Esok aku akan berangkat ke Bandung untuk menemui Ryan karena pada saat itu, aku mendapat kabar bahwa keluarga Ryan tiba di Bandung soreitu.
Sesampai di Bandung, aku langsung menuju ke rumah Ryan yang baru, dan saat itu aku bertemu dengan ibu Ryan.
"Sore tante... Ryan-nya ada? Aku Rindu." Tanya ku.
lbu Ryan sontak kaget dengan kehadiranku yang tiba-tiba itu. Aku mendapat kabar dari teman Ryan, kalau Ryan sudah ada di Bandung.
"Ohh.. ada peri kecil Ryan toh, jauh loh jarak Kebumen dan Bandung." Basa basi Ibu Ryan.
"Hehe... iya tante, Habis Ryan gak ada kabar 2 tahun ini." Ujarku tersenyum kecil.
"Kamu tau darimana tante disini?" Tanya ibu Ryan kepadaku. "Dari teman Ryan yang ada di Bandung tante." Jawabku.
"Tante, Ryan-nya ada? Ada yang ingin aku omongin sama Ryan." Tambahku.
Ibu Ryan hanya tersenyum lebar dan merangkulku untuk menemui Ryan.
"Ryannya sedang istirahat nak, yuk... kalau kamu sudah rindu." Ujar ibu Ryan mengajakku kesebuah makam yang ada di dekat komplek rumahnya.
"Ryan sedang ziarah yah tante?" Tanyaku bingung.
Ibu Ryan hanya tersenyum dengan air mata yang tiba-tiba muncul dari kelopak matanya.
"Maafin tante yah Adel, Ryan sedang beristrahat disini, di makam ini." Kata ibu Ryan.
"Maksut tante apa,? Adel tidak mengerti." Aku heran, apa yang sebenarnya sedang terjadi. tentang makam ini? tentang surat kuno yang diberikan Ryan untukku? tentang hilangnyaRyan 2 tahun lalu?.
Semua pertanyaan lengkap berada dikepalaku.
"Begini nak, 2 tahun lalu. Ryan berpamitan kepadamu untuk pindah sekolah di Singapura, saat itulah Ryan menderita kanker otak stadium
4. Dia ke luar negeri bukan untuk melanjutkan pendidikannya, melainkan untuk berobat. tetapi Tuhan mempunyal cara lain untuk membahagiakan Ryan. Ryan meninggal disana. Keesokannya jasad Ryan dikirim ke sini." Ucap ibu Ryan menjelaskan kepadaku dengan nadatersedu-sedu.
Hancur sudah harapanku, air mata kebahagiaan yang tadinya kurencanakan, kini menjadi air mata penyesalan yang ingin sekali ku buang.
"Sebenarnya yang mengrimkan surat pada ulang tahunmu kemarin itu tante. Ryan menitipkan surat itu kepada tante sebulan sebelum ulang tahunmu yang ke20. Mungkin nak Adel heran, kenapa surat Ryan terlhat kuno. Karena itu lembaran kertas yang sudah ditimbun oleh Ryan sebelum berangkat ke Singapura. Selama ini tante dan sekelurga di Singapura hanya menjalankan amanah Almarhum. Alasan tante sekarang pindah kerumah baru. Agar nak Adel tidak tahu kalau kita sekeluarga telah kembali. sebenarnya tante sudah lama ingin membertahukan hal ini kepadamu nak, tapi semua ini kenginan Ryan. Ryan menyembunyikan penyakitnya karena dia tidak mau kamu sedih melihat Ryan yang sedang menunggu hari kematiannya. Ryan hanya ingin melihat senyummu di sisa hidupnya, walau hanya harapan kosong yang dia berikan kepadamu." Ucap ibuRyan.
Tidak akan ada lagi senjakuyangdulu.Sudah memakanwaktuberbulan-bulan.Berpuluh-puluh senja kulewatisendiri.
Dan hari ini, adalah kali pertama aku membencisenja.
Mungkin suatu saat akan kubuatsuatunegara.Akan kunamakan negara itu dengannamamu,
agar kau selaku dlingat sebagaisatu yang terbaik dlimukabumi.
Akan kubuat bendera tu dari kain bajummu, Agar kau selaku bisa melihat sena tanpa harus berbaning dibawahsana.
Hanya untukmengingatmu.
Maaf.
Aku tidak ada untuk menyemangatimu. Maaf...
Aku tidak hadir dalam acara pemakamanmu Maaf...
Aku tidak memelukmu disaat kau menghembuskan nafas terakhir. Salam Aku
Yang akan selalu mengingatmu.