Chereads / Tomboyish Women / Chapter 4 - Merasakan kehangatan dalam keluarga

Chapter 4 - Merasakan kehangatan dalam keluarga

Tomboyish Women

chapter 3

Hari ini aku akan menginap di rumah sahabatku, Chika. Rumahnya seperti istana, benar-benar mewah. Aku merasa seperti ada di rumahku yang dulu. Andai saja sifatku tidak seperti laki-laki, mungkin ayah masih ada di sisiku saat ini. Ibuku juga mungkin tidak akan kasar seperti sekarang. Aku memang benar-benar anak yang tidak berguna, selalu saja menyusahkan kedua orang tuaku. Andai saja aku tidak ada, pasti kedua orang tuaku sangatlah bahagia saat ini

"Mitsuko! Kenapa kau melamun?"

"T-tidak ada apa-apa"

"Kalau begitu, ayo kita mandi bersama!"

Kalau aku mandi bersama dengan Chika, dia pasti akan menanyakan semua luka yang ada di tubuhku. Apa ini waktu yang tepat untuk menceritakannya?

"Ada apa, Mitsuko?"

Bagaimana ini, sebenarnya aku tidak ingin menceritakannya kepada siapapun, aku takut Chika tidak akan mau berteman lagi denganku

"Ayo!"

Chika langsung menarik tanganku dan membawaku ke kamar mandi. Sepertinya aku harus memberi taunya sekarang. Selama apapun aku menyimpan rahasia, pasti akan ketauan juga nantinya

"Ada apa, Mitsuko? Ayo cepat lepaskan bajumu! Aku akan membantumu!"

Aku lengah sedikit saja, Chika langsung membuka bajuku dengan cepat. Sepertinya inilah terakhir kalinya aku bersahabat dengan Chika. meskipun hatiku belum siap, tapi aku harus menerimanya

"W-Wah…! Dadamu besar sekali!"

"Heh?"

Apa dia tidak melihatnya? Tidak mungkin, kalau dia memang tidak melihatnya, pasti matanya bermasalah!

"Sudahlah, Chika, kau tidak perlu pura-pura seperti itu"

"Aku tidak berpura-pura! Dadamu itu memang besar! Padahal mataku ini bermasalah, tapi melihat dadamu yang besar seperti itu mana mungkin aku tidak melihatnya!"

Jadi matanya memang benar-benar bermasalah! Syukurlah, sepertinya aku masih bisa bersahabat dengannya. Aku benar-benar senang

"Ya sudah, aku akan menggosok punggungmu, Chika"

"Aku bisa sendiri!"

"Sudah kau diam saja!"

Sepertinya aku tidak perlu menceritakannya kepada Chika. karena jujur saja, aku masih belum siap untuk menceritakan semuanya

"Aku akan bergabung!"

Gawat! Tiba-tiba saja, Kazumi-chan masuk! Tidak, maksudku bu Kazumi! Melihat kelakuannya aku jadi ingin memanggilnya Kazumi-chan!

Karena aku tidak ingin menunjukannya kepada siapapun, aku langsung masuk kedalam bak mandi dan merendam tubuhku ke dalam air

"Kenapa kau bersembunyi, Mitsuko?"

"Ti-tidak, aku hanya ingin berendam saja"

"Bukankah kau tadi sedang menggosok punggung Chika? Aku juga mau!"

Dia benar-benar seperti anak kecil! Tapi jika dilihat dari tingkahnya, dia benar-benar mirip dengan Chika. Tentu saja bukan, mereka kan bersaudara

"Cepat gosok punggungku!"

"Tunggu sebentar, Kazumi-chan! Mitsuko itu sedang menggosok punggungku!"

Mereka berdua menariku dari bak mandi! Sepertinya memang inilah saatnya aku menceritakan semuanya kepada Chika dan juga Kazumi-chan

"Oh.. Dadamu besar sekali!"

"Benarkan! Aku juga sudah bilang begitu ke Mitsuko!"

Mereka benar-benar mirip! Apa Kazumi-chan juga memiliki penglihatan yang buruk? Aku akan memastikannya!

"A-Apa matamu juga bermasalah, Kazumi-chan?"

"Tidak, mataku sehat kok. Tunggu, kenapa kau memanggilku Kazumi-chan!"

"Jadi, kau melihat semuanya, kan?"

"Ya, aku melihat semuanya. Tubuhmu memang sangat mantap! Aku jadi ingin memilikinya!"

"Aku juga ingin melihatnya! Aku akan mengambil lensa mataku dulu!

Hah? Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua? Mereka benar-benar aneh! Saat Chika keluar, Kazumi-chan langsung memeluku

"A-Ada apa, Kazumi-chan!"

"Pasti kau memiliki masalah yang berat, Mitsuko"

Seperti yang aku duga, Kazumi-chan hanya pura-pura tidak melihat. Pelukannya terasa hangat, seperti pelukan seorang ibu

"Aku ingin melihat tubuh Mitsuko!"

Dia masuk di saat yang tidak tepat! Bukan masalah bekas luka di tubuhku, tapi saat ini aku dan Kazumi-chan sedang berpelukan tanpa busana! Aku yakin anak ini memikirkan hal yang macam-macam!

"M-M-Maafkan aku!"

Chika langsung lari dengan wajah yang sangat merah. Sepertinya aku harus meluruskan ini sebelum anak itu semakin memikirkannya

"Kazumi-chan, ayo kita kejar!"

"Santai saja, aku yakin dia akan baik-baik saja. Jadi, apa ada sesuatu yang ingin kau ceritakan?"

"Ti-tidak ada…"

Aku tidak ingin membuat Kazumi-chan khawatir. Aku tidak ingin siapapun tau mengenai semua luka fisik ataupun mentalku

"Aku akan mendengarkan semua masalah yang ada padamu dan membantu untuk menyelesaikannya"

"Sebenarnya, aku juga memiliki masalah, apa kau mau mendengarkannya?"

"Ta-tapi bagaimanan dengan Chika?"

"Aku ini sebenarnya memiliki masalah yang serius"

Dia tidak mau mendengarkanku dan langsung bercerita! Padahal aku belum bilang mau mendengarkannya!

"Kemungkinan besar aku tidak bisa memiliki anak"

Mendengar kata-kata itu, hatiku langsung terasa sesak. Aku berpikir bahwa lebih baik aku tidak pernah dilahirkan, di sisi lain, ada orang yang sangat ingin memiliki anak tetapi tidak bisa

"Ma-maafkan aku"

"Kenapa kau minta maaf, Mitsuko?"

"Aku pernah berpikir bahwa lebih baik aku tidak pernah dilahirkan, tetapi aku tidak pernah tau bahwa banyak orang di luar sana yang ingin memiliki anak"

"Itu bukan kesalahanmu, jika sampai ada anak yang berpikiran sepertimu, pasti orang tuanya lah yang tak mampu mengurus anak"

Sepertinya aku bisa bercerita sedikit kepada Kazumi-chan. Entah mengapa aku berpikir bahwa dengan bercerita dengannya, aku dapat melepas sedikit bebanku

"Sebenarnya, aku mengalami kekerasan di rumah, bahkan sekarang aku tidak tau ingin tinggal dimana lagi. Aku lebih senang tidur di jalanan dari pada harus berada di rumah busuk seperti itu"

"Apa kau melakukan kesalahan sehingga ibumu memukulmu?"

"Aku hanya membuat satu kesalahan, tetapi masih berdampak sampai sekarang"

"Bagaimana mungkin hanya satu kesalahan bisa berdampak sampai bertahun-tahun. Memangnya apa yang kau lakukan?"

Sepertinya aku bisa percayakan semuanya kepada Kazumi-chan. Meskipun sifatnya seperti anak kecil, tetapi pikirannya sangatlah dewasa

"Aku melakukan kesalahan yang membuat ayahku meninggal"

Mendengar kata-kata itu, lagi-lagi Kazumi-chan memeluku dan kali ini pelukannya lebih erat dari pelukan sebelumnya

"Aku tidak pernah menyangka bahwa masa lalumu seburuk itu. Meskipun begitu, kau tidaklah bersalah sama sekali. Kau itu hanya anak kecil yang tidak tau apa-apa"

"Aku tidak mau lari dari kesalahanku. Andai aku tidak pernah ada, pasti kedua orang tuaku sedang bahagia menjalani kehidupannya saat ini. Aku memang benar-benar tidak berguna sebagai anak yang seharusnya melengkapi kebahagiaan mereka"

"Sudah aku bilang, ini bukan salahmu. Aku juga mungkin saja melakukan kesalahan yang sama sebagai ibu jika mengalami hal seperti ini. Aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti ibumu. seburuk apapun kelakuan anaku nanti, aku akan merawatnya dengan penuh kasih sayang"

"Aku yakin anakmu akan bahagia memiliki ibu sepertimu, Kazumi-chan"

"Terima kasih, Mitsuko"

Benar seperti yang aku duga, ternyata menceritakan semuanya kepada Kazumi-chan bisa melepaskan sedikit bebanku. Semoga Kazumi-chan bisa memiliki anak secepatnya

"Tunggu sebentar, memangnya apa yang membuat Kazumi-chan susah memiliki anak?"

"Karena aku belum memiliki suami!"

"Jadi bukan karena penyakit! tunggu, bukankah kau sudah menikah?!"

"Enak saja! Itu hanya berita bohong yang beredar di disekolah!"

Aku telah di jebak olehnya! Bukannya merasa bersalah, dia malah tertawa terbahak-bahak! Aku benar-benar telah ditipu olehnya!

"Habisnya, kalau aku tidak berbohong kepadamu, kau pasti tidak akan menceritakannya kepadaku, kan?"

"Y-Ya… benar sih. Tolong jangan ceritakan kepada siapapun, termasuk Chika"

"Baiklah… baiklah…"

Sepertinya tidak masalah, selama Kazumi-chan tidak menceritakannya kepada siapapun, itu tidak jadi masalah

"Kenapa kau tidak cerita kepadaku, Mitsuko?"

"Chika!? apa kau mendengar semuanya?"

"A-Aku akan melupakannya, jadi tenang saja"

Chika langsung lari begitu saja. Sepertinya dia kecewa kepadaku karena aku bukan bercerita kepadanya. Bagaimanapun caranya, aku pasti akan menjelaskan semuanya kepada Chika! Aku tidak ingin kehilangan sahabatku satu-satunya!

Aku memang tidak berguna, dulu aku tidak bisa membahagiakan orang tuaku, sekarang, aku tidak bisa membahagiakan sahabatku satu-satunya

"Kazumi-chan, kau harus mengantarku ke kamar Chika!"

Aku langsung menarik tangan Kazumi-chan dengan keras, tapi entah kenapa dia tidak mau bangun dan keluar dari sini

"Baiklah, aku mengerti! Tapi, bukankah seharusnya kita memakai baju dulu?"

"Aku lupa! Ayo cepat!"

Setelah memakai pakaian, aku langsung berlari menuju kamar Chika. kamarnya sangat jauh, harus menaiki 3 lantai untuk bisa ke sana

"Ini kamarnya, sekarang, selesaikan masalahmu dengan Chika"

"Baiklah!"

Aku mengetuk kamar Chika, tetapi tidak ada respon sedikitpun darinya. Sepertinya dia memang marah kepadaku

"Chika, apa kau marah kepadaku?"

Aku terus mengetuk pintu kamarnya, tetapi dia tetap saja tidak menjawab satu katapun. Sepertinya aku tidak bisa bersahabat dengannya lagi

Aku mengerti, dia kecewa karena sebagai sahabatnya, aku malah mempercayakan masalahku kepada Kazumi-chan. Padahal dia yang selalu menemaniku saat aku kesepian

Sepertinya lebih baik aku pulang saja. Aku memang yang terburuk, aku tidak bisa menatap wajah Chika lagi. Padahal aku sudah menemukan setitik keinginanku untuk hidup

"Chika, aku akan pulang sekarang. Maaf telah mengecewakanmu. Tas ku bisa kau titip pada Kazumi-chan jika kau tidak ingin bertemuku lagi. Selamat tinggal"

Saat aku turun dari kamarnya, ternyata Chika ada di lantai dasar bersama keluarganya dan sedang makan malam bersama! ternyata dia lari kebawah, bukan ke kamar! benar juga, tadi saat memergoki kami, dia sudah memakai baju, jadi dia bisa langsung ke bawah dan makan malam

Aku benar-benar menyesal telah mengkhawatirkannya! Aku merasa seperti orang bodoh berbicara sendiri di depan pintu!

"Mitsuko! Cepat kemari kita makan malam bersama!"

"Ba-baiklah"

Aku tidak menyangka, bahwa aku akan makan bersama keluarga lagi. Meskipun bukan bersama keluargaku, tapi ini sudah cukup untukku

"Jadi kau yang bernama Mitsuko? Benar kata Chika, kau sangat cantik"

"Te-terima kasih"

"Oh, aku lupa. Namaku Yuuki fukuda, kakak pertama di rumah ini. Senang berkenalan denganmu"

"Namaku Mitsuko Inoue, senang berkenalan dengan kakak"

Rasanya membahagiakan sekali bisa makan bersama keluarga. Andai saja aku bisa merasakan ini setiap hari. Bukan mengenai makanannya, tapi kehangatan dikeluarga inilah yang membuatku sangat merasa bahagia. Aku tidak ingin makan sendirian lagi, bahkan aku tidak ingin makan bersama ibuku. Aku hanya ingin makan bersama terus seperti ini

"Mi-mitsuko, kenapa kau menangis? Apa makannya pedas? Cepat minum!"

Eh? Kenapa aku menangis? Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Karena akupun tidak tau kenapa aku menangis

"Ti-tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Hanya saja tadi saus dari kepiting itu mengenai mataku"

"Sebaiknya kau cepat cuci matamu!"

Aku langsung lari menuju kamar mandi. Saat aku bercermin, tanpa sadar aku tersenyum dengan air mata yang menetes. Aku tidak pernah merasa sebahagia ini selama bertahun-tahun

"Mitsuko! Sudah merasa baikan?"

"Begitulah. Kenapa kau kemari?"

"Aku sudah selesai makan. Mitsuko, mengapa kau memilih bercerita kepada Kazumi-chan dari pada aku? Aku tau, bahwa aku ini tidak bisa diandalkan, tetapi aku ingin kau sedikit saja percaya kepadaku. Kita ini sahabat, bukan? Apa hanya aku saja yang menganggapnya begitu?"

Ternyata benar. Tentu saja Chika merasa sedih karena aku tidak mempercayakan masalahku kepadanya, melainkan orang lain. Tanpa pikir panjang, aku langsung memeluknya dengan erat

"Maafkan aku, Chika! bukannya aku tidak ingin menceritakannya kepadamu, hanya saja, aku takut kau tidak ingin menjadi sahabatku lagi karena takut kepadaku!"

"Apa kau pikir aku orang yang seperti itu, Mitsuko? Orang yang memilih-milih sahabat dan ketika tau masa lalu orang itu aku akan membuangnya begitu saja? Sebenarnya seperti apa aku di matamu?"

"Ti-tidak! Bukan seperti itu!"

"Sudahlah..."

Chika langsung melepaskan pelukanku dan pergi meninggalkanku. Aku ingin mengejarnya, tapi tubuhku tidak mau mengikuti kata hatiku. Meskipun hatiku mengatakan untuk mengejarnya, tapi setelah itu aku tidak tau harus berbuat apa? Apa Chika akan mendengarkanku?

Tidak! Aku tidak ingin kehilanganmu, Chika! apapun yang terjadi, aku pasti akan meminta maaf kepadanya! Aku benar-benar tidak ingin berpisah seperti ini!

Ayo bergeraklah! Aku tidak ingin melihat Chika bersedih lebih dari ini! Aku benar-benar tidak tau harus bagaimana jika sampai kehilangan Chika juga

"Chika!"

Ahirnya aku berlari mengejar Chika, untung saja rumahnya sangat luas, dan chika juga memiki nilai olahraga yang buruk

"Chika, stop! Tolong dengarkan aku!"

"Tidak!"

Semakin dekat dan hampir kudapatkan, tapi sayangnya, dia berhasil masuk ke dalam kamarnya dan langsung mengunci pintu

"Chika, aku mohon dengarkan aku! Aku tidak pernah berpikir seperti itu sedikitpun!"

"Bohong!"

Chika benar-benar keras kepala! Aku kira dia hanya anak bodoh yang berisik. Sepertinya aku memang tidak cukup baik untuk berada di sampingnya

"Aku hanya tidak ingin kita berpisah seperti ini! Tidak, aku tidak ingin berpisah denganmu dengan cara apapun! Jadi, kumohon…"

Tanpa sadar aku menangis didepan kamarnya. Meski begitu, Chika masih tidak ingin membukakan pintunya. sepertinya memang sudah berakhir persahabatanku dengannya

"Baiklah, maafkan aku, Chika"

Saat aku hendak pergi dari kamarnya, tiba-tiba dia membukakan pintu dan langsung memeluku. aku benar-benar bahagia saat dia memeluku

"Maafkan aku juga, Mitsuko! Aku benar-benar sudah berlebihan menanggapinya. Itu semua hak mu mau bercerita kepada siapapun. Aku tidak akan pergi meninggalkanmu! Karena kau adalah sahabat pertamaku! Aku benar-benar kesepian saat aku tidak bersamamu!"

Mendengar kata-katanya membuatku menjadi ingin menangis. Dia memang benar-benar sahabat terbaikku. Apapun yang terjadi, aku ingin membuat Chika bahagia!

"Kalau begitu, sebaiknya kita tidur sekarang. Kita harus melupakan kejadian hari ini, Chika"

"Aku tidak akan melupakannya, karena ini salah satu kenanganku bersama sahabat pertamaku!"

"Baiklah, sekarang kita tidur. Oke"

Meskipun aku bilang ingin membuatnya bahagia, tapi kenyataannya, aku malah membuatnya menangis. Aku tidak akan membuatnya merasakan kesedihan lebih dari ini!