YIN & YANG
****
"benang beracun Klan Siluman?" ujar Yin.
Shingg!
Satu lagi anak panah nyasar yang hampir mengenai Yin, Yin mencoba mencium aroma sekitar dan sesuai tebakan nya ada Klan Siluman di sekitar tempat ia berdiri saat ini.
"klan siluman, mereka sudah bosan hidup sepertinya. Selalu saja membuat rusuh mari kita liat apa lagi masalah yang mereka ciptakan kali ini" ujar Yin.
Yin mengambil kompas kejahatan milik nya (kompas ini berfungsi untuk menerawang tempat yang memiliki energi jahat) Yin mengikuti arah jarum kompas kejahatan milik nya.
Yin mundur beberapa langkah saat seseorang berpakaian hitam tiba-tiba terlempar kearahnya.
Yin menjulurkan pedang nya kehadapan pria berbaju hitam itu.
"kau Klan Siluman, sedang apa di sini?" tanya Yin.
Pria berbaju hitam itu hanya diam seperti tak ada niat menjawab pertanyaan Yin barusan.
"kau meremehkan aku, karena aku seorang gadis?" ujar Yin
"AAARRRGGHHHH!!!" pria berbaju hitam itu berteriak dengan keras saat pedang Yin menusuk paha nya.
"aku bisa lebih kejam dari pada gadis lain jika kau masih berdiam" ujar Yin.
"apa mau mu!, singkirkan pedang mu itu dari paha ku, itu sangat sakit" ujar pria berbaju hitam itu pasrah.
"jawab dulu pertanyaan ku, kenapa kau ada di sini?" tanya Yin.
"aku, aku,,,hanya ingin mengambil krystal putih itu saja" jawab pria berbaju hitam itu sambil menahan sakit di paha nya.
"krystal Putih? Bukan kah itu mustika keramat Klan Malaikat? Kenapa kau ingin mencuri nya?" tanya Yin.
"kau gadis yang terlalu banyak omong, kau akan menyesali perbuatan mu pada ku" ujar pria berbaju hitam itu.
Yin menekan pedang nya semakin dalam pada paha pria berbaju hitam itu sehingga pria itu beteriak kesakitan sekali lagi, darah yang keluar dari paha pria itu semakin banyak.
"di saat sekarat seperti ini bukan kah lebih baik untuk bersikap patuh pada yang lebih kuat?" ujar Yin.
"aku sangat benci mengulangi perkataan yang sama. Jadi, sebaiknya kau jawab saja pertanyaan ku agar kau bisa hidup sedikit lebih lama dan tidak semakin kesakitan" ujar Yin.
"ba,,,baiklah, tanya apa saja"ujar pria berbaju hitam itu.
"siapa yang menyusu mu dan jika kau berhasil mencuri Krystal Putih milik Klan Malaikat akan di apakan Krystal Putih itu?" tanya Yin.
"tuan muda Jian menyuru kami mengambil Krystal Putih itu. Krystal itu nantinya akan di jadikan aksesoris di mahkota ratu tuan muda Jian kelak" jawab pria brbaju hitam itu.
"kami? Berati bukan hanya kau Klan Siluman yang ada di sini?" tanya Yin
Pria berbaju hitam itu mengangguk mengiyakan perkataan Yin.
"Jian Ling benar-benar terniat untuk mempercantik mahkota ratu nya, Heh, sungguh berotak dangkal. Dengan cara begini bukan nya krystal tapi batu perang yang akan ia dapat" ujar Yin
Yin mencabut pedang nya yang sedari tadi tertancap di paha pria berbaju hitam itu.
"XieXie Nona" ujar pria berbaju hitam itu.
Yin tersenyum sinis dengan sekali ayunan pedang kepala pria itu terlempar jauh dari tempatnya.
"masih ingin berterimakasih? Setelah membuat kekacauan kau pikir aku akan berbaik hati pada mu?" ujar Yin.
"cuih!" Yin meludah ketanah "sampah seperti mu tidak pantas untuk hidup"
Yin mengelap darah yang mengotori pedang nya dengan baju pria itu lalu pergi mencari anak buan Jian Ling yang lain.
Yin sedikit terkejut saat seorang pria dengan mata tertutup kain putih tiba tiba muncul dari balik pahon dan menjulurkan pedang di leher nya.
"Pedang Embun Salju? Dia berasal dari klan malaikat'' batin Yin
Yin mengangkat kedua tangan nya ke udara "aku bukan orang jahat"
Pria itu mencium aroma tubuh Yin "aroma sakura putih, kau bersal dari Klan Peri?"
"ya,,,iyahh, aku Klan peri" ujar Yin berbohong.
"Arggh" pria itu merintih kesakitan sambil memegang dada nya.
"sepertinya kau terluka cukup parah" ujar Yin.
Yin memegang tangan pria itu dan menuntunnya duduk besandar di sebuah pohon.
Yin memengang dada pria itu dan refleks sang pria kesakitan
"tiga tulang rusuk mu patah" ujar Yin.
Yin menyentuh pergelangan kaki kiri pria itu yang terlihat lebam "kaki kiri mu terkilir"
"apa kau seorang tabib dari Klan Peri?" tanya pria itu.
"jangan banyak bicara, paru-paru dan jantung mu bisa terluka karena tulang rusuk mu" ujar Yin.
Pria itu mengangguk paham
"aku bukan seorang tabib. Tapi, aku mengerti sedikit tentang pengobatan" ujar Yin.
"uhukk, uhukk!" pria itu terbatuk dan darah segar keluar dari mulut nya.
"sepertinya luka dalam mu lebih parah dari yang aku bayangkan" ujar Yin.
Yin melihat-lihat tempat sekitar berharap ada tanaman obat yang bisa ia gunakan. Namun, hanya ada rumput-rumput liar di sana.
"apa tidak ada tempat untuk mendapatkan tanaman obat di sini?" tanya Yin.
"di dekat tebing sungai Yui" jawab Pria itu.
"sungai Yui? Baiklah" ujar Yin.
Yin mengeluarkan kertas mantra dari saku nya, Yin membantu pria itu berdiri lalu melempar kertas mantra itu ke tanah dalam sekejap mata mereka berdua telah berada di tebing tepi sungai Yui.
"mantar teleportasi?" ujar Pria itu.
"jangan banyak bicara. Kau ingin mati karena kerusakan organ tubuh?" ancam Yin.
Yin menuntun pria itu menuju sebuah gubuk kumuh yang sepertinya sudah lama tidak di tempati orang.
"berbaring lah di sini dulu" ujar Yin.
Yin mengeluarkan tiga jarum bius yang selalu ia bawa kemana-mana sebagai alat perlindungan diri lalu Yin tusukan jarum itu pada beberapa titik di tubuh pria itu.
"efek bius nya akan hilang setelah tiga hari dan akan aku pastikan kau sudah baik-baik saja setelah bangun" ujar Yin.
Yin keluar dari gubuk kumuh itu lalu pergi ketempat ia meninggalkan Jing-Jing.
"Yin, akhirnya kau tiba juga" ujar Jing-Jing.
Yin mengeluarkan Jing-Jing dari jaring pelindung yang ia buat.
"Jing-Jing kau baik-baik saja bukan?" tanya Yin khawatir.
"gadis bodoh! Seharus nya aku yang bertanya seperti itu pada mu karena kau yang berkeliaran di tempat yang berbahaya sementara aku hanya duduk diam di dalam jaring pelindung milik mu" ujar Jing-Jing kesal.
"hhehhe, duibuqi (maafkan aku) aku janji tidak akan seperti ini lagi" ujar Yin.
"selalu melakukan janji yang sama dan kau mengingkari nya " ujar Jing-Jing.
"aku janji ini yang terakhir kali nya aku bertindak seperti ini" ujar Yin.
"oh yah, tabib Jing-Jing peran mu di butuhkan saat ini. Ayo kita harus cepat" ujar Yin sambil membawa Jing-Jing berlari.
"tapi Yin, hari sudah mulai malam. Kita benar-benar akan terkena campuk petir jika lebih lama di sini" ujar Jing-Jing memperingatkan Yin.
"tapi orang ini bisa mati jika kita tidak cepat mengobatinya, luka nya benar-benar parah" ujar Yin.
"tidak ada obat-obatan bagaimana kita bisa menyembuhkan nya? Sudahlah, lupakan saja mungkin ini sudah takdir nya untuk mati" ujar Jing-Jing.
"ada banyak tumbuhan obat-obatan di tebing sungai Yui. Setelah mengobati lukanya kita akan kembali ke kota Malam (nama kota Klan Iblis) aku janji" ujar Yin sambil menunjukan tiga jari nya ke atas langit.
Jing-Jing menghela napas pasrah "setelah itu kita pulang tidak ada alasan lain"
Yin mengangguk paham.
"baiklah ayo" Ujar Jing-Jing.
"bagaimana keadaan nya?" tanya Yin pada Jing-Jing setelah gadis itu selesai melakukan pengobatan.
"luka nya cukup parah. Tapi, sekarang sudah baik baik saja" ujar Jing-Jing setelah mengobati luka si pria dengan mata tertutup kain putih itu.
"ayo sekarang kita pulang kau sudah berjanji pada ku tadi" ujar Jing-Jing.
"baiklah-baiklah kita akan pulang" ujar Yin.
Yin mengeluarkan kertas mantra dari saku nya dan melemparnya pada pria itu lalu jaring pelindung mulai muncul melingkari tubuh sang pria dengan mata tertutup kain putih itu.
"setidak nya jika kita pergi dia akan tetap aman" ujar Yin.
"kau menggunakan kertas mantra terakhir mu? Untuk dia? Kau mengenal nya?" tanya Jing-Jing bingung.
"aku tidak mengenal nya. Tapi, sepertinya ia orang baik karena ia melindungi krystal putih, soal kertas mantra ku akan aku buat lagi jika kita sampai di kota malam nanti" ujar Yin.
"mantra jaring pelindung akan hilang dalam tiga hari. Kau yakin dia akan tetap baik-baik saja setelah itu?" tanya Jing-Jing.
"ia akan sadar setelah tiga hari menurut ku dia akan baik-baik saja karena tabib yang mengobatinya adalah tabib nomer satu dari Klan Iblis" ujar Yin.
"Tapi Yin, saat kau meninggalkan ku di jaring pelindung tadi aku melihat banyak orang-orang dari Klan Siluman yang sepertinya mereka mencari pria ini. Kalau misalkan mereka menemukan dia di sini itu bisa bahaya" ujar Jing-Jing.
"dia akan baik-baik saja karena tidak ada yang bisa menembus jaring pelindung ku kecuali menggunakan darah ku" ujar Yin.
"aku tahu tentang kelebihan jaring pelindung mu itu. Tapi, coba pikirkan Yin bagaimana jika mereka menemukan pria ini di sini pada hari ketiga hari dimana jaringnya terbuka pria ini belum terlalu pulih saat itu dan aku lihat dari cederah nya ini cukup serius" ujar Jing-Jing.
"benar juga, jadi apa yang harus aku lakukan? Menemani nya di sini selama tiga hari?" ucap Yin asal.
"begini saja. Kita kembali kesini setelah tiga hari" ujar Jing-Jing
"baiklah kalau begitu" balas Yin
"ayo pulang kau harus menyiapkan diri mu dengan 100 cambukan petir" ujar Jing-Jing bercanda.
"itu lelucon terngeri yang pernah aku dengar" ujar Yin
Jing-Jing tertawa kecil