Tomboyish Women
chapter 4
Dimana ini? Saat aku membuka mataku, tempat tidurnya terasa sangat empuk dan nyaman, atapnya juga berbeda dari yang biasa ku lihat
"Berat!"
Aku baru ingat, kalau aku sedang menginap di rumah Chika. dan juga, kenapa Chika memeluku, apa dia pikir aku ini bantal guling
"Chika, bangun. Sudah pagi"
"Sebentar lagi"
Dia benar-benar seperti anak kecil. Sepertinya akan sangat sulit untuk membangunkannya. Setidaknya aku harus berusaha
"Chika! cepat bangun!"
Aku mencoba meneriakinya, aku pikir akan berhasi, ternyata gagal total. Dia tidak merespon sedikitpun. Aku pikir, jika aku meneriakinya, dia akan ketakutan dan langsung bangun
"Chika, kalau kau tidak bangun, aku akan mandi sendiri"
Tanpa di duga, cara ini berhasil! Dia langsung bangun dari tidurnya dan langsung berjalan keluar kamar. Sepertinya dia langsung menuju kamar mandi!
"Chika, handukmu!"
Dia tidak mendengarkanku dan pergi begitu saja. Anak ini benar-benar aneh. Sepertinya mandi bersama sahabat adalah salah satu keinginannya yang belum pernah terpenuhi
Akhirnya, akulah yang harus membawakan handuk dan pakaiannya. Meskipun menyebalkan, tapi entah kenapa aku juga merasa senang
"Chika, handuk dan pakaianmu aku taruh di tempat biasa ya"
Saat aku masuk, ternyata dia belum membuka pakaiannya sama sekali! Dan dia sudah masuk ke dalam bak mandi!
"Chika, bangun! Kau bisa masuk angin!"
Meskipun aku sudah bilang bahwa dia ini anak yang aneh, tapi ternyata tingkat kelevelan anehnya melebihi perkiraanku. Mana ada orang yang mandi sambil tidur!
Akhirnya, aku membukakan pakaiannya. Bagaimanapun juga, dia adalah anak yang baik dan juga sahabatku satu-satunya
Jika membicarakan sahabat, kalau tidak salah dulu aku memiliki satu sahabat juga. Kira-kira, sedang apa ya dia sekarang
"Mi-Mitsuko! A-Apa yang kau lakukan. Kau ini sangat mesum!"
"Eh? Aku sudah membangunkanmu tadi, tapi kau tetap saja tidak mau bangun"
"Ka-Kalau itu Mitsuko, aku rasa, meskipun itu Mitsuko, tetap saja tidak boleh"
"Sudah aku bilang bukan seperti itu!"
Dia ini sangat senang membuatku kesal! Kalau saja dia bukan sahabatku, pasti sudah aku hajar dari pertama kali bertemu
Saat aku sudah selesai mandi, keluara Chika sudah menunggu kami di meja makan. Padahal baru semalam aku di rumah ini, tapi rasanya sudah sangat nyaman
"Mitsuko, Chika! cepat kemari! Sarapan sudah siap"
"Baik, bu!"
Sepertinya Chika merasa sangat nyaman berada di rumah ini. Tapi aku masih ingat kata-katanya waktu di atap sekolah kalau dia tidak bahagia?
Saat aku dan Chika turun dari tangga, entah kenapa wajah Chika menjadi murung dan gelisah seperti ada yang mengganjal di hatinya
"Ada apa, Chika?"
"Nanti saat di meja makan kau pasti akan mengerti"
Apa maksudnya itu? Apa akan ada sesuatu hal besar yang akan terjadi? Biasanya anak ini sangat bersemangat. Tapi kali ini, dia terlihat sangat sedih
"Baiklah. Karena semua sudah kumpul, sekarang kita makan"
Apa maksud perkataan Chika tadi? Aku masih tidak mengerti sama sekali. Semua terlihat sama saja seperti semalam
"Yuuki, apa hal besar yang sudah kau lakukan sejauh ini?"
"Aku sedang meracik obat untuk menyembuhkan segala penyakit"
Memangnya ada obat yang bisa menyembuhkan segala penyakit? Itu terdengar seperti sangat mustahil untuk dilakukan
"Apa kau yakin bisa menciptakannya? Bukankah setiap obat memiliki resepnya masing-masing?"
Sepertinya Kazumi-chan memiliki pemikiran yang sama denganku. Entah itu guru ataupun orang pintar lainnya, pasti akan menanyakan hal yang sama bukan?
"Maka dari itu, aku sedang berusaha untuk menciptakannya agar aku bisa menyelamatkan lebih banyak orang"
Kak Yuuki sangat berambisi. Dia benar-benar orang baik sampai memikirkan orang lain. Dia kebalikan dari diriku yang tidak peduli dengan orang lain
"Bagaimana denganmu, Kazumi?"
"Tidak ada. Aku hanya mengajar seperti biasanya"
"Bukankah anak didik yang kau ajar menjadi juara 1 di kompetisi antar sekolah?"
"Chika!"
Kenapa Kazumi-chan menutupi prestasinya itu? Apa dia tidak ingin menyombongkannya dihadapan yang lain? Dan saat Chika mengatakannya, Kazumi-chan terlihat kesal pada Chika
"Bagaimana denganmu, Chika?"
"A-Aku…"
Sepertinya aku mulai mengerti kenapa Chika terlihat murung tadi. Dia merasa tertekan dengan kakak-kakaknya yang begitu luar biasa
"Bukankah ibu sudah bilang padamu, kalau kau itu harus banyak belajar! Jangan hanya bermain dan bermain saja! Lihat kedua kakakmu, dia orang-orang yang hebat. Setidaknya, raihlah juara 1 di sekolah"
"Baik, bu"
Sifat ibunya sangat berbeda dari semalam! Pantas saja Chika tidak bahagia berada disini. Siapapun pasti akan tertekan jika mendengar kata-kata seperti itu setiap pagi
"Terima kasih atas makanannya"
"Kalau begitu, ayo berangkat. Chika, Mitsuko ambil tas kalian"
"Baik, Kazumi-chan"
Akhirnya aku dan Chika pergi ke sekolah bersama Kazumi-chan. Sepertinya Kazumi-chan masih kesal melihat Chika di marahi oleh bu Izumi
"Apa-apaan sifat orang tua itu! Sebenarnya untuk apa dia menanyakan hal itu setiap pagi! Dan juga, mengapa kau memberi tau kalau anak didik yang ku ajar mendapat juara 1, Chika!"
"Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya"
"Andai tadi kau tidak mengatakannya, pasti kau tidak akan diperlakukan seperti itu oleh dia!"
Kalau aku lihat dari keluarga itu, ibunya hanya memikirkan prestasi dan prestasi. Kak Yuuki hanya memikirkan orang lain sampai lupa dengan adiknya sendiri, bahkan keluarganya. Hanya Kazumi-chan yang masih memikirkan Chika dan sangat sayang pada Chika. buktinya, hari ini Kazumi-chan berusaha untuk melindungi Chika meski harus membohongi ibunya sendiri
"Lagi pula aku ini memang tidak bisa apa-apa"
"Sejak kapan kau menjadi lemah seperti ini? Bukankah kau ini anak yang bersemangat dan berisik. Benar kan, Mitsuko?"
"Ya! Kazumi-chan benar!"
"Terima kasih, Kazumi-chan, Mitsuko"
Aku harap itu bisa mengurangi bebannya. Aku tidak ingin melihat Chika seperti ini terus. Apapun yang terjadi, aku akan membuatmu bersemangat lagi!
"Pasti enak memiliki kakak yang sangat perhatian seperti Kazumi-chan, benar kan, Chika?"
"Benar! Aku mencintaimu, Kazumi-chan!"
"K-Kau ini bicara?! Dan lepaskan pelukanmu, aku ini sedang menyetir tau!"
Andai Kazumi-chan tidak ada di hidup Chika, aku yakin Chika pasti sudah depresi seperti ku. Saat Kazumi-chan tidak ada, aku yang akan menjadi penyemangatnya
Ketika kita ingin hidup seperti yang kita inginkan, terkadang ada saja penghalang yang membuat kita menjadi kehilangan arah. Salah satu faktornya adalah orang tua kita sendiri. Dengan membeda-bedakan kita dengan orang yang lebih baik dari kita. Semua orang itu memiliki jalan hidupnya masing-masing bukan?
"Baiklah. Kita sudah sampai"
"Terima kasih, Kazumi-chan"
"Kenapa kau ikut-ikutan memanggilku seperti itu. Kalau disekolah, kalian harus memanggilku ibu, oke?"
"Baiklah! Kazumi-chan!"
"Terserah kalian saja lah"
Sepertinya dia sudah menyerah untuk menyuruh kami memanggilnya ibu saat di sekolah. Entah kenapa aku jadi memanggilnya Kazumi-chan juga
"Ayo, Chika"
"M-M-Mitsuko, bukankah sudah aku bilang kita tidak bisa berhubungan seperti ini"
Aku menggenggam tangannya bukan karena aku menyukainya! Bukankah sudah biasa, wanita berpegangan tangan dengan wanita?
Hari ini adalah pelajaran Kazumi-chan. Kalau aku dengar, sepertinya akan ada anak baru hari ini. Di kelasku, gosip sangat laku. Mereka hanya mendengar dari orang lain tanpa tau kebenarannya. Dan parahnya lagi, dia menyebarkan lagi kepada orang lain dan terus menyebar sampai satu sekolah
"Selamat pagi, anak-anak. Kita kedatangan murid baru hari ini"
Saat mendengar akan ada murid baru, semua kelas langsung berisik. Yang wanita bilang "Semoga saja dia pria tampan" dan yang pria bilang "Semoga dia wanita cantik" siapapun dia, aku tidak perduli sama sekali
"Baiklah, silahkan masuk"
Saat anak baru itu masuk, ternyata dia adalah seorang pria. Sepertinya dia sangat mirip dengan teman masa kecilku. Tapi itu tidak mungkin, teman masa kecilku itu berambut jamur dan memakai kaca mata. Sedangkan dia, memiliki rambut yang sangat rapi seperti potongan pria-pria tampan jaman sekarang. Dia juga sangat tinggi dan tampan dibandingkan cowok-cowok di sekolah kami. Aku akan benar-benar terkesan kalau memang dia adalah teman masa kecilku dulu
"Silahkan perkenalkan namamu"
"Namaku Takeuchi Ishikawa. Senang berkenalan dengan kalian"
Mendengar nama dan suara lembutnya itu, sontak saja aku bangun dari bangkuku. Ini terlihat sangat tidak mungkin!
"Eh? Mitsu?"
"Ta-Take?"
Dia langsung lari ke arahku dan memeluku dengan sangat erat. Sepertinya dia sangat mengkhawatirkan diriku selama ini
"Aku benar-benar mengkhawatirkanmu, Mitsu! Semenjak kejadian itu, aku tidak pernah melihatmu lagi"
"Aku baik-baik saja. Take, tolong lepaskan aku"
"Memangnya kenapa?"
"Semua wanita di dalam kelas akan membunuhku!"
Wajah mereka sangat menyeramkan! Ternyata ketika wanita melihat pria impiannya memeluk wanita lain di depan matanya
"Ishikawa, kau boleh duduk di belakang di bangku kosong samping Mitsuko"
"Baik bu. Baiklah, kita akan melanjutkan pelajaran sebelumnya"
Transformasi macam apa yang dia terima di luar sana. Saat ayahku meninggal, dia selalu datang ke rumahku. Aku tidak membukakan pintu dan hanya menangis saat itu. Selama tiga hari dia selalu terus-terusan mengetuk pintu rumahku. Dan di hari ke empat, dia tidak lagi datang ke rumahku
"Ibu, kenapa Take sudah tidak datang lagi?"
"Ibu dengar dia pergi ke luar negeri dan melanjutkan belajarnya di inggris"
Saat itu ibuku masih dalam keadaan normal. Makanya aku berani menanyakan itu kepadanya. Ternyata Take ingin menyampaikan kepadaku tentang kepergiannya. Saat itu benar-benar sedih kehilangan ayah sekaligus kehilangan sahabatku. Dan tiba-tiba dia muncul lagi di hadapanku dengan transformasi yang mengejutkan
"Mulai saat ini, tolong bantuannya, Mitsu"
"Baiklah"
Sepertinya para wanita akan semakin membenciku setelah kejadian ini. Saat jam makan siang, aku mendengar suara perempuan yang sedang membicarakanku
"kenapa pria tampan itu dekat sekali dengan wanita tomboy itu?"
"Bukankah dia tidak pantas sama sekali berada di dekatnya?"
Meskipun aku sudah terbiasa dibicarakan oleh teman sekelasku, tapi tetap saja rasanya sangat menyebalkan mendengarnya
"Bukankah kau yang harusnya menentukan, pantas atau tidaknya kau berada di sisi Ishikawa?"
Tiba-tiba, ada pria berkaca mata dengan rambut yang berantakan bicara seperti itu kepadaku. Sepertinya wajahnya tidak asing. Suaranya juga terdengar sama dengan Take. Tapi, suara Take itu terdengar lembut, sedangkan dia terdengar lesuh
"K-Kau siapa?"
"Sepertinya kita teman sekelas, mungkin"
Pantas saja wajahnya tidak asing, ternyata dia adalah teman sekelasku. Keberadaannya benar-benar sangat tipis, atau mungkin aku saja yang tidak menyadarinya
"Mitsu!"
"Sepertinya si tampan itu memanggilmu, kalau begitu aku permisi"
"A-Ano… Namaku Mitsuko Inoue. Terima kasih atas kata-katamu tadi"
"Ya"
Pantas saja dia tidak mencolok di kelas. Sepertinya dia tipe orang yang tidak suka berbicara ataupun berteman dengan siapapun. Dia mirip seperti diriku yang dulu sebelum bertemu Chika
"Mitsu, apa kau kenal dengan Yuuto?"
Jadi namanya Yuuto ya. Meskipun aku baru bertemu dengannya, tetapi aku yakin kalau dia itu orang yang baik
"Meskipun aku teman sekelas, tapi baru tadi aku berbicara kepadanya. Dan kenapa kau bisa kenal dengannya?"
"Aku sudah mengenal semua orang di kelas kita. Tapi memang Yuuto lah yang paling sulit untuk di ajak berbicara. Dia tidak tertarik dengan apapun"
"Oh begitu. Ya sudah, aku akan menemanimu berkeliling sekolah"
"Baiklah. Tolong bantuannya, Mitsu"
Entah kenapa aku sangat penasaran dengan Yuuto. Karena aku tidak mengetahui marganya, jadi aku akan memanggilnya Yuuto saja saat bertemu dengannya
"Bel sudah berbunyi, sebaiknya kita kebali ke kelas, Mitsu"
"Ba-baiklah"
Aku dan Take memang sudah akrab dari kecil, tapi saat dia menggenggam tanganku seperti ini, jantungku jadi berdegup dengan kencang
"Mitsuko! Aku mencarimu dari tadi!"
"Maaf, Chika. Aku baru saja selesai mengajak Take berkeliling sekolah"
"Oh begitu. Dasar, kau membawa Mitsuko seenaknya tanpa ijin kepadaku!"
"Sepertinya kau memiliki sahabat yang baik, Mitsuko"
Tiba-tiba Take mengelus kepalaku dengan lembut. Ini benar-benar gawat, jantungku berdegup sangat kencang!
"Su-sudah, sebentar lagi pelajaran akan di mulai!"
"Iya…"
Saat aku melihat ke sebelah kanan, ternyata anak bernama Yuuto itu duduk di sebelah kananku! Aku tidak menyadarinya sama sekali
"A-Ano… Yuuto-san?"
"Oh, kau wanita yang tadi murung. Dan kenapa kau tau nama depanku?"
"Aku tau dari Take, dia yang memberi tau nama depanmu kepadaku"
"Namaku Yuuto Maeda, maaf telat memperkenalkan diri. Tadi namamu siapa?"
Baru saja aku memberi tau namaku, tapi dia sudah lupa! Sepertinya dia benar-benar tidak memiliki teman sama sekali
"Kalau kau mau, aku akan menjadi temanmu"
"Eh? Tidak, terima kasih"
Aku telah di tolak olehnya! Padahal aku hanya ingin menjadi temannya saja, tapi dia langsung menolak ku!"
"Ke-kenapa?"
"Berteman itu hanya menyusahkanku dan membuang-buang waktu saja"
"Berteman itu tidak seburuk yang kau pikirkan tau!"
"Berisik, aku tidak ingin berteman denganmu, jadi diamlah"
Dia benar-benar menyebalkan sekali! Padahal aku ingin menjadi temannya, tapi dia benar-benar menolak. Sepertinya akan sangat sulit mendekatinya
Entah sejak kapan aku menjadi peduli terhadap orang-orang di sekitarku. Ini semua berkat Chika, dia sudah merubah hatiku yang seperti batu ini menjadi lebih lembut
Saat pulang sekolah, seperti biasa aku pulang bersama Chika. aku melihat sesuatu yang membuat hatiku sangat kesal. Aku melihat Yuuto jalan bersama 2 temannya. Bukankah dia bilang kalau memiliki teman itu menyusahkan!
"Yuuto!"
Saat aku memanggilnya, dia seperti berusaha lari dari ku. Dia mempercepat jalannya dan meninggalkan kedua temannya
"Hey, Maeda. Kenapa kau jalan sangat cepat"
"Tunggu kami!"
Temannya saja sampai kebingungan! Sebenarnya apa yang ada di pikiran Yuuto, aku benar-benar tidak mengerti. Meskipun aku mirip dengannya, tapi tetap saja aku bingung harus berbuat apa. Sepertinya hanya Chika yang bisa melakukannya. Baiklah, besok aku akan menyuruh Chika untuk mencoba mendekatinya!