Chereads / Tomboyish Women / Chapter 13 - Memilih!

Chapter 13 - Memilih!

Tomboyish women

chapter 12

Take dan Yuuto lama sekali, sebenarnya mereka kemana sih? Pelajaran sudah di mulai, mungkin dia akan di hukum saat kembali. Apa mereka membicarakan sesuatu yang penting, sampai harus membicarakannya di kamar mandi?

"Permisi, maaf kami terlambat"

Akhirnya mereka kembali, tapi wajah mereka terlihat sangat aneh. Dan sepertinya bu Kazumi mengerti situasinya, jadi dia menyuruh Take dan Yuuto duduk ke tempat mereka masing-masing

"Masa muda, kah?"

Saat dia mengatakan seperti itu, bu Kazumi langsung melirik ke arahku. Sebenarnya, apa yang Kazumi-chan pikirkan?

"Baiklah, kita mulai pelajarannya"

Saat pelajaran berlangsung, Take dan Yuuto saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang aneh. Aku akan menanyakannya nanti

Akhirnya bel istirahat berbunyi, aku mengajak Take, Yuuto dan Chika untuk makan bersama di atap sekolah tempat biasa kami makan siang

"Ayo kita ke atap, semuanya"

"Aku akan membolos, kalian bertiga saja yang pergi"

"Jangan kabur dari situasi ini, Yuuto!"

"Lepaskan aku, Take"

Eh? Ada apa ini sebenarnya? Sepertinya Chika juga tidak mengerti situasinya. Apa ini ada hubungannya dengan mereka lama di kamar mandi

"Tidak ada yang harus kita bicarakan, jadi, tolong lepaskan tanganku"

"Kau ini sangat pengecut. Apa kau yakin, bahwa dirimu itu kuat?"

"Jangan bicara seenaknya!"

Yuuto langsung menggentak tangan Take dan berhasil lepas dari genggaman Take. Apa tidak ada yang bisa aku lakukan saat ini, aku tidak ingin mereka bermusuhan seperti ini

"Kalian berdua, sebenrnya apa yang terjadi?"

"Kau tidak perlu tau masalah kami, kau hanya akan mengacaukannya saja!"

"Jangan bicara seperti itu kepada Mitsu, Yuuto!"

"terserah aku mau bicara apapun, kau tidak berhak melarangku! Kau itu bukan siapa-siapa di mataku, kau mengerti!"

Karena kami masih di dalam kelas, sontak saja semua mata menuju kepada kami. Aku tidak tau situasinya, tapi yang pasti, aku harus membawa mereka ke atap sekolah

"Kalian berdua, ikut aku"

"Aku ikut, Mitsu"

"Tentu saja, kau bagian dari kami, Chika"

Aku langsung membawa mereka dengan paksa. Meskipun tenaga mereka sangatlah besar, tapi entah kenapa aku bisa menarik mereka berdua

Saat kami sampai di atas gedung sekolah, Yuuto langsung menggentakan tangannya dan menjauh dari kami bertiga

"Sebenarnya apa yang terjadi kepada kalian berdua, kalian sangat aneh"

"Bukankah sudah kubilang, ini tidak ada urusannya denganmu!"

"Jangan membentak Mitsu seenaknya, Yuuto!"

"Berisik!"

Mereka berdua terlihat sangat marah, aku tidak tau harus bagaimana, begitupun Chika. Chika terlihat sangat ketakutan melihat perdebatan mereka

"Chika, kau boleh masuk ke kelas, kalau kau takut"

"T-Tapi, mereka sahabatku juga…"

"Sudah, biar aku yang mengurus mereka berdua, oke?"

"Baiklah…"

Chika langsung berlari ke dalam kelas karena dia benar-benar ketakutan. Dia takut dengan perkelahian dan juga takut kalau grup ini akan berpisah

"Apa kalian tidak merasa bersalah, sudah membuat Chika ketakutan? Sebenarnya apa yang kalian pikirkan?"

"Ini tentang dirimu, Mistu"

"Apa maksudmu tentangku, Take?"

"Mitsu, aku menyukaimu, begitupun Yuuto!"

Eh? Apa yang baru saja dia katakan kepadaku? Aku benar-benar bingung dan tidak menyangka apa yang Take katakan kepadaku

"T-Tunggu, apa maksudnya ini?"

"Sudah aku katakan, kami mencintaimu!"

"Jangan berbicara seenaknya, sialan!"

"Aku mengatakan yang sejujurnya! Apa kau tidak ingin mengungkapkan perasaanmu juga, Yuuto!"

Apa semua masalah ini terjadi karena diriku? Apa ini adalah kesalahanku? Aku memang pembawa masalah, tidak dirumah, bahkan di sekolah

"Aku tidak menyukainya, dan juga, aku sangat membencinya! Aku berteman dengan kalian hanya ingin kalian tidak memaksaku untuk berteman lagi, jadi aku katakan sekarang, aku membencinya!"

Saat dia mengatakan membenciku, air mata langsung menghampiri  pipiku. Aku benar-benar cengeng, menangis di saat seperti ini

"Kau sudah membuat Mistu menangis, jangan harap kau bisa tenang seperti itu!"

Take langsung menghajar Yuuto dengan sekuat tenaga, tapi Yuuto kembali bangun dan memukul balik Take dengan kekuatan penuh, dan mereka berdua kembali menghajar satu sama lain

"Sudah, hentikan…"

Meskipun aku ingin mengatakan itu dengan keras, tapi suaraku tidak ingin keluar, aku hanya menangis melihat kedua sahabatku saling memukul satu sama lain, aku benar-benar ingin menghentikan mereka berdua. Seseorang, tolong hentikan ini

"Kalian berdua, berhenti!"

Suara ini, jangan-jangan dia kembali? Sepertinya dia tidak benar-benar ke kelas dan mendengarkan pembicaraan kami di balik pintu menuju atap

"Chika…"

Chika berlari menuju ke arahku dan langsung memeluku dengan erat. Dia benar-benar bisa di andalkan disaat seperti ini. Aku berharap padamu, Chika

"Apa kalian tidak malu membuat orang yang sudah menyatukan kita menangis seperti ini! Kalian benar-benar tidak tau caranya berterima kasih, kalian hanya mementingkan diri kalian sendiri dan tanpa sadar sudah membuat orang lain tersakiti!"

"Kau benar, maafkan aku, Mitsu dan Chika juga. Kau harus meminta maaf juga kepada mereka, Yuuto"

"Aku tidak ada urusannya dengan ini, dan jangan seenaknya mengatakan kalau aku menyukainya. Itu membuatku kesal"

"Apa maksudmu!"

Yuuto langsung pergi meninggalkan kami bertiga. Aku tidak ingin dia pergi, aku merasa, jika dia sampai keluar dari pintu itu, aku tidak akan pernah bisa berteman dengannya lagi.  Aku harus menghentikannya!

"Yuuto!"

Saat aku berteriak, Yuuto terkejut dan langsung berhenti tepat di depan pintu. Ini kesempatan terakhirku untuk membuatnya kembali!

"Maafkan aku, jika aku membuatmu selalu  merasa kesal, dan juga membuatmu tidak nyaman. Aku hanya ingin kau merasakan kenyamanan bersama kami sebagai sahabat. Aku benar-benar minta maaf jika perbuatanku ini melukaimu"

Yuuto hanya menjawab satu kalimat. Dan satu kalimat itu adalah seuatu yang tidak ingin aku dengar sama sekali

"Aku tidak akan melibatkan diri dengan kalian lagi"

Yuuto langsung membuka pintu itu dan pergi meninggalkan kami bertiga. Sepertinya ini saat terakhir kami bershabat dengan Yuuto

"Maafkan aku, Mistu, karena diriku, Yuuto jadi pergi meninggalkan kita"

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan di kamar mandi?"

"Pertama, aku katakan bahwa aku mencintaimu. Saat dijalan tadi, Chika mengatakan kalau kau dan Yuuto sangatlah cocok, jujur saja, hatiku benar-benar sakit dan sampai sekolah aku langsung berlari ke kamar mandi. Tapi, tiba-tiba Yuuto datang dan menanyakan apa aku menyukaimu. Lalu aku menjawab ya, meskipun dia tidak mengatakannya, aku benar-benar tau bahwa dia menyukaimu dari auranya. Jadi aku mengajaknya untuk mengungkapkannya bersamaan dan membuatmu memilih. Maafkan ke egoisanku, Mitsu. Aku benar-benar bodoh dan egois!"

"Sudahlah, Take. Semua sudah terjadi, kita harus membuat Yuuto kembali menjadi sahabat kita. Karena aku tau, semua yang di katakannya itu adalah kebohongan"

"Baiklah, sepulang sekolah, kita akan pergi ke tempat dia tinggal, aku tau lokasinya"

Saat sekolah berakhir, kami bertiga langsung menghampiri rumah Yuuto. tapi, di sana tidak ada siapa-siapa dan pintunya terkunci

"Hari sudah gelap, kita harus kembali ke rumah masing-masing"

"Kau benar, Take"

"Tidak, aku ingin terus mencarinya! Aku tidak ingin dia pergi!"

"Tapi ini sudah gelap, Mistu"

Aku tidak akan kembali sebelum kita bertemu dengan Yuuto! aku tidak ingin dia pergi meninggalkan kelompok ini, tidak, aku tidak ingin dia meninggalkanku dan membenciku!

"Apa kau mencintanya, Mitsu?"

"Ya, aku mencintai Yuuto!"

Tanpa sadar, aku mengatakannya. Aku mengatakan bahwa aku mencintai Yuuto di depan orang yang juga mencintaiku

"Take…"

"Tidak apa-apa, Mitsu. Aku menghargai perasaanmu. Aku bahagia, jika akhirnya kau menemukan orang yang kau cintai. Aku benar-benar bahagia, Mistu"

"Maafkan aku, Take"

"Jadi, kau sudah mendengarnya bukan? Sekarang, keluarlah, jangan bersembunyi seperti ini terus, dasar pengecut! Kau sudah mendapatkannya sekarang!"

Saat Take berbicara seperti itu, seseorang keluar dari semak-semak dibelakang kami, dan itu adalah Yuuto!

"Apa ada yang ingin kau katakan, pria pengecut?"

"A-Aku minta maaf, kepada kalian semua. Aku benar-benar minta maaf karena sudah mengatakan hal yang menyakitkan kepada kalian semua, aku sudah membuat Mitsu dan Chika menangis, bahkan memukul Take. Aku... benar-benar minta maaf kepada kalian!"

Yuuto berteriak dan meluapkan semua perasaannya saat ini. Dia bahkan sampai menangis karena dia benar-benar menyesali perbuatannya

"Apa tidak ada yang ingin kau katakan lagi, pria terpilih?"

"A-Ada… Mitsu, apa kau ingin menjadi wanitaku. Meskipun aku tau kalau aku ini membosankan, tidak memiliki teman, dan tidak romantis. Tapi, aku benar-benar menyukaimu!"

"Aku mau. Aku akan mencintaimu dengan segala kekuranganmu, Yuuto. jadi, jangan pernah mengatakan kalau kau membenciku lagi"

Aku langsung memeluk Yuuto dengan erat, agar dia tidak pergi lagi. Aku ingin terus bersamanya selamanya. Tidak akan ada yang memisahkan kami berdua

"Apa kau yakin merasa bahagia melihat ini, Take?"

"Apa maksudmu, Chika? aku benar-benar merasa bahagia"

"Bahagia dengan air mata menetes dipipimu? Kau ini benar-benar pria sejati. Aku benar-benar terkesan dengan sikapmu itu"

"Jangan menghiburku, kau sendiri terlihat sangat keren dan anggun saat memisahkanku dan Yuuto. aku juga benar-benar terkesan denganmu, Chika"

Aku tidak tau apa yang mereka katakan, karena mereka berdua berbicara dengan sangat pelan. Tapi, saat aku menoleh ke arah mereka, aku melihat Chika sedang mengusap air mata Take

"Kau ini pria yang baik, jadi jangan bersedih. Kau akan segera bertemu dengan pasangan hidupmu. Jangan sampai kau frustasi hanya karena ditinggalkan Mitsu, oke!"

"Kau memang benar-benar bisa di andalkan, Chika. sepertinya aku akan mulai mencoba mencintaimu"

"Bicara apa kau ini! K-Kenapa kau berbicara seperti itu!"

"Habisnya, kau terlihat sangat cantik dan lucu saat seperti ini"

"Dasar…"

Akhirnya, aku dan Yuuto resmi berpacaran, dan Take sedang dalam masa pendekatan dengan Chika. Take adalah cowo yang sempurna, tentu saja Chika bahagia di dekati oleh pria seperti Take. dia tidak mempermasalahkannya bahwa Take pernah mencintaiku dan Chika tidak pernah menganggap bahwa dia hanya pelarian semata. Dia benar-benar percaya dengan Take. akhirnya, aku bisa merasakan yang namanya cinta dan dapat bertemu dengan sahabat yang selama ini aku cari. Terima kasih telah menemaniku selama ini dan membuatku untuk bersemangat menjalani hidup. Aku akan menjalani kehidupanku dengan kebahagiaan dan akan selalu bersyukur sudah di kasih nyawa oleh tuhan. Semuanya, terima kasih!