Gu Ranran mengikuti Xiao Che naik tanpa banyak bicara ketika Xiao Che mengetuk sebuah pintu.
"Masuk!" Kata suara dari balik pintu.
Xiao Che mendorong pintu hingga terbuka. Ruangan di balik pintu itu terlihat sangat megah, terdapat juga sebuah teras yang menghadap ke luar. Di sana berdiri seseorang bertubuh tinggi dengan pakaian hitam. Dalam ruangan semegah ini, sosok tersebut tampak seperti seorang raja.
Xiao Che membungkukkan badan ke arah sosok tersebut untuk memberikan hormat. "Tuan Quan, Nona Gu Ranran telah tiba."
Sosok yang dipanggil Tuan Quan itu hanya diam. Tidak ada ekspresi dari wajah tampannya. Dia memegang segelas anggur merah dengan satu tangan, dan tangan yang lain dimasukkan ke dalam saku celana.
Gu Ranran kemudian berlari sampai menemukan sebuah gerbang yang sangat besar. Gerbang itu memiliki hiasan bunga dari besi dan sebuah kunci dengan sidik jari. Gu Ranran merasa kalau dia tak akan bisa membukanya, maka dia memanggil seorang pelayan yang sedang bekerja di dekatnya.
"Permisi, Bibi.."
Pelayan itu menatapnya dengan heran.
Gu Ranran yang merasa membutuhkan pertolongan merubah nada suaranya menjadi agak memohon, "Kakak, bisakah kau membantuku membuka pintu ini?"
Pelayan itu hanya diam dan semakin terlihat keheranan. "Nona Gu, Anda bisa membuka kunci itu dengan sidik jari Anda. Saat ini jari saya penuh dengan lumpur, jadi saya tidak bisa membantu Anda."
Kini giliran Gu Ranran yang terdiam.
"Tuan Quan sangat baik kepada Anda, mengapa Anda malah pergi dan membuatnya tidak bahagia? Ketika Anda tidak mematuhinya, kamilah yang menerima hukuman.
Gu Ranran tidak menjawab. Dia kesal karena pelayan ini tidak membantunya membuka pintu, tetapi malah menceramahinya.
Gu Ranran berbalik kemudian berhenti. Ini merupakan kesempatannya untuk pergi, "Sialan!"
Kini dia harus berhadapan dengan gerbang dengan kunci yang tidak dia ketahui. Gu Ranran memberanikan diri untuk membuka kunci itu dengan sidik jarinya, dia menempelkan jari telunjuknya pada kunci, kemudian terdengar suara kunci terbuka.
Mata Gu Ranran bersinar, WOW ada sidik jariku di kunci ini!
Sementara dari teras lantai tiga, lelaki itu melihat Gu Ranran pergi setelah membuka gerbang dengan hiasan bunga dari besi. Lelaki itu menutup matanya, kini hatinya terasa sakit. Dia benar-benar pergi.
Dengan rasa sakit di dada, dia membuka matanya. Cahaya matahari bersinar menembus sela-sela dinding. "Pergi dan ikuti dia, ambil uang dan lakukan apa yang harus kau lakukan." Kata Tuan Quan kepada Xiao Che.
"Baik, Tuan Quan." Xiao Che mengangguk. Dia tahu bahwa Tuan Quan merupakan seseorang yang bijaksana.
Dari luar gerbang, Gu Ranran menoleh ke belakang untuk melihat bangunan yang dia tinggalkan. Terdapat papan yang tergantung di pilar marmer pintu gerbang itu. Tulisannya adalah "Bangunan Crystal Lijing 88".
Gu Ranran semakin kebingungan. Dia merasa familier dengan nama itu, sepertinya dia pernah mendengarnya sebelumnya. Ya, nama Tuan Quan, Xiao Che, dan kunci gerbang dengan sidik jarinya.
Tiba-tiba seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas yang terlihat cukup bagus datang ke arahnya, pria itu tersenyum sambil bertanya, "Nona Gu, apakah Anda hendak pergi?"
Gu Ranran tidak menjawab tetapi malah bertanya. "Paman, siapa nama keluarga tuanmu?"
Dengan ekspresi sedikit terkejut, pria itu tak bisa menahan diri untuk menjawab, "Quan Mohen."
Gu Ranran terdiam cukup lama. Dahinya mengeluarkan keringat dingin. Dia menatap pria paruh baya itu dengan agak bingung. "Paman, jika aku tidak salah ingat, namamu adalah Bin Quan, pengurus rumah ini."
Pria paruh baya itu tampak terharu, "Nona Gu, akhirnya Anda ingat dengan saya."
Gu Ranran tak yakin apakah semuanya adalah sebuah kebetulan, atau apakah dia benar-benar sedang berada dalam novel yang dia tulis?