Enjoy reading.
***
Marco berguling secepatnya agar tubuh mungil Jovan tidak terkena pecahan kaca. Tembakan yang seharusnya mengenai Jovan telah berhasil Marco hindari. Andai telat sedetik saja, Marco yakin Jovan sudah menghembuskan napas terakhir karena Marco tahu sasaran bidikan itu tepat di jantung dimana hanya butuh beberapa detik untuk membunuh seorang manusia setelah peluru bersarang di sasaran.
Marco mengembuskan napas lega karna berhasil menyelamatkan Jovan tepat waktu. Dia melihat sudut tembakan dan tak mendapati apa pun di sana. Sepertinya penembak jitu itu langsung pergi begitu selesai menembak.
Marco berdiri masih dengan waspada. Khawatir ada penembak jitu lain yang masih mengincar. Marco dengan lembut menggendong Jovan yang masih pingsan bermaksud keluar dari kamar itu dan mencari Javier.
Namun ... kakinya terpaku di tempat.