PROLOG - BUMI 2200 Masehi.
Bumi mengalami krisis sumber daya. Minyak bumi, dan aneka pertambangan mineral hampir habis di eksplorasi oleh perusahaan besar. Hutan-hutan telah habis ditebang, baik digunakan kayunya maupun dipergunakan tanahnya sebagai perkebunan-perkebunan raksasa. Hampir semua jenis binatang eksotis yang hidup di daratan telah punah, kecuali binatang yang bisa dimakan dagingnya, seperti sapi dan kambing.
Iklim di sebagian besar wilayah bumi menjadi rusak. Kekeringan, angin panas, banjir besar, wabah penyakit melanda seluruh wilayah di bumi. Satu-satunya pelindung kehidupan manusia hanyalah energi dan makanan.
Tetapi energi harganya menjadi sangat mahal begitu juga dengan makanan. Makanan bahkan harganya menjadi lebih mahal daripada energi. Uang menjadi tidak berarti, harga saham-saham perusahaan besar di seluruh dunia jatuh. Saham menjadi lembaran kertas yang tidak berharga.
Emas, Perak dan tembaga serta batu berharga menjadi standar uang yang berlaku di seluruh dunia sebagai pengganti uang kertas yang telah menjadi tak berharga. Tetapi emas dan batu berharga jumlahnya terbatas. Banyak negara menjadi bangkrut dan jatuh miskin, penduduknya banyak yang mati karena kelaparan.
Karena emas dan batu berharga menjadi satu-satunya uang yang diakui dunia, maka bahan pertambangan emas dan batu berharga menjadi rebutan, bukan saja antar negara ataupun antara wilayah, tetapi juga antara penduduk lokal dengan pemerintahnya. Sejak saat itu, terjadi perang yang terus menerus antar wilayah di sebagian wilayah di seluruh dunia.
Satu-satunya persediaan makanan yang tersedia yang bisa di harapkan untuk memberi makanan bagi penduduk bumi hanyalah samudera lautan yang luas. Di samudera lautan juga di temukan sumber energi mineral yang baru.
Lalu krisis berlanjut melanda seluruh dunia. Negara-negara yang memiliki kekuatan militer terbesar, dengan kekuatan armada tempurnya, mencaplok wilayah lautan yang luas. Mereka saling berebutan untuk memperebutkan sumber daya.
Perang Dunia ke-3 Pecah. Nuklir di pergunakan sebagai senjata pamungkas. Akibatnya sungguh mengerikan. Lebih dari 30 Milyar penduduk bumi mati, lebih dari 70 persen wilayah daratan di bumi tidak bisa di pergunakan karena tercemar radiasi nuklir. Semua negara-negara di dunia musnah. Hampir semua pengetahuan musnah. Peradaban dan teknologi tinggi, universitas, sekolah, perpustakaan, ilmuwan, guru, hampir semuanya musnah.
Peradaban di bumi mundur hingga jauh ke belakang, teknologi menjadi jauh lebih sederhana tetapi menjadi sangat efisien. Penduduk bumi yang tersisa kemudian membentuk pemerintahan kota. Luas wilayahnya sangat kecil, hanya berkisar antara 1.000 hingga 40.000 Km persegi, dengan jumlah penduduk antara 200.000 hingga dua juta jiwa.
TIGA RATUS TAHUN KEMUDIAN.
Kota Sin adalah kota yang terbesar dari Area D. Kota ini menjadi besar dan terkenal hingga ke ujung benua karena kehebatan para penjelajahnya. Para penjelajah adalah mereka yang meneliti keberadaan reruntuhan kota kuno yang terdapat di seluruh dunia. Lalu mengeksplorasinya dan dari reruntuhan kota kuno itu, mereka mendapatkan harta dan barang berharga yang melimpah, seperti emas permata, buku-buku pengetahuan, persenjataan ringan dan berat, bom, alat transportasi dan teknologi tinggi lainnya.
Salah satu grup penjelajah yang terkenal adalah Elang Putih. Mereka selalu berhasil membawa harta yang menakjubkan dari reruntuhan kota kuno. Dan kini mereka membawa harta berupa persenjataan berat yang mampu meruntuhkan pertahanan kota dalam waktu yang singkat. Harta berharga itu di pamerkan di Balai Lelang Kota Sin, dan di umumkan ke seluruh penjuru wilayah.
Banyak wakil dari kota-kota lain, yang bahkan berasal dari Area Lain datang ke Kota Sin. Mereka menginap selama beberapa hari. Salah satu penginapan yang terletak dekat Balai Lelang Kota Sin adalah Penginapan Royal Sin.
Semenjak Balai Lelang Kota Sin menjadi terkenal, maka penginapan Royal Sin menjadi ikut terkenal dan menjadi besar. Penginapan ini bukan saja menjadi tujuan para pendatang yang berasal dari luar kota, tetapi juga merupakan penginapan wajib bagi para keluarga Penguasa Kota Sin dan juga para penjelajah.
Ryan adalah anak laki-laki berusia 15 tahun, putera dari pemilik Penginapan Royal Sin. Ia banyak mendengar cerita dari para penjelajah mengenai serunya berpetualang ke reruntuhan Kota Kuno. Bagi yang berhasil, para penjelajah menjadi sangat kaya, terkenal dan di hormati.
Sebagai anak yang dianggap sudah berusia dewasa, ia dipekerjakan oleh ibunya sebagai pelayan di penginapannya sendiri, untuk sebuah pengajaran agar menjadi tahu dan berpengalaman dalam meneruskan usaha penginapannya.
"Ryan, antarkan makanan ini ke meja no. 10, 11 dan no. 12 di lantai tiga. "
" Iya, maaa ... ".
Lantai tiga adalah ruangan VIP, saat ini khusus disewa oleh grup penjelajah Elang Putih. Ryan menaiki tangga menuju lantai tiga ke meja no. 10, 11 dan 12. Ia membawa nampan besar berisi berbagai makanan berupa daging laut, minuman, sayur sayuran maupun buah-buahan asli.
Di masa ini, harga sayuran dan buah-buahan asli jauh lebih mahal dari pada harga daging dalam berat yang sama. Kedua makanan ini digolongkan ke dalam makanan mewah. Di namakan sayuran dan buah-buahan asli karena ada sayuran dan buah-buahan sintesis.
"Kali ini kita sangat beruntung. Reruntuhan yang berhasil kita eksplorasi adalah Pusat Komando Riset Militer. Pemimpin kita sangat gembira, karena di sana banyak ditemukan teknologi canggih dari zaman kuno".
"Ya, walau begitu banyak juga peralatan yang tidak bisa dipakai. Para peneliti kita tidak bisa memperbaikinya. Teknologi kuno terlalu maju dan sangat susah di mengerti".
Dua orang anggota Elang Putih bercakap-cakap tanpa takut percakapan mereka di curi dengar oleh orang lain. Mereka adalah Gray Wakil Kanan Elang Putih dan White yang merupakan kaptennya. Ketika melihat Ryan, mereka kemudian melambaikan tangannya.
"Hei, nak kemari".
Para penjelajah Elang Putih sangat akrab dengan Ryan. Karena, ayahnya Ryan adalah sahabat lama pemimpin Elang Putih. Karena itu, para penjelajah menganggap Ryan sudah seperti bagian dari keluarga mereka. Kadang, mereka menceritakan petualangannya kepada Ryan. Banyak bahaya mereka lewati bersama. Hasilnya adalah tidak mengecewakan. Mereka menemukan harta dan menjadi kaya karenanya. Ryan yang mendengar cerita mereka menjadi takjub. Diam-diam, dalam hatinya timbul keinginan untuk menjadi penjelajah seperti mereka.
Sambil meletakan nampan berisi makanan, Ryan menoleh memandang mereka dengan malas-malasan.
"Ada apa paman ?".
"Aku membawakan sesuatu untukmu ".
Gray membuka kotak penyimpannya, lalu mengeluarkan bola kecil berdiameter 15 cm berwarna putih bening. Di dalam bola kristal itu berpendar cahaya samar-samar seperti butiran salju yang jatuh ke tanah.
Melihat hal itu, sambil meringis kesal Ryan berkata kepada Gray. "Paman, aku sudah besar. Lagi pula aku laki-laki tidak main bola salju itu."
Gray tertawa geli. Lalu menjelaskan dengan sabar kepada Ryan.
"Bola kristal ini kami temukan di reruntuhan kuno yang kami duga tempat dulunya adalah Pusat Riset Komando Militer. Bola kristal ini bukan bola sembarangan. Ia tahan pecah, kami mengetesnya berkali-kali, dibakar, di jatuhkan, di pukul berkali-kali, di gergaji, bola itu tidak bergaret sama sekali. Karena pemimpin hanya menganggapnya sebagai mainan maka aku diizinkan untuk membawanya. Bukankah adik perempuanmu ulang tahun beberapa hari lagi ?".
Wajah Ryan yang awalnya meringis menjadi berseri-seri mendengar perkataan Gray. "Paman, apakah maksudmu ini aku berikan sebagai hadiah ulang tahun dariku untuk adikku ?".
Gray tersenyum melihat wajah sumringah Ryan. Ia mengangguk.
"Terima kasih paman".
Ryan mengambil bola putih kristal itu dan segera turun ke lantai satu. Ia bermaksud keluar mencari kotak pembungkus hadiah.
Di Lantai satu, orang-orang santai sambil menyantap makanan. Suasana yang santai dan penuh gelak tawa tiba-tiba di kejutkan oleh bunyi sirene tanda bahaya. Suara sirene peringatan ini berbunyi ke seluruh penjuru kota.
"Peringatan ... Peringatan ... Bajak Perahu Terbang menerobos kota. Para penduduk bersiap-siap ... "
Bajak Perahu Terbang adalah sebutan untuk para perampok kota. Di namakan Bajak Perahu Terbang karena dalam merampok kota, mereka menggunakan ratusan perahu terbang. Tujuan utama mereka adalah merampok penemuan harta peninggalan dari reruntuhan kota kuno. Sedangkan tujuan keduanya adalah merampok makanan dan harta berharga milik kota dan menculik anak-anak dan para pemuda untuk di jadikan budak ataupun prajurit.
" Tettttt .... tettttt ..... Boommm .... "
Tembakan peluru dan bom saling berbalasan bergema di seluruh penjuru kota.
Di atas langit kota, ratusan perahu terbang memenuhi langit. Pertahanan udara kota segera menembaki semua perahu terbang yang ada. Tetapi jumlah pos-pos komando pertahanan udara tidak sesuai dengan banyaknya perahu terbang yang berseliweran di udara. Pertahanan udara kota segera di hancurkan oleh bom-bom api yang membakar pos-pos komando pertahanan udara.
Dari puluhan perahu terbang yang mendarat, muncul ribuan pasukan bajak terbang. Mereka segera menyerbu Balai Lelang Kota Sin dan Penginapan Royal Sin tempat para penjelajah Elang Putih berkumpul. Rupanya, tujuan utama kali adalah merampok hasil penemuan penjelajah Elang Putih.
Gray, White dan penjelajah Elang Putih lainnya segera turun dari lantai tiga. Mereka menembaki para perampok bajak terbang dengan senapan mesin berat. Senjata kelas berat ini adalah harta berharga milik Elang Putih hasil penemuan dari reruntuhan Pusat Riset Komando Militer kuno. Harta berharga ini awalnya mau di jual di Balai Lelang Kota Sin.
Gray yang telah berada di lantai satu segera berlari keluar menuju halaman luar. Wajahnya tampak cemas. Ia menengok ke kiri kanan mencari Ryan. Dari kejauhan ia melihat Ryan
"Ryan kembali, ke tempat perlindungan .... "
Dengan teriakan cemas, Gray memanggil Ryan untuk segera kembali dan berlindung ke tempat perlindungan bawah tanah. Sambil berteriak ke Ryan, ia mengarahkan persenjataan beratnya ke arah kelompok perampok.
" Tettttt .... teeettttt ..... "
Sekali persenjataan berat di picu, puluhan perampok dan beberapa perahu terbang yang terpakir di jalanan hancur berantakan. Ledakan keras terdengar di mana-mana.
Ryan yang saat itu berada di luar halaman kebingungan melihat peperangan yang terjadi tiba-tiba. Rentetan tembakan dan ledakan bom terjadi di sekelilingnya. Sayup-sayup ia mendengar teriakan Gray. Kepalanya kemudian menoleh ke belakang. Tubuhnya yang awalnya kaku tidak bisa bergerak mulai kembali tenang. Saat itulah ia berbalik badan hendak berlari menuju ke tempat perlindungan.
Baru saja kakinya hendak melangkah, sebuah ledakan keras terdengar dekat dirinya. Ia terlontar ke belakang sejauh sepuluh meter. Darah mengucur dari seluruh tubuhnya. Matanya menjadi gelap dan ia kemudian pingsan.
*****
Huk .. hukk .. hukk .. ( batuk ... batuk ... )
Ryan terbangun dari mimpi buruk. Lalu ia duduk dari tempat tidurnya dan melihat sekelilingnya. Di kamar yang hanya dipenuhi cahaya remang-remang, penglihatannya tak begitu jelas. Ia sekali lagi melihat dengan lebih seksama ruangan sekelilingnya.
Batuknya yang sedikit keras, membuat gadis pelayan yang berada tak jauh dari tempatnya bergerak mendekatinya.
"Tuan muda, saya di pesan oleh tuan majikan bila anda sudah bangun, agar anda segera meminum obat ini".
Ryan yang masih bingung dengan keadaan sekitarnya yang terasa asing segera meminum obat yang diberikan oleh gadis pelayan itu. Ajaib, begitu obat diminum, sepuluh menit kemudian tubuhnya terasa segar. Vitalitasnya segera bangkit dan ingatannya menjadi pulih.
"Kamu siapa ?".
Ryan memandang gadis muda itu dengan bingung. Dengan pakaian yang dikenakannya dan raut wajahnya yang sedikit berbeda dari gadis yang sering dilihat di tempatnya, gadis itu terasa seperti orang asing.
Gadis itu tersenyum dan mengangguk hormat.
" Tuan muda, tuan kecil menemukan anda tergeletak pingsan di pinggiran sungai. Lalu meminta kami untuk membawanya pulang ke rumah. Tuan majikan menyuruh kami untuk merawat anda".
Ryan mengangguk mengerti.
Peristiwa ledakan bom yang melemparkan dirinya masih terbayang dengan jelas. Hanya saja ia menjadi bingung mendengar keterangan gadis pelayan itu. Di dekat tempat tinggalnya, tak ada sungai. Bagaimana bisa ia jatuh tergeletak dekat sungai ? .
Pandangannya berangsur-angsur menjadi jelas. Sekali lagi dia menjelajah ruangan itu. Tempat tidurnya terbuat dari kayu dengan kasur yang dilapisi dari kulit binatang. Dinding kamarnya terbuat dari batu alam berwarna gelap.
Ruangan tempatnya beristirahat terasa asing karena baru pertama kali ia melihatnya. Ryan segera menyadari bahwa tempat ini bukanlah ruangan perlindungan tempatnya dulu.
"Di mana ini ?".
Ryan bertanya dengan nada bingung. Gadis pelayan itu menjawabnya.
"Ini adalah rumah Tuan Han. "
"Tuan Han, siapa dia ?".
Dengan menggelengkan kepalanya karena merasa heran, gadis pelayan itu menjawabnya. "Tuan Han adalah seorang master pil pengobatan yang sangat terkenal. Maafkan kami tuan muda, kami di larang bercakap-cakap dengan tamu".
Setelah menjawabnya dengan singkat, gadis pelayan itu segera pergi meninggalkan Ryan.
Sepeninggal gadis pelayan itu, kening Ryan berkedut keras. Ia menjadi bertambah bingung. Master pil pengobatan itu apa ?. Apakah itu maksudnya seorang dokter ?.
Tiba-tiba Ryan menyadari bahwa gadis pelayan itu bercakap-cakap dengan memakai bahasa asing. Hal yang lebih membuatnya linglung adalah, mengapa ia memahami bahasa tersebut, bahkan ia juga bisa bercakap-cakap menggunakan bahasa asing tersebut ? .
Di ruangan lain, seorang pria paruh baya berusia sekitar 40 tahun duduk di kursi utama. Di depannya, seorang gadis pelayan dengan membungkuk memberi hormat melaporkan semua hal yang terjadi di kamar tempat di mana Ryan terbangun dari pingsannya.
"Jadi anak itu sudah sadar ? ".
Pria paruh baya itu menggumam dengan kata-kata yang tidak jelas. Dalam pandangannya, anak itu terlihat seperti orang asing, mungkin dari kerajaan atau benua lain. Dia terlihat sedikit kuatir mengenai keadaan anak itu. Bila anak itu dari latar belakang yang kuat, dia kuatir bila tidak memperlakukannya dengan baik, dia akan mendapat masalah.
"Panggil anak itu kemari ".
"Ya, tuan ".
Pria paruh baya itu memberikan perintah kepada gadis pelayannya. Dia ingin bercakap-cakap dengan Ryan untuk mendapatkan penjelasan siapa dirinya, darimana dia berasal dan apa yang terjadi pada dirinya, mengapa bisa tergeletak di pinggir sungai ?.
Pria paruh bayah itu adalah Tuan Han. Ia seorang master pil pengobatan yang terkenal. Di kerajaan Rin yang kecil , identitas master pil adalah papan nama emas. Oleh karena itu, Paviliun Obat Emas selalu menjadi rujukan kaum bangsawan ataupun rakyat jelata untuk berobat.
Sementara gadis pelayan itu pergi menjemput Ryan, Tuan Han masih merenung beberapa saat. Lima belas menit kemudian, dengan di antar oleh seorang dari Paviliun Obat Emas, seorang laki-laki berotot di bawah ke ruang utama untuk menemui Tuan Han.
Di Paviliun Obat Emas terdapat lima master pil obat yang berjaga untuk mengobati pasien, jadi Tuan Han tidak mesti berada di sana. Hanya untuk kasus-kasus penyakit tertentu yang sangat sulit untuk di obati, maka pasien itu akan di tangani secara langsung oleh Tuan Han. Atau jika seorang pasien lebih memilih Tuan Han untuk menangani secara langsung penyakitnya. Tentu saja orang itu harus membayar biaya yang lebih mahal.
Seperti laki-laki kekar berotot itu. Dia lebih percaya kepada kemampuan Tuan Han daripada master pil lainnya. Kondisinya terlihat tidak baik. Wajahnya sangat pucat, kulitnya berwarna kehijau-hijauan, dan ia batuk tanpa henti. Dari penglihatan sekilas, jelas laki-laki itu terkena racun yang mematikan.
Pada saat yang bersamaan, dengan di antar oleh gadis pelayan, Ryan juga tiba di ruang utama. Karena seorang pasien kritis telah datang di antar oleh petugasnya, maka untuk sementara Tuan Han mengabaikan kedatangan Ryan.
Dia lebih berkonsentrasi untuk memeriksa pasiennya. Dengan memegang nadinya, Tuan Han menembakan energi spritualnya untuk menyelusuri penyakit yang di derita laki-laki itu.. Dia mengernyit dahinya sedikit, lalu berkata kepadanya.
"Anda memiliki keberanian untuk memasuki Hutan Larangan Tanpa Batas. Entah keberuntungan apa, kamu masih bisa bertahan hidup . Anda terkena racun Ular Awan Tujuh Warna. "
Laki-laki itu tersenyum pahit mendengar kata-kata Tuan Han. Walau begitu, wajahnya di liputi kekaguman mendengar diagnosis yang tepat dari Tuan Han. Ia berkata dengan nada yang pelan.
"Tuan Han memang seorang yang ahli, bisa mengetahui penyakit saya tanpa saya jelaskan terlebih dahulu. Hutan Larangan Tanpa Batas itu, terpaksa saya masuki. Karena saya tidak punya pilihan lain, selain bekerja sebagai pemburu hewan mistis tingkat 1. Itu adalah pekerjaan saya untuk menyambung hidup keluarga. Siapa yang bisa mengira bila kami bertemu dengan hewan mistis tingkat 2 ?."
Sambil menghela nafas berat, laki-laki kekar itu melanjutkan kata-katanya.
"Tetapi kelima teman saya tidak beruntung, mereka meninggal di tempat. Saya beruntung bisa lari menyelamatkan diri ".
Ular Awan Tujuh Warna adalah binatang mistis tingkat kedua, kekuatannya sangat mengerikan. Laki-laki yang tampak berotot itu hanya berada pada Ranah Hitam 6, kemungkinan rekan-rekannya juga berada pada ranah yang sama. Jadi bagaimana mereka bisa menjadi cocok melawannya ?.
Tuan Han mengangguk. "Racun itu memang sangat sulit untuk di tangani. Tetapi Paviliun Obat Emas ini memiliki solusinya. Anda harus tahu, ini adalah racun tingkat tinggi, jadi harganya tidak rendah".
Laki-laki kekar berotot itu mengangguk. "Jangan kuatir Tuan Han. Saya memiliki uang hasil jerih payah selama bertahun-tahun. Semua biaya akan di bayar lunas".
Setelah mendengar ini, Tuan Han menuliskan resep kepada petugas yang membawanya. Sambil menuliskan resep, dia berkata kepada pasiennya.
"Obat ini terdiri dari tiga jenis. Pertama adalah obat untuk mendetokfikasi racun itu. Minum sehari sekali selama seminggu. Yang kedua adalah obat untuk memulihkan kekuatan fisik tubuh. Minum juga sehari sekali selama seminggu. Dan yang terakhir adalah salep untuk memulihkan kulit dan daging bekas luka racun itu.
Setelah Tuan Han selesai menuliskan resep, petugas itu hendak membawa keluar pasien menuju ke Paviliun Obat Emas. Tetapi sebelum petugas itu pergi, tiba-tiba terdengar suara untuk menghentikannya.
"Tunggu. Paman Han, diagnosis itu tidak benar. Obat itu justru akan membunuhnya".
Ryan yang sedari tadi menunggu, mendengarkan Tuan Han berbicara mengenai racun yang di idap oleh laki-laki kekar itu. Tiba-tiba saja tanpa daya, tanpa dia kehendaki, dari mulutnya keluar kata-kata.
Petugas yang hendak membawa pasien, berdiri mematung. Petugas itu tidak mengenal Ryan, tetapi dari nada bicara Ryan kepada Tuan Han, petugas itu berpikir mungkin anak remaja itu memiliki hubungan yang dekat dengan Tuan Han. Karena itu dia tidak berani menanggung resiko, petugas itu lalu menoleh ke Tuan Han untuk menunggu instruksi lebih lanjut.
Tuan Han yang mendengar perkataan Ryan juga mengernyitkan dahi. Dia merasa bahwa Ryan tidak sopan menyela pengobatan dia dengan pasiennya. Tetapi sebagai seorang master pil obat yang berpengalaman, dia mengetahui bahwa dunia ini sangat luas dengan orang-orang pandai. Tidak terkecuali anak kecil seperti Ryan. Terlebih lagi saat ini dia lagi berhati-hati terhadap Ryan karena tidak mengetahui dari mana dia berasal dan apa latar belakangnya.
Dengan senyum kecut, Tuan Han bertanya pelan kepada Ryan. "Jadi, menurutmu yang benar, dia terkena racun apa ?".
Kini semua mata memandang Ryan, menunggu jawabannya. Laki-laki kekar berotot juga tidak tahu bahwa situasi menjadi seperti ini. Dia menjadi cemas antara menatap Tuan Han dan anak kecil itu. Hatinya sedikit menangis. Ini menyangkut nyawa saya, jadi mohon jangan mempermainkan saya sebagai kelinci percobaan.
Setelah suasana hening beberpa saat, laki-laki kekar berotot itu menjadi kesal. "Dengar nak, kelima rekanku kehilangan nyawanya karena taringnya. Aku sendiri hampir tidak bisa kembali hidup-hidup. Jangan bilang bahwa aku salah mengidentifikasinya".
Ryan yang menyadari situasinya menjadi gelagapan. Dia ingin menutup mulutnya dengan tangannya, tetapi dia tiba-tiba sadar. Bila dia tidak bisa menjawab pertanyaan ini dengan benar, apa yang akan terjadi padanya?. Bukankah dia akan di kuliti hidup-hidup oleh Tuan Han ?.
"Apa yang anda lihat bukanlah apa yang seperti anda bayangkan. Racun yang mengalir di darahmu adalah bukan dari ular awan tujuh warna. Tetapi sebaliknya itu dari ular mahkota tujuh warna".
Laki-laki kekar berotot itu terdiam. Begitu juga dengan Tuan Han yang menjadi heran. Karena Tuan Han belum pernah mendengar hewan mistis tersebut, dia ingin menyimak lebih dalam untuk mendengar penjelasan dari Ryan.
"Sebenarnya ular mahkota tujuh warna merupakan mutasi dari ular awan tujuh warna. Perbedaan bentuk fisik maupun pola-pola warna kulit antara kedua ular itu mirip, hanya saja dari kepala ular itu terdapat pola mahkota yang tercetak tidak jelas. Perbedaan lainnya adalah mengenai auranya. Walau perbedaan aura racunnya hanya samar-samar. Bila aura racun dari ular awan tujuh warna terasa jahat, sebaliknya ular mahkota tujuh warna aura racunnya tidak terlalu jahat. Perbedaan lainnya yang sangat mendasar adalah atribut racunnya. Atribut racun awan tujuh warna beratribut dingin sedangkan racun mahkota tujuh warna beratribut panas. Karena itu, bila kita mendetoksifikasi racun dengan atribut racun yang salah, maka yang akan terjadi pada laki-laki itu justru sebaliknya, bukannya sembuh malah akan mati."
Tuan Han mengangguk setuju mendengar penjelasan Ryan. Bila memang yang dikatakan Ryan adalah benar maka pengobatan yang dia berikan justru akan membahayakan keselamatan pasiennya.
Yang mengherankan dirinya adalah dia sendiri sebenarnya belum pernah mendengar mengenai hewan mistis ular mahkota tujuh warna. Untuk lebih menyakinkan dirinya, dia bertanya kepada Ryan.
"Dengan atribut racun yang berbeda, mengapa gejala dan auranya racunnya terasa mirip dengan ular awan tujuh warna ?".
Ryan tersenyum kecut mendengar pertanyaan itu. Dia benar-benar merasa tidak tahu apa-apa dan ingin hal ini segera di akhiri. Beruntung, mulutnya kembali berbicara secara otomatis.
"Apa yang aneh mengenai hal itu ?. Keduanya merupakan keturunan yang sama. Gejalanya dan aura racunnya mirip walau sebenarnya tidak sama. Paman Han, coba tekan dengan satu jari dan arahkan energi spiritual paman ke pinggang paman prajurit ini".
Tuan Han mematuhi perintah itu. Ekspresi kesakitan terlihat dari wajah prajurit itu. Beberapa detik kemudian, seteguk darah berwarna hijau dimuntahkan dari mulut prajurit itu. Saat darah berhamburan ke luar, bau busuk menyebar ke sekitar mereka.
Tuan Han mengangguk. Dia merasa kagum kepada remaja yang berada di depannya ini. Beruntung diagnosisnya yang salah dikoreksi olehnya. Bila tidak, mungkin prajurit yang berada di depannya ini akan meninggal dalam perawatannya. Dan berita mengenai hal ini pasti akan cepat tersebar luas. Dia tidak tahu bagaimana prestise Paviliun Obat Emas yang susah payah di bangun kakek buyutnya, hancur di tangannya.
"Nak, keahlian kamu benar-benar mengagumkan paman. Lalu bagaimana cara untuk mengobatinya?".
Ryan tersenyum, lalu menuliskan resep dan memberikannya kepada Tuan Han. Tuan Han membaca resep itu, lalu memberi perintah kepada petugas untuk menukarkan resep itu dengan obat-obatan yang di perlukan.
Satu jam kemudian obat yang di butuhkan telah tersedia. Laki-laki kekar yang berotot itu meminum obat yang diberikan. Efek obat itu sangat cepat. Sepuluh menit kemudian dia merasa baikan. Dia berterima kasih kepada Ryan karena sudah menyelamatkan nyawanya. Seperginya laki-laki berotot itu, Tuan Han tersenyum ramah kepada Ryan. Dia menyilahkan Ryan untuk masuk ke ruangan pribadinya.
Ruangan pribadi Tuan Han seluas 10x30 meter dengan tinggi dari lantai ke langit-langit mencapai 6 meter. Di ruangan itu terdapat banyak rak buku, terutama berisi mengenai formula pil dan obat-obatan. Aroma kayu cendana yang harum semerbak tercium dari perabotan kayu yang terdapat dalam ruangan pribadi itu.
Seorang gadis pelayan datang menghidangkan secangkir teh dan senampan kue serta buah-buahan. Sambil menyeruput teh harum yang masih mengepul, Ryan memikirkan apa yang harus di katakan kepada Tuan Han.
Sebenarnya dia merasa sangat gugup dan takut, bukan saja mengenai tempat yang asing dimana dia terdampar tetapi juga atas apa yang terjadi pada dirinya. Sebaliknya yang terjadi pada Tuan Han, dia memandang kagum pada Ryan.
Sebelumnya Tuan Han ingin bertanya kepada Ryan mengenai asal usulnya, tetapi kini tidak jadi. Karena pertanyaan itu di anggap tidak sopan. Dia menjadi sangat hormat kepada Ryan. Pembicaraan bergeser kepada topik lain, seperti pengobatan dan teknik memurnikan obat. Ryan yang awalnya tinggal di kamar biasa, kini diberi sebuah paviliun kecil khusus untuk tempat tinggalnya.