Gu Ranran hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Lepaskan aku!" Gu Ranran membentak sembari menggigit tangan pria itu.
Pria itu kemudian bangkit dari tempat tidur. Dia merogoh saku pakaiannya, lalu meletakkan sebuah kartu ATM di atas meja samping tempat tidur. "Ini adalah sepuluh juta yang kamu inginkan. Kata sandinya adalah hari ulang tahunmu."
Gu Ranran kembali terdiam
Sepuluh juta? Apa yang sebenarnya dia inginkan? Gu Ranran merasa seperti berada dalam mimpi.
Pria itu mengenakan pakaiannya, lalu berjalan ke pintu. Namun tiba-tiba dia berhenti dan menoleh ke arah Gu Ranran sambil bertanya, "Kau ingat namamu?"
Brak! Suara pintu yang dibanting menutup mengguncang lampu kristal. Gu Ranran ketakutan. Menurutnya sikap pria itu sangatlah buruk.
Gu Ranran masih di tempat tidur mencari tas miliknya. Dia mengira tas itu jatuh di bar, sebab tidak mungkin pria itu mencurinya, dan sebagian besar isi tas itu pun tidak berharga. Dia harus kembali ke Bar Yuanse untuk mendapatkan tasnya kembali.
Gu Ranran pun bergegas meninggalkan kamar. Namun hal yang lebih mengejutkan muncul dari balik pintu yang telah dia buka.
Gu Ranran seakan sedang berada di sebuah istana, seluruh temboknya dilapisi emas dan perak. Pemandangan ini mengingatkannya pada sebuah buku dongeng di masa kecilnya.
Ruangan itu sangatlah besar. Di sudutnya terdapat tangga dengan pagar bergaya eropa yang dicat dengan bubuk emas. Lantainya yang terbuat dari marmer memantulkan bayangan Gu Ranran dari bawah.
Dibanding tempat tinggal seseorang, ruangan ini lebih menyerupai aula kesenian. Di tengah aula itu, berdiri seorang pria yang mengenakan jas putih tipis. Penampilannya terlihat sangat romantis.
Pria itu menyeringai ketika melihat Gu Ranran, matanya bengkok seperti bulan sabit.
"Nona Gu." Dia menyambutnya dengan sopan.
Gu Ranran kembali tertegun, dia semakin merasa heran. Bagaimana bisa semua orang mengenalnya. Sedangkan dia tak mengingat apa-apa.
"Halo, Tuan." Gu Ranran tersenyum sopan, "Boleh saya tahu nama keluarga Anda?"
Pandangan pria itu kosong, ia hanya sekilas melihat ke arah Gu Ranran seakan Gu Ranran sedang berbicara sendiri.
Sambil tersenyum dia menjawab, "Nona Gu, nama saya Xiao Che. "
Xiao Che? Entah mengapa nama ini sangat familiar bagi Gu Ranran.
Gu Ranran tak banyak berpikir lalu bertanya, "Halo tuan Xiao, dimanakah saya saat ini?"
Xiao Che terdiam, dia menahan tawa dan berkata, "Nona Gu, apakah ingatanmu telah kembali?"
Gu Ranran kembali terdiam. Apakah dia benar-benar kehilangan ingatannya, atau sudah kehilangan akal sehatnya? "Aku ingat, tapi..."
Pria itu tampak tak memiliki niat jahat, dia memperhatikan Gu Ranran lalu menuruni tangga. "Nona Gu, Anda memiliki ingatan yang bagus. Anda pasti mencari-cari ingatan tentang hubungan Anda dengan Tuan Quan."
Tuan Quan? apakah yang ia maksud adalah pria yang melemparkan sejumlah besar uang padanya? Dan dia memanggilnya tuan, padahal masih terlihat muda. Padahal teman-temannya yang sepantaran dengan dia tak ada yang dipanggil tuan. Gu Ranran merasa pria itu merupakan seseorang yang terpandang. Dimana dia?
Gu Ranran mengikuti Xiao Che ke lantai bawah. Ada banyak pembantu di sana, mereka mengenakan seragam yang rapi dan membersihkan rumah itu setiap hari. Mereka menyapa Gu Ranran ketika melihatnya, tapi Gu Ranran hanya diam seakan tidak mendengar mereka. Kemudian mereka kembali melakukan pekerjaan mereka masing-masing.