Angel berjalan ke perpustakaan dengan tanpa semangat hidup yang terlihat jelas di setiap langkahnya, namun langkah itu terhenti disaat dirinya mendengar seseorang yang sedang memuji muji saudarinya di dalam ruang musik.
"Permainan yang bagus keisya, ibu bangga sama kamu, ibu yakin kalau kamu bermain pianonya seperti ini terus sekolah kita akan mendapat juara satu lagi seperti yang sudah sudah" puji bu rere, guru musik di sekolah mereka.
"Iya dong bu pasti akan saya pertahanin, ibu tenang aja saya ngga bakal ngecewain ibu dan sekolah ini saya janji bu" ucap keisya dengan mantap.
"bagus kalo gitu... sekolah ini bangga punya murid seperti kamu keisya, sudah pintar, cantik, jago main alat musik, suara bagus, ibu yakin pasti orang tua kamu itu sangat bangga karna mempunyai anak seperti kamu" puji bu rere lagi.
"ibu bisa aja... ibu kan tau sendiri kalo saya itu anak dari pemilik sekolah ini jadi ngga heran dong bu kalo saya bisa se perfect ini? karna di keluarga wilson kan emang terkenal dengan kesempurnaannya" sombong keisya dengan senyum lebarnya, dia memang sangat menyukai pujian.
"Iya keisya iya... ibu tau keluarga wilson memang semuanya memiliki kesempurnaan di atas rata rata, Oiya denger-denger kamu punya saudara kembar ya?" tanya bu rere tiba tiba.
"Iya bu, tapi dia itu dari kecil tinggalnya sama nenek saya di california, kemaren aja pas liburan kita sekeluarga pergi negokin dia" bohong keisya dengan santai nya.
Angel yang mendengar kebohongan keisya pun menjadi tidak tahan dan memutuskan pergi dari sana sebelum kebohongan lain yang lebih menyakitkan keluar dari mulut saudarinya dan terdengar olehnya. dia terus berlari dengan mata yang tanpa disadari sudah banjir dengan air mata, segampang ini hatinya terluka. tanpa tau arah dan tujuan dia terus berlari hingga akhirnya langkahnya membawanya ke taman belakang perpustakaan.
"Bodoh! bodoh! bodoh...! kenapa sih njel lo itu bodoh banget...!!! coba aja seandainya lo ngga bodoh pasti hidup lo ngga bakalan kayak gini...! pasti lo bakalan selalu ngerasain kebahagiaan kayak saudara saudara lo...!!!kenapa...?!!! kenapa?!!!" teriak angel meluapkan semua uneg-uneg yang ada di dalam kepalanya.
"Dan begonya kenapa lo malah jadi cengeng kayak gini cuman gara-gara ngedenger kata-kata yang udah sering lo denger di hidup lo??!" teriaknya lagi namun kini setelahnya dia malah beralih menertawai dirinya sendiri yang malang dan lemah, sepertinya angel sudah gila.
dia terus saja berteriak-teriak tidak jelas menumpahkan isi hati dan fikirannya, namun tanpa ia sadari ternyata ada seseorang yang memerhatikan tingkah lakunya sejak tadi.
"woy...! brisik tau ngga! ganggu tidur gue aja!" cecar seseorang dari atas pohon tempat dia berdiri.
Angel yang mendengar ada suara orang lain langsung membeku di tempat, karna dia sadar kalau sedari tadi dia meluapkan semua uneg uneg yang hanya dia, clara dan tuhan yang tau, "mampus gue" gumamnya.
Orang itu turun dari atas pohon kemudian menghampirinya, "gue mau nanya sama lo, lo gila ya? dari tadi teriak teriak ngga jelas, ngomong sama diri sendiri, nangis nangis histeris lalu ketawa kayak orang kesetanan. Dan lo tau hal yang paling nyebelin dari itu semua? gara gara lo teriak teriak kayak gitu tidur siang gue jadi keganggu tau ngga!" gerutunya.
"Eh tolong yah itu mulut di jaga jangan asal nyerocos, lo tuh yang sarap tidur di atas pohon, biar apa hah? mau nyaingin mbak kunti? apa mau reunian sama sodara sodara lo?" sinis angel.
"nerd macam lo ternyata mulutnya pedes juga ya, sembarangan ngatain gue sodaranya monyet sama saingannya kunti!!" cecar orang tersebut di iringi dengan senyum mencemooh.
"Bukan gue yang bilang ya tapi lo nya aja yang ngerasa, gue cuman bilang mau ketemu sama sodara bukan bilang kalo sodara lo itu monyet!!!" skakmat Angel.
"Lo...!!" geramnya, tapi sedetik kemudian dia mengubah nada bicaranya, dia tersenyum penuh arti, "oiya ngomong omong soal sodara, tadi gue sempet denger kalo lo ngga sebahagia sodara sodara lo karena lo punya otak yang minimalis, yang menurut pemikiran gue artinya lo di buang karna bodoh. gue bener kan? kalo bener berarti lebih kasian hidup lo dong dari gue? seperti yang lo bilang gue itu saudara monyet tapi seengganya gue ngga dibuang karna diantara mereka gue yang paling sempurna" sindir orang itu, yang sebenarnya dia hanya berniat untuk membuat angel kesal dan meledeknya balik dengan tujuan agar angel melupakan masalahnya sejenak.
angel tidak bisa berkata kata lagi, ucapan orang asing di hadapannya ini benar, dia sangat menyedihkan, "udah puas ngehina gue nya??" tanya angel dengan nada dingin pada akhirnya, matanya sudah hampir berkaca-kaca tapi dia tahan sekuat mungkin, kenapa dia sangat cengeng jika menyangkut masalah keluarganya?.
Mendengar nada bicaranya Angel seketika dia merasa mati rasa karna menurutnya nada tersebut sedikit menyeramkan mungkin?.
"Kalo iya gue mau pergi dan gue harap gue ngga akan pernah ketemu sama lo lagi!" lanjut angel semakin dingin dengan muka datar dan mata yang mulai neneskan air mata, untung saja itu tidak terlalu terlihat karna di tutupi oleh kacamatanya yang sedikit tebal.
Belum sempat orang itu menjawab, angel sudah lebih dulu pergi berlari meninggalkannya, dia tidak mau menangis di depan orang lain, dia tidak ingin terlihat lemah, dia tidak ingin menunjukkan air matanya kepada siapapun.
"menarik" gumam orang tersebut dengan senyum merekah, "Well... sayangnya kita bakal ketemu terus setuiap hari" lanjut orang itu kemudian ikut pergi dari sana.