Enjoy Reading
***
"Untukmu." Zahra tersentak kaget saat baru keluar dari rumah tiba-tiba ada bunga di depan wajahnya. Zahra mengernyit heran melihat Jovan yang pagi-pagi sudah tersenyum manis.
"Buat aku?" tanya Zahra curiga.
"Iyalah. Masak buat emakmu. Di pecat jadi calon mantu nanti aku."
Zahra menerima bunga pemberian Jovan. Ada yang janggal di sini. "Kamu nikahin aku terpaksa kan? Kenapa malah beliin aku bunga? Seolah-olah kamu nggak terpaksa tapi beneran suka sama aku."
Jovan mengendikkan bahunya. Berjalan mengiringi Zahra. "Terpaksa atau nggak, kamu kan akan jadi istri pertama eh ... maksud aku. Kamu kan bakalan jadi istri aku juga. Jadi nggak salah dong jika pertama-tama aku mulai menerima kamu dulu."
"Kamu mau poligami?"
"Nggaklah. Maksudnya aku sedang belajar mencintaimu. Kamu juga harus belajar cinta sama Aa ya."
"Aa?"
"Iya Aa. Kamu kan pakai hijab, masak manggil suaminya bebeb. Kan nggak cocok. Panggil Aa saja ya?"