tuan besar .

" kau benar Justin jalang busuk itu tak bisa dikasih hati , bisa-bisanya dia berkata ingin naik ke atas ranjangku !!! " ucap Fernando dengan nada meninggi , ia merasa harga dirinya direndahkan oleh pelacur murahan seperti Amber yang sudah melewati batasan .

" saya akan melakukan apa yang tuan perintahkan secepatnya " jawan Justin cepat .

" ingat Justin dia adalah orang kedua yang tau siapa Vionaku oleh karena itu kau harus menguruskan serapi mungkin aku tak mau ada kesalahan sekecil butiran pasir pun !! " titah Fernando dengan mata berapi-api .

Justin mengangguk pelan lalu pamit undur diri dari kamar Fernando , begitu keluar dari kamar Fernando ia langsung berlari menyusul bodyguard lainnya yang sudah menunggunya di depan rumah . Sepeninggal Justin sang sekretaris yang merangkap asisten pribadinya Fernando kemudian pergi kekamar mandi untuk menyegarkan otot-ototnya yang tegang karena semalam tak tidur dengan nyenyak ditambah masalah Amber yang baru saja terjadi ia tak mau merusak harinya karenanya ia memilih untuk menikmati mandi paginya di bathup .

Rumah Sakit Global Bross

Suasana pagi dirumah sakit sudah sedikit gaduh karena sebuah pengumuman yang terpasang di depan ruang direktur dimana telah terjadi perombakan struktur dan kerja dokter disemua divisi termasuk divisi bedah dimana Viona berada , para dokter nampak sangat terkejut ketika membaca pengumuman itu bagaimana tidak hampir semua dokter di rubah jabatan dan job nya .

" sabar aduhh sakit susterr " jerit Viona kesakitan saat mencoba melepaskan diri dari cengkraman tangan suster Tina yang menariknya pergi ke tempat berkumpulnya para dokter .

" permisi permisi ... gantian donk kita mau liat juga " ucap suster Tina saat mencoba masuk ke dalam kerumunan tenaga medis itu .

" sabar suster saya juga " sahut dokter Louisa yang disebut-sebut sebagai fans terbesar nomor dua setelah dokter Ammy yang sama-sama mengidolakan profesor Frank .

" sudahlah ayo nanti saja liatnya kita harus kerja suster " ucap Viona mencoba menahan suster Tina agar tak ikut-ikutan melihat pengumuman .

" tapi kita sudah sampai disini dokter " protes suster Tina pada Viona .

Viona hanya tersenyum tipis melihat suster yang selalu menemaninya berkerja itu , tiba-tiba saja terdengar suara tangisan yang cukup keras dari arah luar karena penasaran Viona langsung berlari . Ia mempunyai perasaan yang tak enak ketika mendengar suara tangisan meninggalkan suster Tina yang masih bersemangat untuk membaca pengumuman .

Viona berlari menuju ruang IGD melewati para profesor senior yang tengah berjalan bersama dokter Adam yang sudah resmi menjadi seorang profesor tanpa menegur ia berfokus pada sumber suara yang terdengar sangat menyayat hatinya itu . Saat sudah sampai di ruang IDG jantungnya berdetak cepat karena dihadapannya nampak seorang gadis cilik tengah terbaring diatas ranjang berlumuran darah sementara sang ibu menangis sejadi-jadinya dipelukan sang ayah . Viona langsung bertindak cepat membantu dokter yang ada diruang IGD , walau Viona bukanlah dokter jaga di ruang IGD tapi mendengar suara tangisan seperti tadi tak mungkin membuatnya diam saja .

Dengan cepat Viona mengurus sang gadis cilik yang nampak terluka cukup parah dibagian kepala tanpa menunggu lama Viona segera mendorong ranjang gadis itu ke ruang oprasi dibantu beberapa suster , saat sedang berusaha mendorong ranjang ke ruang oprasi tiba-tiba saja datang profesor Frank membantu Viona mendorong ranjang itu melewati rombongan dokter yang baru saja kembali dari depan ruang direktur termasuk sister Tina yang kemudian langsung ikut mendorong ranjang begitu tau Viona tengah berusaha menyelamatkan gadis cilik itu .

Setelah masuk ruang oprasi profesor Frank kembali berduet dengan Viona dalam menjalankan operasi besar itu , para profesor dan dokter senior nampak melihat jalannya oprasi dari ruang kaca yang berada di atas ruang operasi . Mereka nampak ikut tegang dan dibuat kagum oleh kerja cepat yang dilakukan oleh Viona yang dibantu profesor Frank .

" sangat beruntung rumah sakit ini memiliki dokter bedah sehebat dokter Viona Angel " ucap Profesor Brandon sang profesor paling senior di rumah sakit .

" selamat datang prof " ucap beberapa profesor muda dan para dokter yang kaget melihat kehadiran profesor hebat itu ada diruang pantau .

" kalian para dokter muda lebih baik perhatikan bagaimana kerja dokter Viona , contohlah dia walau usianya masih muda tapi ketrampilannya sudah sehebat ini " imbuh profesor Brandon penuh arti sambil terus menatap layar monitor yang menampilkan jalannya proses oprasi yang dilakukan Viona dan profesor Frank .

Satu jam kemudian sudah berlalu akhirnya lampu tanda oprasi masih berlangsung sudah mati yang artinya oprasinya sudah selesai , Viona keluar dari ruangan oprasi setengah jam kemudian bersama profesor Frank dengan wajah yang penuh dengan keringat dingin karena telah selesai melakukan oprasi yang cukup rumit .

" terima kasih prof sudah membantu saya " ucap Viona penuh syukur pada profesor Frank yang juga terlihat kelelahan .

" ini sudah menjadi pekerjaanku juga dokter Viona tak perlu sungkan " jawab profesor Frank merendah .

Viona mengangguk pelan lalu berjalan menemui orang tua pasien yang baru saja ia selamatkan beriringan dengan profesor Frank yang berjalan didepan , melihat dua orang dokter keluar dari ruang oprasi sepasang suami istri yang tengah harap-harap cemas menunggu anaknya di operasi langsung berlari ke arah profesor Frank dan Viona mereka langsung menangis dan bertanya dengan berbagai pertanyaan pada profesor Frank yang ada didepan Viona.

Karena melihat profesor Frank nampak memberikan penjelasan pada orang tua pasien Viona lalu memilih untuk segera pergi meninggalkan tempat itu , ia berjalan pelan sambil menganggukan kepalanya ke arah profesor Frank yang tengah memeluk sang ibu dari pasien yang nampak mengucapkan terrima kasih berulang-ulang . Viona memilih untuk pergi daripada harus berhadapan dengan orang tua pasien seperti kebiasaannya tiap melakukan operasi saat sedang melakukan duet , Viona tak mau terlihat arogan didepan keluarga pasien oleh karena itu ia lebih memilih orang lain yang menjelaskan kondisi pasien daripada harus dirinya langsung .

" kenapa dokter tak pernah mau bertemu dengan keluarga pasien tiap selesai operasi  ? " tanya suster Tina sambil menyerahkan teh hangat pada Viona yang tengah duduk di ruang istirahat .

" kalau tangan kananmu memberi usahakan tangan kirimu tak melihatnya , itu adalah kata-kata yang diucapkan ibuku dulu suster " jawab Viona tersenyum .

" dokter ini aneh , bagaimana mungkin ada dokter yang tak mau dikenal oleh keluarga pasien setidaknya mereka harus tau kalau dokterlah yang menyelamatkan anaknya " ucap suster Tina sedikit jengkel .

" sudahlah jangan dibahas suster , lagi pula tadi aku tak melakukan operasi sendirian kan !! ada profesor Frank yang membantuku ...

" oh iya aku ingat dok , pengumuman tadi yang aku baca ... tertulis nama dokter Viona kini menjadi asisten profesor Frank " pekik suster Tina memotong perkataan Viona yang tiba-tiba teringat isi pengumuman.

" apaaa ????" tanya Viona kaget .

Suster Tina kemudian mengeluarkan ponselnya dimana tadi ia memfoto pengumuman itu , Viona membaca semua tulisan yang berhasil suster Tina foto . Mendadak seluruh tubuhnya lemas , ia makin tak bisa menjauh dari profesor itu bahkan rencanya untuk kembali ke London pun terancam gagal .

" kenapa jadi seperti ini ....." ucap Viona dalam hati sambil terus memandang ponsel suster Tina .

 Bersambung