Hari sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Aku mengendarai sepeda motorku agak perlahan, di karenakan hujan turun dengan sangat deras.
Saat tiba di sebuah jalan yang amat sepi, dengan perlahan aku mengendarai sepedaku karna keadaan sedikit gelap dan takut jika diriku menabrak sesuatu tanpa sengaja.
Aku terus berdoa dalam hati,
Ya allah.... Lindungi hamba dari segala
Hambatan dan kejadian buruk yang tidak hamba inginkan Amin....
Mataku tiba-tiba menatap sebuah mobil yang menabrak sebatang pohon besar yang kelihatan sangat tua, karna seperti ada orang di dalamnya, aku langsung menghentikan sepedaku dan menuju ke mobil tersebut dengan cepat. Ada seorang pria yang sedang merasa kesakitan di dalamnya.
"Pak ... Maaf Pak ... Apa bapak baik-baik saja? Pak ... " Panggilku panik sedangkan bapak tersebut tetap diam.
Tanpa menunggu waktu lama, Aku mengeluarkan bapak tersebut dengan segenap kekuatanku dan menbawanya ke rumah sakit. Tak lupa juga aku segera mengabari Ibuku di rumah dan memberitahu jika aku anaknya Nurjannah pulang terlambat.
🌼🌼🌼🌼🌼
Aku menunggu dokter yang sedang memeriksa pasien tersebut. "Mudah-mudahan tidak terlalu fatal ya ALLAH ... " batinku dalam hati.
Beberapa menit kemudian, seorang Dokter keluar dan aku langsung berdiri dan bertanya
"Bagaimana keadaannya Dok? Apa beliau baik-baik saja?"tanyaku harap-harap cemas.
"Ya! Dia baik-baik saja! cuma pingsan, mungkin karna penyakit jantung yang di deritanya" ucap Dokter itu membuatku cemas.
"Dia punya penyakit jantung Dok?" tanyaku terkejut.
"Iya, tapi sudah tidak apa-apa, kau boleh masuk dan tunggu sampai dia sadar."
"Baiklah, terima kasih dokter," jawabku lega.
Aku membuka pintu dan masuk ke ruangan yang di mana ada seorang pria tergeletak lemah dan tidak berdaya. Hingga Beberapa menit kemudian dia mulai membuka matanya.
"Dimana aku?"
"Dirumah sakit Pak."
"Kau yang membawaku kesini??"
"Iya Pak, apa Bapak tidak apa-apa?"
"Alhamdulillah, aku baik-baik saja Nak," jawabnya dan tak lama kemudian, Bapak itu tertidur.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Pagi datang mengirimkan rasa sejuk karna kebetulan aku tidur di dekat jendela rumah sakit. Aku melihat kearah Bapak yang ku jaga semalaman.
Ternyata beliau sudah sadar dan sudah dari tadi terus menatapku, aku terlonjak kaget dan memperbaiki posisiku.
"Bapak sudah bangun?" tanyaku agak salah tingkah.
"Barusan Nak," jawabnya sambil tersenyum. "Jam berapa kau membawaku kesini?" tanya Bapak itu kepadaku .
"Jam dua belas malam Pak."
"Wah ... Malam sekali? kau darimana Nak?" tanya Bapak itu penasaran.
"Dari pengajian pak," jawabku sambil tersenyum.
"Nama kamu siapa?" tanya bapak itu kepadaku.
"Nama saya NUR JANNAH Pak, biasa di panggil Jannah," jawabku lembut.
"Oh ... Nama yang bagus, kalau nama saya HARDI Nak, saya ucapkan terima kasih, karna kamu sudah menolong saya."
"Sama-sama Pak, itu sudah kewajiban saya," balasku lembut.
"Oh ya Pak, apa bapak sudah menghubungi keluarga Bapak? Nur harus pulang sebentar lagi Pak, Nur khawatir sama orang tua yang mungkin sudah cemas memikirkan Nur, selain itu saya juga harus cari kerja lagi," jelasku sambil tersenyum.
"Saya sudah menghubungi Putra saya Nak, sebentar lagi dia pasti akan tiba, tunggulah sebentar lagi biar aku yang akan mengantarmu pulang kerumahmu bersama Anakku."
"Tidak usah Pak, terima kasih, saya sudah bawa sepeda motor," ucapku tersenyum
"Baiklah Jannah, ini kartu nama Saya, kalau kamu butuh pekerjaan, pergilah ke tempat tersebut, itu adalah nama perusahaan Bapak," balas Bapak itu lembut.
"Baiklah Bapak, terima kasih ... " Setelah mengambil kartu namanya, aku segera berdiri ingin pulang dan Bapak tadi menahan tanganku.
"Ini uang saku buat kamu nak," ucapnya tulus.
"Tidak perlu Bapak, saya ikhlas nolongin Bapak," jawabku sopan.
"Ini bukan imbalan Nak ... Ini adalah sikap seorang ayah pada Putrinya. Apa kau keberatan jika aku menganggapmu sebagai putriku?" tanyanya ramah.
"Tentu saja tidak bapak," jawabku lembut.
"Nah, kalau begitu ambil uang saku dariku dan hubungi Bapak setelah kau sampai di rumahmu," ucap pak Hardi serius.
"Baik bapak, terima kasih," ucapku sambil tersenyum dan langsung mencium tangannya.
"Bapak yang seharusnya berterima kasih padamu nak, hati-hati di jalan."
"Iya Pak, Assalamu alaikum ... "
"Waalaikum salam ... " Jawab pak Hardi pelan.
Aku berjalan dengan cepat saat menyusuri koridor rumah sakit hingga tanpa sengaja menabrak seseorang.
Bugh ...
"Auh ... " Rintihku saat terjatuh.
Pria itu berusaha menolongku, karna kita sama-sama terburu-buru, bukannya tertolong yang ada kita malah sama-sama jatuh sambil guling-guling dilantai. Ada saat di atas, dan ada saatnya pula dia dibawah. Akupun sama dengan dirinya. Aku malu bukan kepalang, kita berada di lorong rumah sakit sambil menindihku dan terus menatap mataku.
"Cantik ... Kalau mau jalan, lain kali hati-hati Sayang ... Aku tidak mau kalau orang lain bernasib sama seperti dirku, biarlah aku saja yang menikmati kejadian menggairahkan seperti ini," desisnya sambil terus menatapku intens.
Dia semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku hingga mau tidak mau aku merasakan bagian dari tubuhnya menempel di tubuhku. Aku berusaha bangkit dan mendorongnya.
"Uh ... Ma-maaf, bisakah kau bangun? aku terburu buru," ucapku gugup.
Bukannya bangun dia malah tersenyum menyerigai.
"Siapa namamu Sayang?" desisnya pelan.
"Tidak penting," jawabku acuh.
"Aku akan bangun setelah kau memberitahukan namamu Sayang ..."
"Nur jannah!! Sekarang bangunlah! Aku mohon ... Banyak orang melihat ke arah kita saat ini," protesku gementar.
"Sedang apa kalian? bisakah jangan bermesraan di sini, ini rumah sakit," ucap seorang suster yang tiba-tiba mendatangi kami.
"Maaf Suster, aku begitu rindu sama Kekasihku hingga aku ingin mencumbunya di manapun kami berada," ucap pria itu sambil bangkit dari posisinya.
Karna malu dengan ucapannya aku langsung lari dan langsung tancap gas.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Aku memasuki rumahku yang sederhana setelah menepikan sepeda motorku ke samping rumah , aku mengetuk pintu perlahan. Tok tok tok
"Assalamu alaikum..." tak lama kemudian ada jawaban dari dalam sambil membuka pintu.
"Waalaikum salam..... Sayang...kau sudah pulang nak? Gimana bapak yang kau tolong kemaren?" tanya ibuku khawatir.
"Sudah baik 2 saja bu! Rupanya beliau punya penyakit jantung" jawabku sembari masuk dan duduk.
"Ya udah kamu istirahat dulu ibu mau lanjut masak"
"Baik buk..." aku mengeluarkan ponselku dan mengabari pak hardi kalau sudah sampai rumah.
"Hallo assalamu alaikum pak hardi...."
"Waalaikum salam.... Kau sudah sampai nak?"
"Udah pak! Alhamdulillah....bapak jaga kesehatan yaaa hati2 jangan sampai menabrak pohon lagi" ucapku sambil tersenyum.
"Iya nak.... Tidak usah khawatir " jawabnya sambil tertawa.
Beberapa saat kemudian.
"Nak... Ini putraku ingin bicara "
"Baik pak ! Saya dengarkan" kemudian ku dengar seseorang bicara di sana.
"Hallo... Hai aku ARDI.....aku putra pak hardi saya ucapkan terima kasih karna sudah menyelamatkan ayah saya"
Entah kenapa mendengar suaranya aku gemetar , hatiku terasa aneh .Suaranya seperti suara orang yang menabrak serta menindihku tadi waktu pulang dari rumah sakit.
" i....iya sama sama! " aku menjawab gugup, sebelum tanya namaku aku langsung mengakhiri pembicaraan kami.
"Hei... Apa kau dengar aku...?" tanyanya sambil terkekeh geli.
"Em...maaf aku tutup ya... saya mau bantu ibuku masak " ucapku berbohong.
"Oh okey ... Aku pastikan kita pasti bisa bertemu nur jannah... Aku rindu menindihmu seperti tadi " ucapnya dengan penuh tekanan.
JLEBB!
Mengapa dia bisa tau kalau itu aku??
"Eh!! Kau pikir siapa dirimu?! Bisa bertindak seenak jidatmu!! Awas kau!! Ya sudah! Assalamualaikum!" Ucapku jengkel.
Tanpa bicara lagi langsung ku matikan HP ku. Entah kenapa aku semakin gemetar mendengar ucapannya , menindihku.
Astaga...
Dasar orang gila ucapku ngomel dan langsung tidur di kamar .
🌼🌼🌼🌼🌼
Sudah beberapa hari sejak kejadian itu aku mencari kerja kesana kemari tapi hasilnya nihil , mungkin karna ijazah yang minim aku susah mendapat pekerjaan, lulusan SMP langsung ke pesantren untuk mondok ,hingga usiaku mencapai 20 tahun . Entah kenapa orang tuaku mendesakku untuk memperdalam ilmu agama di pesantren awalnya aku agak keberatan tapi sekarang aku bangga dengan ilmuku , walaupun banyak dari temanku mengejekku KUNO tapi aku tidak peduli, mereka ya mereka , aku ya aku.
Aku merebahkan diriku di kamar setelah capek seharian cari kerja, tiba2 ada orang mengetuk pintu rumah dan ku dengar ibuku membuka pintu sambil mengucapkan sesuatu tak berapa lama namaku di panggil .
"Jannah! Kemari, nak! Ada yang cari!" Aku bangun dan beranjak menemui ibuku
"Iya, Ibu," aku kaget ternyata ada pak hardi di situ.
"Bapak?" Tanyaku heran.
"Kemarilah, nak," katanya sambil menepuk tempat duduk di sampingnya.
"Jannah, temani pak hardi dulu ya, ibu mau bikin minum," aku mengangguk.
"Apa kabar, pak? Apa ada perlu dengan saya?"
"Tidak, nak. Bapak cuma mau lihat kabar kamu serta silaturrahmi,"ucapnya lembut.Â
"Apa kau sibuk?" tanyanya lagi.
"Tidak, Pak. Hanya istirahat sebentar," ucapku sambil tersenyum.
Beberapa saat kemudian ibuku muncul membawa minumannya.
"Silahkan di minum, Pak. Kopinya," ibuku datang dan menaruh kopi di meja.
"Oh ya, makasih, ngomong-ngomong, ayahmu kemana?"
"Ayah kerja, Pak. Kebetulan masuk sift malam, sedangkan ibuku selalu di rumah," jawabku sopan.
"Kalau kamu, nak? Apa kegiatanmu sekarang?" Tanyanya, sambil menatapku.
"Saya lagi sibuk cari kerjaan, pak. Tapi belum dapat, mungkin karna lulusan pesantren jadi agak susah," ucapku sambil terkekeh geli.
"Kamu pernah belajar di pesantren?! Itu bagus banget, Nak! Saya sangat suka wanita sholeha," ucapnya menggodaku.
Aku hanya tersenyum dan menunduk dengan malu.
"Bagaimana kalau kamu kerja di perusahaan bapak? "
"Tapi pak, saya tidak bersekolah! Bagaimana mungkin bisa bekerja di perusahaan bapak?" Jawabku sopan.
"Kamu tidak usah khawatir, selalu ada tempat buat kamu yang sudah seperti putriku sendiri," ucapnya sambil mengelus kepalaku.
"saya coba ya, pak. Jika kerjaku buruk, bapak boleh pecat saya," jawabku pelan.
"Kamu ini ada-ada saja," beliau menggeleng.
Aku melihat ke arah ibuku mencari persetujuan dan ibuku mengangguk tanda setuju.
"Baiklah, bapak pulang dulu ya, ini alamat kantor bapak , pergilah kesana dan cari anak bapak yang namanya ardi, dia akan memberitahukan tentang pekerjaanmu," ucapnya menjelaskan.
JLEB!
Aku lupa kalau ardi pasti akan bertemu denganku lagi ,orang yang pernah mengancam akan menindihku jika kami bertemu ya ALLAH ...
"Jannah ..." panggil pak hardi membuyarkan lamunanku.
"I-iya pak!"
"Kamu kenapa? Kok melamun?" Tanyanya khawatir.
"Tidak apa-apa, Pak. Baiklah, besok saya akan kesana," ucapku agak gugup.
"Kalau begitu bapak pulang sekarang..." ucapnya sambil beranjak membuka pintu.
"Baiklah, hati-hati ya, pak," ucapku pelan.
"Tentu saja, anak manis," ucapnya sambil menjabat tangan ibuku dan mengelus kepalaku.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam," ucapku serempak dengan ibuku.
Aku tidur sambil membayangkan hari esok, hari aku akan bekerja, hari aku akan bertemu dengan Ardi.
🌼🌼🌼🌼🌼
TBC.