"Jian ya, dia ada di sana dari tadi." jawab Abay sambil menunjuk Jian yang berdiri di jendela dengan tatapan matanya yang kosong.
" Paman apa Jian marah padaku?" tanya Nadine dengan perasaan takut.
" Kenapa Jian harus marah, dia sangat menyayangimu, cepat lah ke sana." ucap Abay menenangkan hati Nadine.
Berlahan Nadine berjalan ke arah Jian yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.
Dengan perasaan takut dan ragu, Nadine semakin dekat dengan Jian berdiri, namun Jian tak menyadari kehadiran Nadine.
" Ji." panggil Nadine dengan suara tercekat.
Mendengar suara Nadine yang begitu jelas di telinganya, dengan cepat Jian menoleh ke arah Nadine.
" Nadine?" Pekik Jian dengan sangat kaget, melihat Nadine berada di hadapannya apalagi melihat Nadine hanya dengan berpakaian piyama.
" Apa?" ucap Nadine dengan gugup melihat Jian menatapnya begitu rupa.