Enjoy reading.
***
Suara tangisan bayi yang kencang membuat Marco langsung menoleh ke arah ibunya. di mana dia sedang memegang anaknya dan berusaha memotong tali pusarnya.
Bayi itu terlihat masih dipenuhi darah sambil mengeliat seolah protes karena di keluarkan dari tempatnya yang nyaman.
"Itu anakku?" Marco langsung berbinar. Dia benar-benar memiliki seorang putra.
"Sabar dulu ... biar perawat membersihkannya." Stevanie sudah selesai mengurus tali pusatnya.
"Tidak apa Mom. Aku mau melihatnya dulu." Marco meraih anaknya yang masih menangis dengan pandangan penuh kasih sayang. Dia segera mengadzani putranya saat itu juga. Setelah itu baru menyerahkan putranya agar dibungkus dan dibersihkan.
Marco lalu melihat keadaan Lizz yang masih belum sadar. Menggenggam tangannya lagi dengan rasa penuh rasa terima kasih dan pemujaan. Sedangkan Stevanie sudah mulai menutup hasil sayatan oprasi yang tadi mereka lakukan.