Sesuai janji dua jam kemudian Via datang ke kamar Dila memberi pijitan. Dila bersorak riang melihat kedatangan Via. Ia segera melepas pakaiannya dan hanya menggunakan CD. Ia menutupi tubuhnya dengan kain panjang. Via memijit tangan Dila terlebih dahulu.
"Via pijitan kamu enak sekali," kata Dila ketika Via memijit tangannya.
"Dulunya kerja di salon?"
"Enggak mbak. Bisa sendiri pijitnya."
"Aku benar-benar lelah Via. Lelah hati, pikiran dan tubuh."
"Karena kerjaan ya mbak?"
"Semuanya Via."
"Mbak balik badan. Kita pijit punggungnya."
Dila membalikkan badannya menjadi telungkup. Punggung mulus Dila tersingkap. Dengan telaten Via memijit punggung sang nyonya.
Dila merasa rileks. Pijitan Via benar-benar enak. Tubuhnya terasa enak dan lebih fresh. Mata Via melotot melihat Bara masuk kamar. Ia jadi tidak enak dan salah tingkah. Bara mendaratkan telunjuknya di bibir, memberi isyarat Via untuk diam. Bara meminta Via untuk keluar kamar. Via segera bangkit dan pergi.