Chereads / cinta yang sejati / Chapter 2 - part 2

Chapter 2 - part 2

Zita mengernyitkan keningnya ketika Rizal yang datang dengan taksi. satpam yang tadi menemani Zira menunggu rizal tersenyum ramah pada Rizal.

" makasih pak udah temenin adik saya " kata Rizal sopan.

" iya sama-sama mas ".

" bang kok pake taksi? kaki Abang juga kenapa? ".

" tadi Abang kecelakaan kecil tapi Abang gak apa-apa kok ".

" syukurlah ".

" ya sudah ayo pulang ".

*****

setelah tiba di rumah Zira langsung mengganti bajunya, lalu dia mmmmmm melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh bundanya. hari ini orang tuanya belum pulang dari pekerjaannya di luar kota.

walaupun mereka mempunyai pembantu untuk makanan tetap saja yang akan memasak tuan rumah sendiri. seperti saat ini Zira yang baru pulang sekolah langsung menyiapkan makanan untuk Abang-abangnya.

dan Rizal sendiri, baru selesai mandi. dia sudah rapi dengan pakaian rumahnya. Rizal duduk di depan PS dan mulai fokus memainkan game favoritnya.

" bang " dan baru saja dia mau mulai game, adik kesayangannya malah muncul tiba-tiba.

" kenapa dek ".

" di bawah ada bang indra, Andri sama bang arif " Rizal menarik nafas berat mendengar nama sohib-sohibnya.

" hmm suruh kesini aja dek " Zira mendengar perintah abangnya dan langsung meninggalkan kamar Rizal.

Rizal menarik nafas dan mematikan PSnya, lalu dia naik keranjang dan membungkus tubuhnya dengan selimut. ketika suara pintu terdengar terbuka Rizal pura-pura batuk.

" zal Lo kenapa? " kata Andri.

" ahh gue agak lemes aja " dusta Rizal dengan suara pelan.

" Lo sakit ya? " kata Andri.

" enggak kok " ujar Rizal.

" bagus kalau Lo gak sakit kita mau ajak Lo keluar malam ini. ada Bali gak Sampek jam 12 lah " semangat andri.

" lah si tai, Rizal sakit begok " kesal Indra dan meneloyor kepala Andri.

" kan Rizal bilang kagak sakit " sanggah Andri.

" Lo punya otak gak sih " Arif ikut kesal dengan kelakuan Andri.

Rizal sendiri cuma menatap ketiga temannya. dia tengah berusaha agar tidak tertawa keras ketika melihat muka teman-temannya.

"udahlah kita gak usah turun nich malam. ehh kaki Lo gimana? " Indra menatap Rizal.

" lumayan masih nyut-nyutan " santai Rizal tanpa sadar acara pura-pura sakitnya sudah ketahuan.

" Lo kagak jadi sakit? suara lemes Lo kemana " Rizal menggigit lidahnya mendengar perkataan Arif.

" suara lemes gue permisi pulang kampung tadi " cenggir Rizal.

" anjir si kawan otak Lo kemana sih? ".

" ketinggalan di kamar mandi " santai Rizal.

ketiga temannya Rizal itu menatap dengan kesal, dan rasa kesal mereka semakin bertambah ketika Rizal cuma nyengir lebar. jadi tanpa aba-aba, mereka menjatuhkan diri keatas tubuh Rizal.

" ya Allah hamba di zolimi " teriak Rizal.

Zira yang bisa mendengar teriakkan Rizal cuma tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan acara memasaknya. Zira sudah terbiasa dengan kelakuan abangnya yang tidak jelas itu.

*******

suasana makan malam hanya ada Zira dan Rizal, karena bunda dan ayahnya yang belum pulang. Rizal memilih untuk tidak ikut teman-temannya, apalagi abangnya Ilham tidak bisa pulang karena masih ada pekerjaan. kadang kala Rizal jadi males menjadi pembisnis kalau waktu buat keluarga tidak ada, dia malah berpikir tidak usah kerja sekalian biar banyak waktu untuk keluarga.

dulu sih semasa kecilnya Rizal ingin menjadi dokter tapi entah siapa yang memukul kepalanya hingga dia nyasar di jurusan ekonomi. dan di ekonomi dia menemukan sosok perempuan yang dia pikir akan melengkapi hidupnya, tapi setelah perempuan itu mengungkapkan pendapatnya Rizal memilih mundur.

@@@