Chereads / Tomboyish Women / Chapter 8 - Mencari tau kehidupan Yuuto

Chapter 8 - Mencari tau kehidupan Yuuto

Tomboyish Women

Chapter 7

Saat ini, aku masih belum mengetahui apapun tentang Yuuto, tapi, satu hal yang pasti, dia adalah orang yang paling menyebalkan! Aku bilang menyebalkan, karena kemarin saat aku dihukum, dia terlihat sangat senang. Untung saja kata-kata Chika mampu membuat Yuuto kabur

"Mitsuko, ayo bangun. Take sudah menunggu untuk sarapan…"

Tidak seperti biasanya, ibuku membangunkanku sehalus ini? Bukankah biasanya dia membangunkanku dengan paksa atau menyiramku dengan air

"Mitsuko, nanti kau akan terlambat jika tidak segera bangun"

Dengan keadaan setengah sadar, aku memanggil ibuku dengan nada halus dan manja. Aku rindu dengan ibuku yang seperti ini

"Ibu…"

Lalu dia memeluku dengan lembut dan mulai membangunkanku dari tempat tidur dengan sangat hati-hati. Dan saat aku sadar, aku baru ingat, bahwa sekarang aku sedang berada di rumah Take

"Ibu, selamat pagi. Maafkan aku tiba-tiba manja begini"

"Tidak apa-apa. Ibu paham bagaimana perasaanmu, Mitsuko. Sekarang, kau mandi dan sarapan, kalau tidak nanti kau dan Take akan terlambat"

"Baiklah"

Aku langsung bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi, aku langsung menuju ke meja makan. Ternyata Take dan ibu sudah menunggu

"Selamat pagi, Take, Ibu"

Saat aku mengatakan selamat pagi kepadanya, Take malah terdiam dengan wajah memerah. Ada apa dengannya?

"Se-selamat pagi, Mitsu"

Akhirnya Take menjawab, meskipun dengan nada yang pelan dan agak gerogi. Sebenarnya ada apa dengan Take hari ini?

"Ada apa, Take? Apa kau sedang tidak enak badan?"

"Sepertinya Take terpesona dengan senyummu barusan, Mitsu"

"I-Ibu!"

Mana mungkin senyumku bisa membuat pria menjadi terpesona, aku kan hanyalah wanita tomboy yang menakutkan

"Sudah, cepat kalian makan, kalau tidak kalian akan terlambat"

"Baik, ibu"

Selesai makan, aku dan Take pamit pergi ke sekolah

"Aku pergi, ibu"

"Aku juga"

"Baiklah. Hati-hati di jalan"

Saat di jalan, Take lebih banyak diam dari pada biasanya. maksudku, biasanya dia selalu mengajaku bercanda dan tertawa. Tapi, kali ini dia terlihat berbeda

"Mitsu, sebenarnya, a-aku…"

Saat Take ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba Yuuto jalan melewati kami dengan kecepatan tinggi. Setidak ingin itukah dia tidak mau bertemu kami!

"Yuuto!"

Tanpa sadar, aku meninggalkan Take sendirian saat dia ingin mengatakan sesuatu kepadaku. Aku akan menanyakannya nanti di sekolah

Saat aku mengejarnya, jalan Yuuto semankin cepat. Sebenarnya seberapa cepat dia bisa berjalan!

"Yuuto! tunggu!"

Akhirnya dia berhenti dan menoleh ke arahku. Saat menoleh, wajahnya mengatakan bahwa dia tidak ingin bertemu denganku

"Tch.."

Bahkan dia berdecik! Sepertinya dia memang membenci manusia!

"Ada apa? Mengapa kau selalu mengikutiku dan berusaha mengajaku bicara?"

"Aku, tidak ingin kau merasakan apa yang aku rasakan"

"Tidak, aku tidak akan seperti itu. Tidak sepertimu, aku ini tidak ingin berbicara kepada siapapun. Sendiri itu lebih menenangkan hati dan pikiran"

Ternyata ada juga, orang yang lebih menyukai menyendiri dari pada harus bersosialisasi dengan orang lain

"Mitsu!"

"Oh, maaf Take, aku meninggalkanmu"

"Tidak apa-apa. Kemana Yuuto?"

"Dia ada di…"

Aku menoleh sedikit saja dia sudah menghilang entah kemana! Sebenarnya dia bisa lari berapa cepat!

"Tadi dia ada disini!"

"Sudah, kalau kita terlalu lama disini, yang ada kita terlambat"

"Kau benar, ayo!"

Aku dan Take berlari sekuat tenaga karena sekolah masih agak jauh dan waktu kami sangat mepet. Apa Yuuto sudah sampai?

Akhirnya, aku dan Take sampai disekolah tepat waktu. Saat pintu gerbang sudah ditutup, ada satu murid yang sedang berlari ke arah sekolah, dan itu adalah Yuuto!

"Bukankah tadi kau bilang dia sudah duluan, Mitsu?"

"Tadi dia berada di depanku dan tiba-tiba menghilang, aku pikir dia sudah duluan ke sekolah"

"Sudah, sudah tidak ada harapan untuk Yuuto bisa dibukakan. Ayo, kita masuk ke dalam kelas"

Akhirnya, aku dan Take memutuskan untuk meninggalkan Yuuto dan masuk ke dalam kelas. Mengingat ini sekolah yang terkenal dengan peraturannya yang ketat, jadi tidak ada kesempatan untuk Yuuto

Saat aku sampai di kelas, tidak seperti biasanya, Chika hari ini terlihat murung. Apa ibunya memarahinya lagi pagi ini?

"Selamat pagi, Chika"

"Selamat pagi, Mitsuko"

"Ada apa denganmu? Biasanya kau sangat ceria?"

"Aku…"

Saat Chika ingin mengatakannya, guru datang dan pelajaranpun dimulai. Kenapa orang-orang selalu datang disaat yang tidak tepat seperti ini!

Saat ini, Chika benar-benar tidak focus pada pelajaran. Dia hanya diam dan tidak aktif seperti biasanya di kelas. Biasanya dia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru, meskipun kadang jawabannya aneh-aneh dan tidak masuk akal

"Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini? Jika tidak ada yang mau menjawab, bapak akan menunjuk satu orang untuk menjawabnya"

Semua terdiam dan tidak ada yang mau menjawab pertanyaan pak Kenichi. Disaat seperti ini, biasanya Chika menjadi pahlawan bagi anak-anak yang ada dikelas ini. Anak kelas ini biasanya menyebutnya dengan "Pahlawan pertanyaan"

"Bapak tau,pasti Fukuda  bisa menjawabnya, kan?"

"Aku tidak bisa…"

Pak Kenichi sampai kebingungan mendengar jawaban Chika, begitupun aku dan anak-anak yang lainnya. Sang pahlawan sedang mengalami masa-masa sulit saat ini

Akhirnya semua anak mengangkat tangannya sebagai tanda penghormatan kepada sang pahlawan pertanyaan

"Kalian semua memang anak yang baik, sekarang, kalau kalian salah menjawab pertanyaan, bapak akan menghukum kalian mengelilingi sekolah sepuluh putaran"

Dan serontakpun anak-anak mengembalikan tangannya. Tidak ada satupun anak di kelas yang mengangkat tangannya

Pak Kenichi akhirnya menunjuk Take untuk menjawabnya dan Take pun  bisa menjawab pertanyaan itu dengan mudah

Sekarang jam istirahat, aku menuju atap sekolah lebih dulu, karena Chika bilang dia akan menyusulku nanti, jadi aku akan menunggunya disini

"Chika lama sekali…"

"Oi, cewe aneh. Teman mu sedang dalam masalah. Dia ada di gudang olahraga sekarang"

"Apa?! Aku akan segera kesana. Eh? Bukankah kau tidak masuk hari ini karena terlambat?

"Rahasia, sebaiknya kau cepat ke sana dan selamatkan teman mu sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi"

Aku langsung berlari menuju gudang olahraga. Sepertinya yang tadi dia ingin ucapkan pada ku ada hubungannya dengan ini!

"Chika!"

Saat aku datang, Chika sedang di tampar oleh salah satu dari mereka. Jumlah mereka ada empat orang dan mereka mengelilingi Chika

"Sialan! Apa yang kau lakukan pada Chika!"

"Apa kau teman dari sampah ini?"

"Dia bukan sampah…"

Tanpa bicara panjang, aku menghajar mereka berempat sekaligus. Satu lawan empat bukanlah hal yang sulit bagiku, apa lagi lawannya perempuan yang hanya bisa membully dan hanya di mulut saja

Chika langsung memeluku dengan wajah ketakutan. Dia terus menangis dan mengatakan "Sudah Mitsuko, sudah…" tapi aku masih belum puas menghajar mereka berempat

"Kalau kau tidak berhenti, aku tidak akan menjadi sahabatmu lagi!"

Mendengar kata-katanya, aku langsung diam dan langsung memeluk Chika yang sedang menangis ketakutan. Aku memberi sedikit peringatan kepada mereka

"Kalau kalian berani menyentuh sahabatku lagi, aku benar-benar akan membunuh kalian berempat. Akan aku pastikan kalian tidak bisa bersekolah selama satu bulan penuh"

Aku dan Chika meninggalkan gudang olahraga itu dan langsung ke UKS untuk mengobati pipi Chika yang memar karena tamparan wanita jalang itu

Saat sampai di UKS, kebetulan ada Kazumi-chan disana

"Chika! ada apa dengan pipimu?"

Chika tidak mau bicara dan hanya diam saja. sebagai gantinya, aku yang berbica kepada Kazumi-chan. Karena sebagai kakaknya, dia harus tau apa yang terjadi pada adiknya ini

"Tadi Chika di keroyok dan ditampar oleh kakak kelas, sepertinya mereka kelas 3 SMA"

"Apa? Ayo kita cari mereka, biar aku ajari caranya memukul seseorang!"

"Tidak perlu, Kazumi-chan, aku sudah menghajar mereka berempat. Sepertinya mereka akan pingsan sampai  beberapa jam kedepan"

"Terima kasih, Mitsuko. Tolong jaga Chika selama aku tidak bersamanya"

Akhirnya Kazumi-chan mengobati pipi Chika dan mengobati pipiku juga. Karena mereka berempat, tadi ada satu tamparan yang tidak bisa aku hindari

"Baiklah, sekarang, kalian kembali kekelas, sebentar lagi pelajaran akan dimulai"

"Baik, Kazumi-chan"

Sepertinya aku tidak bisa menanyakan kenapa Chika bisa di keroyok seperti ini, karena sepertinya baru kali ini Chika mengalami hal seperti ini, jadi dia agak merinding saat ini

"Tidak apa-apa, Chika. Aku akan melindungimu"

"Terima kasih, Mitsuko"

Saat aku masuk kelas, Take langsung menghampiriku setelah melihat pipiku dan pipi Chika. Take benar-benar terlihat marah

"Siapa yang melakukannya, Mitsu, Fukuda?"

"Sudah, semuanya sudah beres, sebaiknya kau kembali ke tempatmu, Take"

"Benarkah? Baiklah"

Setelah pelajaran berakhir, aku dan Take pulang bersama. Saat aku sedang jalan, tiba-tiba ada delapan pria kekar menghalangi jalanku dan Take

"Siapa kalian?"

Saat Take menanyakan hal itu, keluarlah empat wanita yang tadi menampar Chika dan aku habisi di gudang sekolah

"Sepertinya kita tidak bisa menghadapi mereka hanya berdua, Mitsu. Tapi kita tidak bisa kabur saat ini"

"Tidak ada jalan lain selain melawan"

Saat aku sedang dikerumuni, tiba-tiba Yuuto lewat. Tapi, dia itu pemalas, pasti dia tidak bisa berkelahi. Sebaiknya aku tidak perlu meminta bantuannya. Yang ada, aku hanya menyusahkannya saja

"Yuuto, bantu kami!"

Tiba-tiba Take berteriak meminta bantuan kepada Yuuto, padahal dia tau bahwa Yuuto itu tidak bisa diandalkan!

"Baiklah"

"Apa kau ingin dihajar juga, pria lemah!"

"Diam, bodoh"

Yuuto mengeluarkan ponsel dari kantongnya dan menelpon entah siapa. Wajahnya terlihat sangat tenang,meskipun sebentar lagi dia akan babak belur

"Kau menelpon siapa, Yuuto?"

"Kau tenang saja, Take. aku hanya menelpon temanku, dia pasti bisa diandalkan"

Saat Yuuto mengatakan itu, datang segerombolan pria membawa samurai ditangannya. Siapa mereka?

"Yuuto! mana orang yang berani ingin memukul mu!?

"Mereka"

Yuuto menunjuk delapan orang itu beserta empat perempuan yang bersamanya

"Baiklah! Apa yang harus kami potong darinya, katakan saja pada kami!"

Delapan orang yang tadinya memasang wajah sangar, sekarang menjadi gemetar dan bahkan ada yang buang air di celananya

"Sebentar, aku akan menanyakannya kepada mereka. Oi, apa yang ingin hilang dari tubuh kalian?"

Saat Yuuto mengatakan itu, semua pria itu langsung menunduk dan meminta ampun kepada Yuuto. Jelas saja mereka takut, melihat segerombolan orang membawa samurai, siapapun pasti ketakutan!

"Sekarang, kalian pulang, lemah!"

Setelah Yuuto mengatakan itu, akhirnya mereka kabur terbirit-birit. Sepertinya Yuuto telah menyelamatkan aku dan Take

"Mereka sudah kabur, terima kasih sudah mau menolongku"

"Tidak masalah, jika ada yang macam-macam padamu, katakan saja pada kami!"

"Baiklah, sekali lagi,terima kasih"

Akhirnya Yuuto bersalaman dengan segerombolan samurai itu. Sebenarnya siapa Yuuto ini, sampai bisa memanggil orang-orang kuat dengan mudahnya

Setelah gerombolan samurai itu pergi, aku dan Take berterima kasih kepada Yuuto. kalau tidak ada Yuuto, pasti kami berdua sudah kewalahan menghadapi mereka

"Terima kasih, Yuuto. kau memang sahabat terbaik yang aku miliki!"

"Sejak kapan kita bersahabat, pria gaul"

"Sebenarnya, siapa mereka, Yuuto?"

"Teman"

Bagaimana dia bisa berteman dengan segerombolan samurai itu? Tapi, aku senang mendengarnya mengatakan kalau mereka adalah temannya Yuuto. Ternyata benar, tidak ada manusia yang mampu hidup sendirian tanpa adanya teman

"Bagaimana kau bisa berteman dengan mereka, Yuu?"

"Rahasia, aku tidak akan memberi tau kalian, dan jangan menyingkat namaku seenaknya, dasar pria gaul"

Padahal dia sering bersama Take, tapi sampai saat ini dia masih belum mengingat nama Take. dan aku juga sudah memperkenalkan diri, tapi dia terus saja memanggilku dengan sebutan aneh

"Panggil saja aku Takeuchi, dan panggil dia Mitsuko. Benarkan, Mitsu?"

"I-Iya, tidak apa-apa kok"

"Baiklah kalau kau memaksa, Takiyama dan Mikasa, kan?"

Baru saja kami memperkenalkan diri, tapi dia sudah lupa dengan nama kami, apa dia hanya meledek kami!?

"Takeuchi dan Mitsuko yang benar!"

"Maaf, Takoshima"

"Takeuchi! Baiklah, panggil saja aku Take, dan panggil dia Mitsu, mengerti?"

"Baiklah, Take dan Mitsu sepertinya lebih mudah diingat"

Sepertinya Yuuto lebih memilih berteman dengan kami, dari pada harus kami kejar terus menerus. Lagipula, apa salahnya berteman, kita bisa saling bercerita satu sama lain, dan juga bisa saling membantu sama lain. Tidak ada yang lebih menyedihkan dari pada menyendiri. Tidak ada tempat untuk bercerita, tidak ada yang bisa membantu, menyelesaikannya sendiri  pun tidak mampu,hanya memendam semuanya sendirian dengan rasa ketakuan