Enjoy reading.
***
Dua minggu kemudian.
Paul menghembuskan asap rokok yang memenuhi mulutnya, di pandanginya wajah Lin mey yang matanya masih terpejam. Paul sengaja tidak membiarkan Lin mey sadar sebelum kesehatannya pulih benar.
Setelah keluar dari box Paul juga mengoperasi lagi wajah Lin Mey agar kembali seperti semula.
Ya ... kejadian di dalam box kematian itu hanya akal-akalan Paul saja, dia hanya ingin Lin mey terbuka padanya dan tidak menahan diri lagi.
Selama tinggal bersamanya Lin Mey hanya melakukan apa yang dia perintahkan. Benar-benar seperti boneka. Tetapi semakin Lin Mey menurut entah kenapa Paul semakin merasa kesal melihatnya.
Paul tidak suka Lin Mey yang cemberut, menangis karena kesal dan diam karena dongkol padanya.
Paul ingin Lin Mey seperti Lin mey yang ada di dalam box kematian.
Marah kalau memang ingin marah. Mengamuk jika memang sedang ingin mengamuk. Bukan diam-diam menangis di kamar karena menahan kesedihan.