Sudah lima jam Jack tiba di Jakarta. Tapi belum bisa mencari Ayu. Ini dikarenakan tiba-tiba ada kerusuhan di salah satu Club miliknya sehingga dia harus membereskan terlebih dahulu. Sedang Joe, akhirnya berhasil dia kirim ke Jerman. Melakukan kontrak kerjanya yang hampir batal.
Setelah kekacauan di Club berhasil di atasi, Jack langsung mencari Bella. Untuk seorang Cohza tentu sangat mudah mendapatkan alamatnya.
Hampir tengah malam Jack sampai di kediaman Bella. Untuk orang lain, memang sangat tidak sopan bertamu malam hari. Tapi dia adalah tamu tak diundang. Jadi tidak memerlukan adat kesopanan. Dia tidak perlu memencet bel. Karena baginya, sangat mudah masuk ke rumah orang lain, bahkan rumah yang berkode sekalipun. Jack langsung menuju kamar Bella dan mendapati Bella sedang tertidur pulas. Ini semakin mudah, batinnya.
Jack membisikkan kata-kata penenang untuk Bella dan mulai bertanya tentang Ayu. Nama lengkap dan Alamat tentu saja. Setelah dirasa cukup, Jack langsung keluar menuju apartemen yang di tinggali Ayu.
RATIH AYU BRAWIJAYA. Dari sekian banyak wanita, kenapa harus keluarga Brawijaya yang di tidurinya. Ini sangat tidak lucu buat Jack. Alex baru menikah dengan seorang Brawijaya dan sekarang dia juga meniduri wanita Brawijaya. Oh, sial!!
Jack langsung masuk ke apartemen Ayu dan menuju kamarnya. Tapi nihil tak ada seorang pun yang ada di sini. Dia hanya menemukan kaus robek dan setitik darah di lantai. Setelah dia periksa darah itu sepertinya dari tadi sore. Jack keluar dan memencet bell apartemen di sebelah Ayu. Seorang wanita paruh baya membukakan pintu
"Cari siapa Nak?"
"Maaf mengganggu, Nona yang tinggal di sebelah ke mana ya?"
"Neng Ayu?"
"Iya Bu."
"Dia dibawa ke rumah sakit ama cowok tadi." Jack mengernyitkan dahi. Rumah sakit? Cowok?
"Rumah sakit apa ya, Bu?"
"Maaf, Ibu juga gak tau Nak."
"Ya sudah terima kasih, Bu." Jack langsung pergi begitu pintu apartemen Ibu itu tertutup. Sekarang dia harus berburu Rumah Sakit. Sebenarnya dia bisa menyuruh anak buahnya. Tapi jika Ibunya tau dia mencari seorang wanita, Ibunya pasti curiga. Jadi mending dia atasi sendiri. Jack istirahat hanya dua jam dan melanjutkan pencarian. Tapi sayang, begitu Jack menemukan Rumah Sakit itu, Ayu sudah keluar. Untung Rumah Sakit itu milik Ibunya, jadi Jack dengan mudah mendapat alamat rumah David, Kakaknya Ayu, yang membawa adiknya pulang.
Jack awalnya memeriksa kediaman Brawijaya. Setelah memastikan Ayu tak ada di sana. Jack langsung mengecek apartemen Ayu lagi. Nihil. Dia juga tidak ada di sana. Jadi hanya satu kemungkinan, Ayu di tempat David.
Jack memasuki rumah mewah yang di jaga ketat itu dengan mudah. Tentu saja hanya dengan menunjukkan tato milik Cohza semua pengawal di situ langsung bungkam. Jack melenggang masuk dengan santai dan berwibawa. Hingga dia menemukan kamar Ayu.
Ayu sedang tertidur pulas di sana. Jack mendekati wajah cantik yang terlihat damai itu. Dia masih ingat kata dokter bahwa Ayu mengalami pendarahan, akibat melakukan hubungan intim dengan cara kasar. Dan Jack masih merutuki kebodohannya itu. Diusap pipinya, dan karena tak tahan di kecupnya bibir mungil itu. Oh, sangat manis. Persis seperti yang di inginkan.
Tak terasa juniornya sudah menegang kencang. 'Mungkin main dulu satu ronde tidak apa-apa', batin Jack. Dia langsung mengunci pintu dan melucuti pakaiannya. Di bukanya selimut yang menutupi Ayu. Jack hanya bisa menelan ludahnya sendiri, melihat Ayu hanya mengenakan pakaian dalam. Dibukanya bra dan celana dalam Ayu dengan lembut dan langsung ditindihnya tubuh menggiurkan itu. Jack menciumi Ayu dari dahi dan terus turun ke bawah hingga sampai bibir lalu melumat dan memasukkan lidahnya dengan terburu-buru. Sedang tangannya sudah bergerilya di dada dan Miss V milik Ayu.
"Uch ...." Jack mendengar Ayu melenguh pelan, tapi matanya masih terpejam.
Tak sabar Jack langsung menyatukan tubuh mereka selembut mungkin. Di sanalah mata Ayu langsung terbuka lebar. Kaget sekaligus nikmat saat merasakan sesuatu menghujam di dalam dirinya. Jack menggeram nikmat. Dia baru pertama kali bertemu vagina sesempit ini. Di pandanginya Ayu yang terengah engah di bawahnya. Jack bahkan bisa merasakan pergolakan batin Ayu, yang ingin mengatakan ini tidak benar. Tapi sayang, tubuhnya berkhianat dan terlalu menikmati permainan ini. Hingga jerit dan desahan nikmat, keluar dari mulut manisnya.
Jack berusaha berlaku selembut mungkin agar tak menyebabkan pendarahan lagi. Tapi saat jeritan pelepasan Ayu terdengar, Jack sudah tak bisa menahan diri. Digoyangkan tubuhnya naik turun dengan cepat, hingga akhirnya ledakan dahsyat menyelimuti dirinya. Jack ambruk, dan langsung memeluk Ayu erat tanpa melepaskan penyatuannya.
"Tidurlah sweety. Ini hanya mimpi. Mimpi yang sangat indah," bisik Jack di telinga Ayu. Mengirim sugesti ke otak Ayu, agar melupakan, bahwa dia baru selesai bercinta dengan Jack.
Setelah Ayu tertidur, Jack segera membersihkan tubuh Ayu agar aroma percintaan mereka hilang. Dia juga memakaikan kembali pakaian Ayu dan dirinya. Lalu Jack menyemprotkan Parfum ke seluruh ruangan agar atmosfer percintaan bersih dari sana. Jack baru akan menyuntikkan obat pencegah kehamilan saat mendengar suara ketukan pintu.
"Ayu? Are you okay?" tanya David dari luar pintu. David penasaran karena mendengar suara-suara aneh dari kamar Ayu. Tapi hening, tak ada siapapun yang membuka pintu untuknya.
"Ayu? Buka pintunya atau Mas dobrak." David yang tidak sabar mulai menggedor-gedor pintu secara kasar. Sedang Jack, di dalam kamar akhirnya jengah. Dia akan menghipnotis dan memberi sugesti yang mengerikan pada siapa pun yang mengganggu dirinya. Mau nyuntik cuma beberapa menit aja susah. Dia akhirnya membuka pintu dan akan mengusir si pengganggu.
"WHAT?!" Jack membuka pintu lebar dan bertanya kasar. David langsung kaget saat mendapati cowok ada di dalam kamar Ayu.
"SIAPA LU?! NGAPAIN DI KAMAR ADEK GUE?!" David memukul wajah Jack dengan telak.
Jack mengangkat alisnya, mendapat pukulan tak seberapa itu dan pertanyaan tidak masuk akal. "Lupakan apa yang baru saja kamu lihat dan pergi ke kamarmu, lalu tidur." kata Jack memulai sugestinya.
David melipat tangannya di depan dada. "INI RUMAH GUE. JADI ELO YANG HARUS PERGI. BUKAN GUE!!"
Jack bingung dan memulai menyugesti David lagi. "Lupakan yang kamu lihat dan pergi tidur." Jack menepuk pundak David.
David makin memandang kesal orang di depannya. "ELO PERGI ATAU GUE PANGGIL POLISI." David berseru tajam dan langsung memukul Jack lagi.
Jack shock dan langsung terjatuh. Bukan karena pukulan itu, tapi karena baru kali ini hipnotisnya tidak mempan. Sebelum David memukulnya lagi, Jack sudah berhasil kabur. Bukan karena takut kalah. Tapi karena terlalu kaget ada orang kebal terhadap hipnotisnya.
Jack keluar dengan cepat hingga David bahkan tak bisa mengejarnya. Jack sudah melupakan tujuan awalnya datang ke sana. Yang ada di otaknya adalah bagaimana, bagaimana dan bagaimana bisa ada orang tak terpengaruh hipnotisnya. Kemampuannya yang melemah? Atau kekuatan pikiran David yang lebih kuat darinya?
Jack terus saja memikirkan itu. Bahkan sampai berhari-hari. Hingga akhirnya, suntikan yang harusnya di berikan pada Ayu terlupakan. Dan saat Jack ingat, semua sudah terlambat.